7 : Garden

758 185 13
                                    

Hari ini sungguh hari yang cerah, mungkin karena ini adalah hari ulang tahunku jadi aku menyebutnya dengan hari yang cerah. Sekuat tenaga aku berusaha melupakan kejadian semalam di rumahku, berusaha melupakan Ben walau sebenarnya masih terbesit perasaan kecewa karena Ben semalam hampir mengambil ciuman pertamaku. Ya, aku belum pernah berciuman karena aku tidak tertarik dengan ciuman. Justru aku khawatir, bisa saja orang yang ku cium sedang flu dan saat berciuman ia tiba-tiba bersin. Ewh! Itu sangat menjijikan.

Ah iya, daddy berkata bahwa Baekhyun akan menjadi pengawalku seharian ini. Aku bisa mengerjainya dengan mengajaknya belanja lalu ia yang membawa semua barang-barangku, membayangkannya saja aku sudah tertawa jahat.

"Kau kenapa?" Baekhyun mengejutkanku dan aku yang sedang menggunakan lipstik pun terkejut lalu lipstik-ku berantakan. Sialan sekali Byun Baekhyun.

"Bisa tidak kau mengetuk pintu terlebih dahulu?" Aku tidak ingin memandang wajahnya, namun wajahnya yang menyebalkan itu terlihat olehku lewat cermin yang sedang ku tatap.

Baekhyun mengangkat bahu lalu melangkah masuk dan duduk di sofa milikku.

"Aku mendengar suara tawa, kukira kau kerasukan."

"Jangan mengeluarkan suara lagi atau aku akan menyumpal mulutmu dengan lipstik-ku!" Mendengar ancamanku, Baekhyun langsung mengatupkan bibirnya.

Bagus Byun Baekhyun, ternyata kau termakan ancaman murahanku. Aku sudah selesai dengan riasanku dan sekarang aku sedang mencari sepatu yang tepat. Ah, aku akan memakai high heels pemberian Dave.

Dave benar-benar tau seleraku seperti apa. Great job, Dave.

"Kau memakai itu?" Byun Baekhyun menunjuk kakiku. Tidak, lebih tepatnya ia sedang menunjuk sepatu yang ku pakai.

"Ya, kenapa?"

"Tidak, hanya takut kau menyesal."

Apa yang ia maksud dengan menyesal? Aku mengabaikannya karena itu tidak terlalu penting, jadi aku segera mengenakan sepatuku dan bergegas turun menghampiri Baekhyun yang sudah meninggalkanku ke bawah.

Aku menuruni anak tangga dengan perlahan karena sepatuku yang tinggi dan Baekhyun hanya menontonku tanpa ada niatan untuk membantu. Baekhyun ini sepertinya memang tidak pekaan sama sekali, aku penasaran apa dia memiliki seorang kekasih? Ah! Cheverly sadarlah itu bukan urusanmu.

"Cepat, waktuku tidak banyak." Baekhyun berkata sebelum berlalu keluar dari rumahku. Ia bahkan tidak menungguku yang masih berada di tiga anak tangga. Menyebalkan.

Saat aku sudah sampai di luar, aku melihat mobil Ferrari berwarna merah. Ia mengganti mobil setiap hari? Sepertinya ia mengganti mobil seperti ia mengganti baju. Aku menaiki mobil Ferrari-nya itu perlahan lalu menutup pintu mobilnya dengan kencang. Ups, aku sengaja.

"Apa kau berniat untuk merusak semua mobilku?" Baekhyun memecah keheningan di dalam mobil dan perkataannya itu membuatku tersinggung.

"Apa maksudmu dengan semua mobilmu? Aku bahkan baru melakukan hal itu dengan mobilmu yang ini dan—"

"Nah, kau mengakuinya kan?"

Oh sialan, aku terjebak oleh kata-katanya. Kenapa ia sangat cerdas?! Pipiku memanas karena malu dan menahan amarah pada diriku sendiri. Kenapa aku sangat bodoh? Atau ia yang terlalu cerdas?

Aku terdiam tidak berniat untuk menjawabnya karena mau sekeras apapun aku menyangkal pasti ia yang menang. Jangan lupakan bahwa ia adalah seorang pengacara yang handal.

Bosan melandaku dan aku tidak memiliki apapun untuk menyalurkan rasa bosan ini. Melihat pemandangan Seattle sudah sangat membosankan karena setiap hari aku melewati jalan ini. Mengajak Baekhyun mengobrol? Tidak mungkin terjadi. Jadinya aku memutuskan untuk menutup mataku. Tidak, aku tidak tertidur, hanya saja sedang mengistirahatkan mataku yang terasa lelah. Namun saat aku menutup mata, aku merasakan Baekhyun sedang menatapku karena tatapannya begitu membuat tubuhku terasa panas.

Elaborate [ On Hold ]Where stories live. Discover now