Part 19.) Hate

119K 10.7K 744
                                    

Yang pada mau komen bar-bar, waktu dan tempat dipersilahkan.

——————————————————


Scarlet memejamkan mata, berharap emosinya melebur bersamaan dengan kelopaknya yang terbuka. Tapi percuma---emosi itu tetap ada dan merajai dirinya.

Sebuah fakta terungkap. Namun Scarlet memilih untuk mengingkarinya. Menolak semua kenyataan yang telah terpampang jelas di depan mata.

"Jangan bicara yang tidak-tidak, Vanessa. Apa kau sedang berusaha memfitnah Alpha mu sendiri!?" Scarlet berusaha keras bertahan pada kepercayaannya yang kini tinggal serapuh kaca, yang mungkin akan segera hancur hanya dalam sekali sentuh.

"Aku tidak sedang memfitnah siapapun. Aku hanya mengungkapkan sejarah kelam dari Alpha Braverly pack yang melibatkan kematian Orangtuamu." Balas Vanessa tak mau kalah.

"Orangtua kita semua meninggal dalam perang besar itu, jadi hentikan omong kosongmu yang terus meracau tak jelas itu."

"Benar! Perang besar dulu memang telah merenggut mereka. Tapi apa kau tahu bagaimana kronologisnya!?"

Scarlet kembali terhenyak. Gadis itu masih berusia dua tahun ketika peristiwa itu terjadi.

Ayah angkatnya---Alpha Samuel, hanya menceritakan sekilas tentang kematian pasangan Gregory. Yaitu di karenakan pertarungan melawan para rogue. Mereka tidak pernah menjelaskannya secara detail.

"Ibumu, Sonya Gregory. Yang saat itu sedang mendekap Althan kecil---menyerahkan tubuhnya sendiri untuk menjadi tameng dari terkaman rogue."

Mata Scarlet membulat tak percaya. Ini seperti de javu yang melintas di seputaran memory buramnya.

Ya, Scarlet pernah memimpikan hal serupa. Namun saat itu, ia hanya menganggapnya sebagai bunga tidur saja. Lagi-lagi bersikeras menampik potongan-potongan peristiwa, yang kini berkelebat menjadi gambaran jelas di ingatannya.

Bahkan keterdiaman Scarlet seolah seperti sebuah pembenaran akan tragedi di mimpi tersebut.

"Dan Ayahmu, Keanu Gregory. Menukarkan nyawanya sendiri untuk menggantikan seorang Althan yang sedang mengalami kritis---dengan bantuan mantra sihir-nya yang luar biasa.

Semua orang juga tahu, bahwa Althan tidak akan sanggup bertahan melewati masa kritisnya. Dan harusnya, ia lah yang meninggal dalam peristiwa itu. Tapi kedua orangtuamu, malah mempertaruhkan keselamatan mereka demi Althan...bahkan rela meninggalkanmu menjadi seorang yatim piatu."

Vanessa memaparkan segala rahasia yang berupa tragedi masa lalu---persis seperti apa yang ia dengar dari penuturan Bibi Seza di ruang kerja Althan tadi.

Tangan Scarlet mengepal kuat. Kekecewaan dan kemarahan bergabung menerobos pertahanan dirinya yang masih menyisakan sedikit kepercayaan di hati kecil gadis itu.

"Diamlah, Vanessa. Aku akan menghabisimu kalau kau masih melanjutkan ocehanmu itu!"
Mata Scarlet memerah oleh airmata yang tertahan. Akan lebih baik bila Scarlet bisa menumpahkan krystal bening itu.

Namun ego seolah menahan deraian tersebut, agar tetap menjadi timbunan kesesakan yang menyakitinya dari dalam.

"Buka matamu! calon suami yang kau banggakan itu adalah penyebab kematian Orangtuamu. Secara tidak langsung, ia lah pembunuh sebenarnya! masih bisakah kau menghabiskan seumur hidupmu bersamanya---tanpa mengingat kematian Ayah Ibumu!?"

Wizard Mate ✔Where stories live. Discover now