Bab 10

1.8K 170 18
                                    

"Kapan?"

"Beberapa jam setelah pemberkatan."

Siwon mengebrak meja dengan emosi. Ia terpaksa menjalani pernikahan konyol dengan mempelai pengganti dan lalu kini ia tahu bahwa ia sudah dibohongi total oleh Kwon Taehyun.

"Batalkan semuanya! Aku tidak akan meneruskannya lagi!" Siwon lalu keluar begitu saja dari ruangan itu tanpa memperdulikan teriakan sang ayah yang memintanya kembali duduk.

Setelahnya, Tuan Choi menatap tajam Tuan Kwon. "Kau sudah mendengarnya bukan?" Merapihkan jasnya yang tidak kusut ia kemudian berdiri, "jadi inilah akhir semuanya. Kuharap anda segera mengurus pembatalan pernikahan. Juga bertanggung jawab dengan semua yang mungkin akan terjadi setelah ini."

Tuan Kwon menghela napasnya berat selepas Tuan Choi pergi. Kepalanya pusing bukan hanya akan masalah yang baru saja menimpannya ini namun juga kondisi dua orang wanitanya. Istri dan anak tunggalnya.

Yoona berdehem pelan sebelum duduk di kursi sebelah Tuan Kwon. Ia mengulurkan gelas berisi air untuk membuat atasannya sedikit tenang. Meski sejujurnya ia pun kaget dan bingung dengan semua fakta yang baru didengarnya tadi.

Tanpa banyak kata, hanya menggumankan kata terima kasih Tuan Kwon meraih gelas itu dan menandaskannya hingga kosong. "Kau tahu Yoona-ya?" tanyanya tanpa menatap Yoona. "Yuri tidak kabur, Yoona-ya. Dia hamil. Bagaimana mungkin aku membiarkan orang lain tahu kehamilannya."

"Hamil?" Pekik Yoona tanpa bisa dicegah. Tuan Kwon mengangguk. "Hm, dia hamil dengan kekasihnya."

"Tapi bagaima.."

"Dia putriku satu-satunya, Yoona-ya. Hanya dia. Apa kau pikir aku tega membiarkan orang lain menghinanya?"

Mulut Yoona gatal ingin menimpali namun terpaksa ia telan sendiri.

Bagaimanapun pria disebelahnya ini adalah atasannya yang notabennya jauh lebih tua darinya. Pun ia menaruh hormat tinggi pada pria yang sudah menolongnya hingga ia bisa hidup dengan nyaman seperti sekarang ini.

"Dia hamil 3 bulan. Belum terlalu besar tapi sebentar lagi semua orang pasti akan tahu." Tuan Kwon mengusap sudut matanya yang berair. "Bagaimana mungkin aku tega, Yoona-ya." Desahnya lagi dengan lemah.

Semenjak mengenal Tuan Kwon 3 tahun belakangan ini, Yoona belum pernah melihat pria ini bersedih apalagi menangis. Pria dihadapannya selalu penuh percaya diri menghadapi klien dan optimis dengan rencana bisnisnya. Melihat kondisinya seperti ini tentu membuat Yoona mau tak mau harus mengakui betapa besarnya cinta dan sayang Tuan Kwon kepada Yuri.

"Apa yang harus kulakukan Yoona-ya?"

***

Siwon memacu kendaraannya dengan kecepatan penuh, menyalip semua kendaraan yang menghalangi jalannya. Hingga akhirnya ia sampai di club milik sahabatnya.

"Masih terlalu sore bukan?" Sapa pria di bar saat Siwon duduk di depan meja bar. "Ada masalah apa lagi?" tanyanya lagi setelah pertanyaan pertamanya diabaikan.

Sang sahabat kemudian hanya bisa mengedikan bahu, melanjut pekerjaannya meracik minuman.

"Apa aku sebodoh itu, Changmin-ah?" Tanya Siwon pelan. Sangat pelan hingga sang sahabat -Shim Changmin- mengerutkan keningnya dan bertanya ulang. "Kau bicara apa?" Meski music di club hanya dinyalakam dengan volume rendah namun tetap saja jika Siwon mengucapkan hal sepelan tadi mana bisa orang lain mendengarnya.

Siwon menggeleng tak menjawab pertanyaan Changmin. Yang ia butuhkan malam ini hanya liquor beralkohol tingga yang membuatnya lupa dengan masalah yang kini membuat kepalanya berdenyut pusing.

Spam coment dongg..

The Billionaire's WeddingWhere stories live. Discover now