4 : Lawyer

853 188 7
                                    

Hari ini seharusnya aku datang ke law firm milik Byun Baekhyun itu, namun aku tidak memiliki keinginan untuk datang ke sana. Percayalah, aku tak akan menginjakkan kaki mulusku di sana, meskipun dad memaksaku tapi tak akan pernah aku menginjakkan kakiku lagi.

Aku memilih untuk mengerjakan tugas kuliahku yang sudah terbengkalai itu. Ingin minta bantuan Dave, namun Dave menyebalkan, minta bantuan mom? Yang ada mom menyuruhku belajar masak. Dad? Tak bisa di andalkan, bisa-bisa ia membawaku ke tempat Byun Baekhyun. Sama saja kalau begitu. Dengan berat hati aku membuka laptopku dengan malas dan mulai melihat tugas-tugas yang memuakkan ini.

"Demi Tuhan aku ingin cepat-cepat lulus!" Teriakku kesal.

"Kalau begitu menikah saja dengan Byun Baekhyun, kau tak perlu melanjutkan kuliah dan langsung menjadi kaya. Mudah kan?" Terdengar suara dari balik pintuku dan aku sangat kenal dengan suara itu. Siapa lagi kalau bukan Dave? Si menyebalkan.

Aku berdigik ngeri membayangkan kata-kata Dave benar-benar terjadi. Aku menikah dengan Baekhyun? Runtuh dunia ini.

"DIAM KAU DAVE! AKU TIDAK BUTUH KOMENTARMU!" Tenggorokanku rasanya sakit sekali teriak seperti tadi, namun Dave selalu saja minta ku teriaki. Senang sekali membuatku kesal.

Memikirkan perkataan Dave hanya membuat darahku naik, jadi aku kembali berkutat dengan tugas-tugas ini sampai tiba-tiba saja dad masuk ke kamarku dengan wajah yang sangat menyeramkan. Aku tau aku harus siaga karena dad sedang marah.

"Cherry, siap-siap sekarang dan mulai magang."

"Tidak! Aku tidak mau dad, sungguh Byun Baekhyun sangat menyebalkan." Rengekku dengan wajah sedikit di imut-imutkan agar dad luluh. Biasanya ia akan cepat luluh. Namun kali ini sepertinya keadaan tidak berpihak kepadaku.

Dad melangkah masuk dan menutup laptopku dengan keras. Sial! Laptopku bisa rusak!

"Dad!" Aku berteriak kesal.

"Cheverly, sekarang atau—"

Sebelum dad menyelesaikan ucapannya, dengan cepat aku bangkit dari kasur empuk ini dan langsung berlari ke kamar mandi. Kalau dad sudah memanggil namaku secara lengkap, berarti sebentar lagi dia akan murka.

Aku sengaja mengulur waktu dengam cara berendam di bath up sekitar setengah jam. Bahkan jari-jariku sampai mengkerut karena terlalu lama berendam di busa-busa ini. Selesai berendam, aku langsung memakai pakaian super biasa dan memakai make up tipis. Lagi-lagi aku sengaja, biar saja aku diusir, justru itu tujuanku.

"Cher, kau serius ke kantor dengan penampilan seperti ini?" Tanya Dave saat aku baru saja turun dari lantai dua. Dia sedang berkutat dengan laptopnya itu, pasti kerjaannya menumpuk.

"Ya, why?"

"Jangan bercanda Cher. Kau serius?"

"Ya, why?"

Dave menggeram kesal karena jawabanku hanya 'Ya, why?'.

Ia melempar satu buku tebal kearahku dan sialnya aku tidak dapat menghindar. Buku itu mendarat di kepalaku dengan sempurna.

"OUCH! KAU INI KASAR SEKALI!" Aku memegang kepalaku dan merasakan sesuatu di dahiku ini. Sialan, Dave sialan. Dahiku sampai luka karena buku sialan milik Dave.

Dave berjalan menghampiriku dan melihat dahiku yang terkena bukunya tadi.

"Aku tidak tau bahwa lemparanku sekencang itu. Maaf, Cher." Dave mengelus dahiku sebelum ia mengecup dahiku pelan. Dave memang manis kalau sudah seperti ini, walaupun dia menyebalkan—ralat, sangat-sangat menyebalkan namun dia akan meminta maaf jika melakukan kesalahan yang sampai melukaiku. Dave sebenarnya lelaki yang hangat jika sedang menjalin suatu hubungan, sayangnya sekarang ia sedang lajang.

Elaborate [ On Hold ]Where stories live. Discover now