Dinner

10 0 0
                                    

Setelah perdebatan kecilku dan dad, aku memutuskan untuk melupakan masalah itu sejenak dan menyibukan diri dengan memilih-milih pakaian apa yang akanku kenakan untuk nanti malam. Dan aku memutuskan untuk memakai dress selutut berwarna vintage, dipadu dengan flat shoes dan hand bagku yang senada dengan warna dressku, rambutku aku biarkan tergerai.

Tepat pukul 6.30㏘ Sam menjemputku. Dari pertama kali aku memasuki mobil Sam sampai sekarang tidak ada pembicaraan diantara kita. Akupun tidak tau Sam mau mengajakku kemana. Rasanya ingin bertanya, namun otak dan hatiku tidak kompak sehingga tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutku, padahal banyak sekali pertanyaan yang ingin ku tanyakan pada Sam.

"Sweet heart?" Panggilan Sam menyadarkanku dari lamunanku.

"Ya Sam?"

"Lu lagi mikirin apa?"

"Hah? ah engga, eh bukan, uh anu…"

"Udah jujur aja, gua tau dari tadi ada yang mengganggu pikiran lu."

"Gapapa kok, mungkin gua cuma capek aja." Elakku yang 100% adalah bohong.

"Kenapa lu gak bilang dari tadi? Gua anterin lu pulang aja ya? Biar lu bisa istirahat." Terlihat kekhawatiran dari mata Sam.

"uh, gak usah Sam. Gua gapapa kok."

"Okay. Kita udah mau sampe nih." Aku tidak merespon lagi omongan Sam. Mungkin karna aku tidak terlalu fokus atau apa, yang jelas aku tidak sadar bahwa sekarang aku sudah berada diparkiran restoran dimana dulu Sam menyatakan perasaannya padaku.

Sam menggandeng tanganku menuju meja yang sudah ia pesan sebelumnya. "Lu mau makan apa?" tanya Sam setelah seorang pelayan memberikan buku menunya kepada Sam.

"Samain aja." Sam langsung memanggil pelayan dan memberitahukan pesanannya. Setelah pelayan itu pergi, Sam menatapku dengan tatap menyelidik.

"Apa?" tanyaku yang tidak mengerti maksud dari tatapan Sam itu.

Sam diam beberapa detik sebelum menjawab pertanyaanku. "Raga lu disini tapi jiwa lu gak disini." Aku menegang mendengar pernyataan Sam.

"hah? ah perasaan lu aja kali." Suaraku sedikit bergetar karna gugup. Sam hanya menatapku, terlihat keraguan dari matanya namun keraguan itu lenyap begitu saja, digantikan dengan senyuman Sam yang menurutku sedikit.....dipaksakan? entahlah.

Setelah melewati awkward moment yang membuatku dan mungkin Sam sama sekali tidak nyaman akhirnya seorang pelayan membawakan pesananku dan Sam. Setelah itu aku dan Sam menyantap makanan kami dalam keheningan. Setelan selesai makan Sam memanggil pelayan lagi untuk mengambil alat makan yang tadi kita pakai.

"Fay?" Sam memanggilku begitu pelayang tersebut pergi.

"Ya Sam?"

"Lu kenapa?" Entah kenapa tatapan Sam melembut saat menanyakan hal itu padaku. Argh aku benci tatapannya itu.

Aku menghela nafas panjang sebelum.menjawab pertanyaannya. "I love you." Ada raut bingung diwajahnya setelah mendengar pernyataanku tadi, namun segera ia mushkan dan Sam meraih kedua tanganku dengan lembut. "Gua juga sayang sama lu Fay. Apapun yang terjadi gua akan tetep sayang sama lu." Sam mengatakan itu dengan sangat lancar dan tanpa keraguan sedikitpun yang menandakan bahwa ia serius dengan perkataannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 27, 2014 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Secret AdmirerWhere stories live. Discover now