#32 Don't come again.

2.3K 133 2
                                    

Jangan kembali di saat gue udah terbiasa tanpa kehadiran lo.
-Qhintara-

Qhintara POV

Ini sudah seminggu semenjak kejadian Cindy membully ku. Esoknya, sahabat-sahabat bawelku itu melabrak Cindy. Yah, padahal aku sudah melarang mereka, namun mereka tetap keukeuh ingin melabrak Cindy.

Dan semenjak kejadian itu, Ryno mulai mendekatiku, entahlah mungkin jika dulu aku masih akan bahagia karena Ryno bisa kembali lagi bersamaku. Tapi akhir-akhir ini aku seperti tidak ingin meresponnya lagi.

Kau tahu? Walaupun wanita menunjukkan seperti tidak terjadi apa-apa, namun sebenarnya wanita itu sangat rapuh. Apalagi saat sudah dihancurkan dengan kekecewaan. Bak serpihan kaca yang kau injak-injak lalu setelah itu kau tinggalkan begitu saja, tidak akan pernah kembali seperti semula dengan sendirinya kan?

Ah, sudahlah. Tidak usah mengungkit masalalu lagi. Untuk apa mengungkitnya? Toh, itu tidak akan pernah merubah apapun. Hanya akan menambah luka saja.

Tin! Tin!

Suara klakson motor membuyarkan lamunanku. Aku menoleh ke arah suara itu, motor itu menghampiriku lalu menampakkan seorang laki-laki dan seorang perempuan.

"Ck! Ngapain berhenti sih, Ryno??" ucap Cindy.

"Terserah gue dong," Ryno menatapku,"Ra? Lo sendiri aja?"

"Hm. Sepertinya penghilatanmu masih berfungsi." ucapku.

"Ya hehe... lo gak takut apa? Ini udah mau hujan juga kan? Mau ikut nebeng? Nanti Cindy gue turunin aja." ucap Ryno membuat Cindy melotot.

"Enak aja. Gak! Lo tuh apa-apain sih?" protes Cindy.

"Lo yang apa-apaan? Udah gue bilangin lo gak usah nebeng gue, lo tetep aja nebeng. Sekarang lo turun gih!" bentak Ryno.

Badan Cindy bergetar bukan karena ia kedinginan, tapi ia tampak akan menangis.

"Ryno! Lo kok jadi gini sih?!" ucap Cindy. Aku tahu bahwa dia sedang berusaha menahan air matanya itu.

Ck! Menggelikan.

"Udahlah, Ryno. Tuh, pacar lo nangis. Lo gak akan bikin cewek nangis lagi karena ulah lo kan? Lagian gue juga mau minta jemput supir." ucapku. Sebenarnya, supirku sedang tidak enak badan sejak dua hari yang lalu.

"..."

"..."

"..."

Hening.

"Rara. Ayo masuk, keburu hujan." tiba-tiba mobil Sherina menghampiriku, menampakkan sahabat-sahabatku.

Aku lihat Ryno berdecak kesal lalu melajukan motor ninjanya itu. Sepertinya Dewi Fortuna berada dipihakku.

"Gak. Gue jalan kaki aja ah."

"Lah? Gak gak. Lo harus ikut kita, udah buru masuk!" ucap Sherina.

"Gak. Udah lo duluan aja. Lagian gue ada urusan sebentar makanya nunggu di sini." ucapku.

"Dasar keras kepala. Yaudah, kita duluan." ucap Sherina lalu menancapkan mobilnya.

Ah, sial. Sekarang hujan turun deras dengan tiba-tiba. Membuatku berlari menerjangnya untuk berteduh.

Sekarang, aku lupa tujuanku untuk apa.

Aku merasakan bahwa tubuhku menggigil. Entahlah, dingin sekali sekarang ini. Dan aku baru ingat, hari ini aku berencana mengunjungi rumah sakit untuk memeriksakan keanehan hidungku ini.

Fake Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang