#23 Move On

2.5K 155 7
                                    

Karena patah hati mengajarkan ku banyak hal.
Termasuk mengikhlaskan yg telah pergi.
💐

Daniel POV

Entahlah, awalnya aku cuma ingin membuatnya menderita. Tapi, semakin lama aku dekat dengannya, aku merasa ada sesuatu yang tidak beres pada jantungku.

Waktu itu aku ke dokter untuk menanyakan apa yang salah dengan jantungku akhir-akhir ini, tapi dokter tak menemukan ada gangguan pada jantungku. Setelah itu aku memutuskan untuk bertanya kepada Gilang, ya.. si Gilang pacar Victoria itu.

Gilang bilang, aku ini terlalu sibuk memikirkan masalalu ku hingga aku melupakan diriku sendiri. Gilang memberitahuku bahwa aku mempunyai rasa kepada si mantan Ryno itu, Gilang pun menyarankan untuk mendekatinya perlahan dengan mengingkirkan masalalu nya dan masalalu ku sendiri.

Oh ayolah, jangan bercanda! Menyebut namanya saja baru 1 kali selama ini, mana mungkin aku mendekatinya?

Tapi, setelah aku renungkan. Mungkin perkataan Gilang ada benarnya juga, aku hanya perlu membuka hatiku untuk orang baru. Sebenarnya aku sangat trauma karena aku sempat gagal pacaran dulu, tapi aku juga tidak mungkin untuk menutup hati terus-menerus. Jadi, mulai saat ini aku akan mulai mendekatinya.
---

"Chat gak ya? Chat aja dah." membuka aplikasi LINE dan mencari nama dia.

"Eeehh.. nanti kalo dia kegeeran gimana?" Aku menekan tombol 'back'.

"Ok! Cari nama Gilang aja.."

Daniel : Woeee!! Nak orang!!

3 menit kemudian..

Gilang : ap njer? Ganggu lo.

Daniel : w pgn ngechat si itu. Tpi ntr klo dia geer gmn?

Gilang : nyali tempe lo. Sekali injek remuk😅

Daniel : 😑 aws ae lo bsk!

Gilang : eeh.. ampun bwank:v dedeq khilaf😓

Daniel : njs lo jjk w bcanya😒 chat g nih?

Gilang : iye sono, keburu diambil org ntar.

[Read]

"Ya udah lah. Chat, masa bodo dia bales apa gak."

Daniel : woee kutuuu!!

10 menit kemudian..

Sudah lama berkali-kali aku mengecek ponselku tapi tetap saja hasilnya nihil. Aku pun meletakkan ponselku di sebelahku.

Drrtt.. Drrtt..

Aku pun dengan cepat mengambil ponselku dan mengecek lagi, ternyata..

Qhintara : kenapa?

Kalian tahu tidak, jantungku langsung berdiskotik. Bibirku tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman, dengan segera aku membalasnya.

Daniel : gpp, ngecek aj. Trnyta blm tdr lo, ngapain?

Drrtt.. Drrtt..

Qhintara : kepo. Ngapain lo nge chat gue?

Daniel     : bsk w jmpt brgkt sklh brg.

Qhintara : ngetik apa lo? Gajelas

Daniel     : besok gue jemput. Gda pnlkan. Jam set 7 hrs siap.

[Read]

Aku meletakkan ponselku dan segera bersiap untuk tidur malam. Besok aku bangun pagi untuk menjemput sang putri.
---
Qhintara POV

Seperti biasa, aku selalu bangun pagi, tapi kali ini aku bangun lebih pagi untuk menghindari si kentut badak itu.

Ting!

Ponselku berbunyi saat ku buka ternyata itu pesan dari kentut badak. Perasaanku mulai tidak enak.

Kentut Badak : W udh smpe, buru.

Ok, gagal sudah rencana ku untuk kabur dari dia. Padahal aku sudah berniat berangkat pagi buta.

"Rara, kok berangkat pagi banget?" tanya Mama.

"Hehe.. iya Ma, lagi pengen aja." jawabku.

Papa meletakkan cangkir kopinya dan menoleh ke arahku, "berangkat bareng siapa?"

"Temen, Pa. Yaudah Rara pamit dulu. Assalamuaikum." Aku pun bersalaman dengan orang tua ku.

Saat aku meraih pintu, ada suara ketukkan pintu. Aku pun membukanya, dan aku terkejut karena itu adalah Daniel.

"Eeh. Ngapain lo ke sini? Udah ayo keluarr!" usirku dengan suara kecil dan mendorong Daniel.

"Gue cuma mau mastiin lo kabur apa gak, lama sih lo. Mana ortu lo? Gue mau pamit." ujar Daniel.

Aku memutar bola mata malas, "udah a--"

"Siapa yang-- ohh.. ini temen kamu yang waktu itu, Ra?" tanya Papa.

"Eh.. mm.. kenapa emangnya, Pa?" tanyaku.

"Papa cuma mau minta maaf dan terima kasih sama dia karena waktu itu ada salah paham," tatapan Papa beralih kepada Daniel, "Om minta maaf buat waktu itu, Om kira kamu abis ngapa-ngapain Rara.. maaf sekali lagi."

"Iya, Om gak pa-pa. Om saya ijin berangkat bareng anak Om ya?" ucap Daniel.

Walaupun aku sudah memberi kode dengan suara 'sst' secara diam-diam tentunya agar Papa dan Mama tidak tahu tetapi Daniel tak menghiraukan.

Aku menghela nafas, "ya udah Ma, Pa. Rara pamit."
---
Author POV

Di dalam mobil Daniel, Qhintara terlihat kesal. Tentu saja karena, pertama rencana untuk kabur dari Daniel gagal, ke dua Daniel telah mengatakan bahwa Qhintara dan Daniel akan berangkat bersama kepada orang tua Qhintara.

"Lama-lama gue kuncir juga tu bibir lo." ucap Daniel.

Qhintara melirik kepada Daniel dengan sangat tajam, "salah lo yang pagi-pagi ngerusak mood gue!"

Daniel menoleh dan mengangkat salah satu alisnya, "kok gue?"

"Ya lo lah!" ucap Qhintra sinis.

Daniel tertawa sinis, "kenapa cowok selalu salah?"

"Karena cowok ditakdirkan untuk salah!" ucap Qhintara.

"Kenapa cewek itu kalo salah tuh gak pernah ngaku?" ujar Daniel.

"Karena, pertama.. cewek itu selalu benar, kedua.. kalo cewek salah.. kembali lagi ke urutan pertama." ujar Qhintara.

"Ck! Dasar cewek! Dah sampe! Turun lo!" Daniel keluar dari mobilnya.

Dan di saat Qhintara keluar...
---
Thanks 2k readers💕 don't forget to click star! Jadi, rencananya aku mau buat cerita baru lagi, tapi yang genre FanFiction dijamin lebih seru! setuju ga?

Fake Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang