Masih Cinta Part 23

1.2K 45 1
                                    

Kenapa lagi-lagi Rio harus membawa tentang kedewasaan,ia memang egois,ia memang kekanak-kanakan,tapi.....itu semua Ify lakukan karena Ify takut,Ify takut jika dirinya tak akan mampu bertahan lama.Ify takut jika tak sempat menikmati waktu berdua dipuncak bersama Rio.
Rio menghela nafas,ia sadar ia salah berbicara.Ia tau Ify tidak suka dibilang seperti anak kecil
"Fy..maaf"Ujar Rio lembut
"Lo balik aja,gue gpp sendiri"Ujar Ify dari balik selimutnya
"Gue gak bermaksud apa-apa,gue Cuma khawatir sama kondisi lo.Lo masih lemah,kalau lo udah sembuh,gue janji bakal nurutin semua permintaan lo"
"Fy..maaf kalau gue selalu bilang lo kayak anak kecil,gue suka sikap manja lo tapi pliis itu semua demi kebaikan lo"
"Jangan siksa gue sama sikap lo kayak gini,gue gak ngerti harus bersikap gimana,nurutin permintaan konyol lo itu?"
Ify sudah mengeluarkan air mata,ia tidak tau akan perasaannya saat ini,harus senang atau sedihkah?Ia tidak menyalahkan Rio,ia tau kekasihnya berbuat seperti itu demi kebaikannya,tapi ia terlalu takut,takut jika ia tidak diberi waktu lama untuk membahagiakan pangerannya ini.

Selama beberapa detik ruangan itu hening,tak ada yang mengeluarkan suara,yang terdengar hanyalah suara isakan Ify.Rio sendiri tak tau harus bagaimana,mengikuti keinginan Ify untuk ke puncak sama saja ingin membuat gadis itu lebih lama terbaring di rumah sakit.
Rio menghela nafas,ia berjalan keluar dari kamar rawat Ify.
"Gue hanya takut gak punya waktu lebih lama bersama lo kak.Lo boleh ngatain gue anak kecil,kekanak-kanakan ataupun manja,gue gak peduli,gue hanya ingin membuat kenangan yang nantinya gak akan pernah lo lupakan setelah...gue pergi"Batin Ify
*Ruangan dokter Nino*
Rio duduk di hadapan dokter Nino,menanti jawaban darinya,entahlah pertanyaan apa yang baru saja diajukan oleh Rio sehingga membuat dokter Nino berfikir cukup lama.
"Bagaimana dok?"Tanya Rio
"Jakarta-Puncak gak deket yo"Ujar dokter Nino
"Saya tau dok,tapi jika tidak sama saja akan menurunkan kondisi Ify.Sejak tadi pagi dia belum makan sedikitpun"
Rio meminta izin dokter Nino untuk membawa Ify ke puncak,dokter Nino tak langsung memberi izin begitu saja karena kondisi Ify belum begitu normal.Terlebih perjalanan yang ditempuh cukup jauh.
"Apa tidak ada cara lain untuk membujuknya?"
"Dia itu keras kepala dok,selalu berpegang teguh pada ucapannya"
"Baiklah kalau begitu saya periksa dulu kondisinya,kalau kondisinya masih sama seperti semalam,dengan terpaksa saya tidak mengizinkan kalian ke puncak"
Rio mengangguk,mereka berdua pun berjalan menuju ruang rawat Ify.
*****
"Selamat siang fy"Ujar dokter Nino
Ify menyibak selimutnya,cepat-cepat menghapus air matanya ketika tau dokter Nino yang memasuki ruang rawat.
"Eh..Si..siang dok"
"Saya periksa kondisi kamu dulu ya"
Ify mengangguk.Sementara dokter Nino memeriksa kondisi gadis cantik itu,Ify mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan,mencari sosok yang membuatnya nangis,ralat cowok itu tidak membuatnya menangis tapi dirinya sendiri lah.
"Kak Rio pasti marah"Batin Ify
Ia menunduk,tak ingin air matanya tumpah didepan orang lain.
"Maaf kalau gue hanya membuat lo marah,maaf kalau gue egois"Batin Ify
"Kondisi kamu jauh lebih baik dari pada semalam"Ujar dokter Nino,Ify hanya tersenyum tipis
"pasti gara-gara pacar kamu yaa"Goda dokter Nino
"apaansih dok"Ujar gadis itu malu
"hhahah yasudah kalau begitu saya keluar dulu"Ify mengangguk
*Diluar ruang rawat*
"Bagaimana dok?"Tanya Rio yang sedari tadi menunggu diluar
"Kondisinya sudah normal"
"Berarti bolehkan dok?"Dokter Nino mengangguk
"Jangan buat dia kecapekan"
"Baik dok,terima kasih sebelumnya"
"Sama-sama,yasudah saya tinggal dulu.Nanti biar suster yang melepaskan infusnya"
Rio mengangguk,sepeninggal dokter Nino ia memasuki ruang rawat Ify
Terlihat sang kekasih menatap kosong kearah jendela yang terbuka tirainya saja.Matanya terlihat merah,dan Rio tau itu kalau gadis itu habis menangis.Perlahan Rio mendekati Ify.
"Makan ya"Ujar Rio lembut
Ify tak menatap Rio,entah mengapa ia merasa malu menatap mata teduh lelaki itu,perhatian Rio membuat ia semakin merasa bersalah.
"Maaf"Lirih Ify
"Untuk?"
"Semuanya.Maaf kalau gue kekanak-kanakan,maaf kalau gue manja,maaf kalau gue Cuma bisa nyusahin lo.Gue emang gak pernah bisa jadi pacar yang baik buat lo"
"Lo gak salah dan gak perlu minta maaf.Lo udah cukup menjadi yang terbaik buat gue.Habis makan kita langsung ke puncak"
Ify mengalihkan pandangannya,menatap wajah sang kekasih.Tak percaya,yah itulah yang dirasakannya.Ia tak percaya kalau Rio akan benar-benar menuruti pemintaannya.
"E..elo be..beneran?"Tanya Ify tak percaya
Rio mengangguk.Sontak Ify langsung memeluk Rio sangat erat,air matanya seketika jatuh.Bukan air mata kesedihan melainkan kebahagiaan,ia sangat sangat beruntung memiliki kekasih seperti lelaki yang sedang dipeluknya ini.Ia belum siap jika harus melepaskan Rio.
"Gue sayang sama lo"Ujar Ify pelan
Rio membalas pelukan Ify
"Apapun akan gue lakuin buat lo"Ujar Rio lalu mengecup puncak kepala Ify
"Kalo gue udah gak ada,lo bakal cari pengganti gue gak?"Tanya Ify seraya melepaskan pelukannya.
"Lo ngomong apaansih,gak usah ngaco deh.Cepet makan"
"Suapin"Rengek Ify
"Dih ogah,tadi disuapin gak mau"
Ify mengerucutkan bibirnya,ia mengambil bubur di meja yang terletak disampingnya.Memakan bubur yang dibelikan Rio 1 jam yang lalu.Ketika bubur itu sudah berada dimulutnya,tak ada rasa sama sekali,bubur itu terasa hambar.
"Kok buburnya gak ada rasa kak"
"Kan lo lagi sakit,wajarlah"
"Udahan ya kak"
"Nggak,habisin.Atau gak kita batal ke puncak"Ancam lelaki berkulit manis itu
Ify hanya mendengus,ia memakan bubur itu sedikit demi sedikit agar bubur itu bisa sampai ke tenggorokan hingga diproduksi oleh perutnya.
Rio menatap wajah Ify lekat-lekat,senyum tipis terukir dibibirnya.
"Gue juga masih bingung kenapa bisa jatuh cinta sama gadis bawel kayak lo,yang jelas cinta gue tulus,gue gak tau gimana hidup gue nanti jika lo ninggalin gue"Batin Rio
Ify sadar ia sedari tadi ditatap oleh Rio,ia jadi salah tingkah sendiri
"Kenapa sih kak liatin gue sampai segitunya?gue tau kok gue cantik"
Rio mengacak-acak rambut kekasihnya
"Sini gue suapin"Ia merebut mangkuk bubur yang ada ditangan Ify
Rio menyodorkan sesendok bubur,Ify langsung menerima suapan dari Rio
"Bubur ini terasa manis jika melihat lo tersenyum,semua rasa sakit ini seakan hilang saat lo selalu ada disamping gue.Tapi apakah gue mampu bertahan?apakah lo bakal tetep mau sama cewek penyakitan kayak gue?"Seketika pikiran-pikiran negatif bertebaran dipikirannya,bagaimana jika Rio tau akan penyakitnya?Apa Rio akan meninggalkannya?Masih banyak cewek-cewek cantik di SMA Cakrawala,atau tidak Iley pasti masih menyimpan rasa suka ke Rio.
"Kak"
"Hmm"
"Gue boleh nanya sesuatu?"
"Biasanya juga lo ceplas-ceplos,emang mau nanya apaan?"Tanya Rio
"Tapi jawab yang jujur"
"Emang kapan sih gue pernah bohong ke elo"
"Ih Kak Rio serius"
"Iya iya,emang lo mau nanya apaansih?"
"Apa lo bakal ninggalin gue kalau gue udah gak seperti sekarang ini,gue gak bisa nemenin lo kemana-mana,gue bukan lagi kapten cheersleaders dan gue berada diurutan terbawah wanita terjelek disekolah?"
Rio sempat bingung akan pertanyaan Ify,sedari tadi gadis ini menanyakan hal-hal yang menurutnya aneh dan ngaco.
"Kak jawab"Ujar Ify,membuyarkan lamunan Rio.
"Dengerin gue baik-baik ya,gue cinta sama lo tulus dari hati,bukan karena lo kaya,cantik apalagi karena jabatan lo sebagai kapten cheers"
"Tapi bukannya itu udah menjadi kewajiban kapten basket dan cheers pacaran,tahun lalu kak derby dan kak feby pacaran,tapi setelah jabatan itu lepas,berita menyebar kalau mereka putus"Ujar Ify
"gue pacaran sama lo bukan karena jabatan itu,begitupun dengan lo,apa lo pacaran sama gue karena gue kapten basket?"Ify menggeleng
"Biarin kalau mereka masih menganggap seperti itu,yang pasti saat jabatan kita sama-sama dilepas,gue gak akan melepas ikatan cinta kita"
Ify terdiam,ia dibuat specheless oleh kata-kata Rio.TAPI...permasalahannya bukanlah mengenai jabatan kapten basket dan cheers,melainkan penyakit Ify.Ify belum siap memberi tau Rio sekarang,Ify belum siap kehilangan kasih sayang dan perhatian dari lelaki itu dan Ify belum siap jika seseorang menggantikan posisinya di hati Rio.
"Kalau ada cewek yang lebih cantik dari gue,apa lo masih tetap setia sama gue?"Tanya Ify lagi,seakan gadis ini tidak puas dan ingin mengetes kekasihnya itu
"Banyak cewek yang lebih cantik dari lo,contohnya Zahra.Ketua ekskul photografi dan gue sama dia juga deket sejak SMP"Ujar Rio
"Trus?kenapa lo memilih gue,Kak Zahra juga suka musik,sama seperti lo.Dan denger-denger dia suka sama lo"
"Karena gue memilih lewat hati,bukan mata.Dan hati gue memilih lo untuk menjadi orang spesial dihidup gue"Ujar Rio
"Mau tanya apalagi?lo gak tanya,kenapa gue gak suka Alvin aja yang udah sahabatan sama gue sejak kecil?"Lanjut Rio
Ify tertawa mendengar ucapan Rio,sepertinya dia sudah capek dihujani pertanyaan-pertanyaan aneh darinya.
"Lo tau aja kak gue mau nanya apa"
Rio melotot
"Hhahah lo sama Kak Alvin emang udah kayak pacaran tau kak,tanya aja Shilla,dia juga sependapat sama gue"
"Kalau gak ingat lo lagi sakit,udah gue timpuk lo pake sepatu"
"Cepet nih habisin"Ujar Rio seraya menyodorkan sesuap bubur
"Udah ah kak,kenyang"
"Yaudah"Rio meletakkan mangkok bubur itu dan mengambil beberapa obat Ify.
"Obat lo banyak banget fy"Ujar Rio
Ify terdiam,menatap obat-obat yang ada ditangan Rio
"Obat itu yang membuat gue bertahan kak"Batin Ify
Semula Ify memang tidak mengkonsumsi obat-obatan itu,obat untuk daya tahan agar penyakitnya tidak sering kambuh.Ify ingin menikmati hidup seperti biasanya.Namun,rasa sakit yang beberapa hari ini begitu sering muncul membuatnya harus menarik kata-katanya untuk tidak bergantung pada obat itu.
"Heh,bengong lagi.Kesambet tau rasa lo.Nih minum"Rio memberikan beberapa pil obat serta air putih.
Tidak butuh waktu lama,gadis itu telah meminum semua obat yang diberi Rio.Rio sempat terbengong,tak biasanya Ify langsung meminum obat begitu saja,harus ada rayuan maut dulu agar gadis itu meminumnya.
"Pengen banget ya ke puncak?sampai minum obat gak perlu di rayu-rayu dulu"
"Takut gue gak bisa sama lo lagi kesana"Jawab Ify spontan
Rio mengerutkan keningnya
"Maksud lo?"
"Hah..eh e..enggak kok.Sekarang kan ke puncaknya?"
Rio mengangguk "Tunggu suster dulu buat ngelepas infus lo"
Ify langsung melepaskan begitu saja alat infus yang menempel ditangannya,dan berakibat cairan merah keluar dari bagian tangannya yang tadi diinfus.
Rio kaget akan perbuatan Ify yang nekat itu
"Ify lo gila ya"Sentak Rio
Ify hanya nyengir
"Kelamaan kak nunggu suster"
"Tapi kan gak gitu.Arrghh...lo tuh emang gak bisa dibilangin ya"
"Ma..maaf"Ify menunduk,tak mampu menatap Rio yang benar-benar marah karena tindakan gilanya.
2 orang suster memasuki ruangan itu
"Loh kok infusnya sudah dilepas"Ujar salah satu suster
"Itu darahnya keluar terus sus"Ujar suster satunya lagi
Kedua suster itu segera mengobati tangan Ify,dan menempelkan plester.
"Tidak kenapa-napa kan sus?"Tanya Rio
"Enggak kok.Kalau begitu kita tinggal dulu ya"
Rio mengangguk
"Bisa gak sih sebelum ngelakuin sesuatu pikir dulu"
"Maaf kak maaf,toh gue gpp.Gak usah ngebentak bisa kan"
"Gue ngebentak lo bukan berarti gue marah,lo dibentak aja masih belum bisa diatur,apalagi dilembutin"
"Kenapa sih lo sekarang emosian?Kak Rio yang gue kenal selalu bersikap sok cuek tapi perhatian"Ujar Ify
"Lo gak sadar lo juga berubah,lo semakin kekanak-kanakan,berbuat sesuai keinginan lo sendiri tanpa pikir panjang dulu.Oke kalau lo mau gue cuek,mulai sekarang gue gak akan peduli lo mau ngelakuin apapun"Ujar Rio
"Kak ini masalah sepele,kenapa sih harus dibesar-besarin.Gue tau lo sayang sama gue tapi sekarang gue gak kenapa-napa kan"
"Menurut lo sepele,tapi menurut gue gak.Cobalah berfikir dewasa,semua yang dilakuin pake emosi kadang berakhir penyesalan"
"Gue udah gak mood ke puncak,sebentar lagi Ray pulang,lo pergi sama dia aja"Ujar Rio dan pergi meninggalkan ruang rawat Ify.
Air mata yang ditahan Ify sejak tadi akhirnya mengalir,nafasnya terasa sesak.
"Hubungan kita seakan berada diujung tanduk kak,siap untuk terjatuh dan hancur"Batin Ify
"Bahkan lo nyuruh gue jalan sama Ray,apa lo masih gak percaya"
******
Rio mengemudikan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata,pikirannya sedang kacau,perhatiannya selama ini ke Ify selalu saja dianggap gadis itu berlebih-lebihan,ia sendiri tidak tau cowok seperti apa yang diinginkan Ify.
CIIIIITTTTTT
Rio menginjak remnya secara mendadak ketika mendapati seorang cewek berdiri tepat didepan mobilnya.Rio buru-buru keluar dari mobil,mengecek bagaimana keadaan cewek yang hampir ditabraknya,ia sadar ini kesalahannya.
"Lo gpp kan?"Tanya Rio
"Sorry ya,ada yang lecet gak?"Tanya Rio lagi
Cewek yang hampir ditabrak Rio tadi mendongakkan kepalanya.
"Rio"Gumam cewek tersebut
"Iley"
"Lo tuh bawa mobil hati-hati dong,gue masih mau hidup tau"Omel Iley
"Ya sorry,lo juga sih,siapa suruh nyebrang jalan sembarangan"
"Nyalahin orang lagi,lo kira gue gak tau lo tadi ngebut.Apa lo mau nyalahin gue lagi"
"Iya iya gue ngaku gue yang salah.Ada yang luka gak?"
"Gak"
"Lo mau kemana?"Tanya Rio
"Jalan-jalan,bosen gue langsung balik kerumah"Ujar Iley
"Lo sendiri mau kemana?kok pake baju bebas gitu,lo gak sekolah?"
"Bawel lo,yuk ikut gue,gue juga mau jalan"
"Jalan kemana?ntar lo aniaya gue lagi gara-gara gue udah ngerusak hubungan lo sama Ify"
"Mau ikut gak lo?kalo gak sih gpp"Ujar Rio dan memasuki mobilnya
Iley memikir-mikir,tidak salahnya ia ikut bersama lelaki itu
"Eh..eh gue ikuuttt"Iley berlari menuju mobil Rio dan langsung memasukinya.
*Mobil Rio*
"Lo belum jawab pertanyaan gue,kenapa lo pake baju bebas gitu?Lo gak sekolah?"Tanya Iely lagi
Rio menggeleng
"Gue habis dari rumah sakit"Iley mengangguk mengerti
"Gimana keadaan Ify?"
"Baik"
"Kita mau kemana?"
"Bawa lo ke neraka"Jawab Rio dan langsung mendapat cubitan pedas dari cewek disebelahnya
"Auuww...sakit ley"
"Lo sih yang mulai duluan"
"Bercanda,gak usah dimasukin ke hati"
"Gak,udah gue muntahin kok"
*Rumah sakit*
Setelah beberapa menit Rio meninggalkan Rumah sakit,Ray bersama kedua sahabat sejatinya Deva dan Ozy datang ke rumah sakit.Mereka heran ketika mendapati Ify tak ada dikamarnya.
"Lah Dev,Kak Ify mana?"Tanya Ray
"Mana gue tau,tadi sih Kak Rio yang jagain.Taudeh sekarang kemana,mungkin lagi bunuh-bunuhan"Ceplos Deva
2 toyoran mendarat kekepala lelaki berkulit putih itu
"Helooo ini kepala bukan boneka.Understand?"Ujar Deva
"Alay lo.Kak Ify mana?"
"Kalo gue tau,udah gue jawab dari tadi pertanyaan lo.Udahlah pasti kak Ify baik-baik aja kalo sama kak Rio,atau jangan-jangan....
"Jangan-jangan apaa?"Tanya Ray bingung dengan tatapan dan ucapan Deva
"LO MASIH SUKA SAMA KAK IFY YA"Ujar Deva dan Ozy serentak

Masih CintaWhere stories live. Discover now