Bab 12

1.8K 179 18
                                    

"Tentu saja tidak!" jawab Yoona dengan tegas.

"Maka pernikahan ini batal."

"Apa ruginya jika mempertahankannya Tuan Choi?" Yoona masih belum menyerah. Ia tentu tak mau pulang tanpa hasil.

"Ruginya? Sahamku akan turun drastis jika aku tetap mempertahankannya lalu publik tahu kebenarannya, Im Yoona-shi."

"Maka jangan sampai publik tahu. Itu tidak akan sulit."

Siwon memggeleng. "Ya, tidak sulit jika saja Kwon Yuri tidak menghilang dan hamil tentu saja."

"Mwo?"

"Kwon Yuri hamil bukan? Sudahlah Im Yoona-shi kau hanya membuang-buang waktumu saja jika kau mau terus mendebatku."

Yoona tidak tahu jika Siwon sudah tahu kehamilan Yuri. Karena ia sendiri baru mendengarnya kemarin.

"Tidak sulit untuk mencari tahu soal kehamilan Kwon Yuri," kata Siwon datar seolah-olah bisa membaca pikiran Yoona yang mendadak blank.

***

Yoona berjalan lesu melewati lobby perusahan multinasional ini. Ia tak berhasil membujuk Siwon. Pikirannya kini benar-benar pusing memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

'Kembalilah saat kau memiliki gagasan yang lebih bagus, Im Yoona-shi.'

Ucapan terakhir Siwon sebelum Yoona pergi tadi masih membayanginya.

'Gagasan bagus? Gagasan seperti apa lagi?' Pikirnya.

Rapat tadi pagi dimana para petinggi dan pengacara tentang perkiraan anjloknya saham cukup membuatnya stres. Ia membutuh cukup banyak uang untuk perawatan Im Jae In. Baik untuk day care juga untuk pengobatan. Masalahnya anjloknya saham yang akan terjadi tentu akan berimbas banyak kepada pemasukan bulanannya. Belum lagi sewa tahunan rumahnya yang jatuh tempo bulan depan.

"Im Yoona!" Sapaan bernada akrab itu membuat Yoona berhenti melangkah dan mengangkat kepalanya menatap sang penyapa. "Kita bertemu lagi!" Sapa Choi Jaebom.

"Mau kopi?" tawar Jaebom dengan ramah yang justru membuat Yoona memutar matanya dengan malas.

"Tidak terima kasih." Tolak Yoona dan kembali melangkahkan kakinya. Ia terlalu muak untuk sekedar basa-basi dengan pria brengsek itu.

"Apa kabar Joo Hyun, Yoona-ya?" tanya Jaebom menahan lengan Yoona yang hendak pergi.

"Jangan mengganggunya lagi!" Ucap Yoona. "Dan lepaskan tanganmu!" Yoona menyentak dengan kencang tangan Jaebom dari lengannya hingga terlepas.

Sudah cukup hari ini, ia berhadapam dengan satu orang bermarga Choi ia tak mau lagi jika harus menghadapi pria Choi lainnya.

***

"Saham turun sebanyak itu bagaimana bisa?" Bentakan yang berasal dari ruang Tuan Kwon yang terbuka menyentak Yoona yang baru keluar dari dalam lift. Ia dengan cepat berlari keruangan itu.

"Ada apa presdir?" Tanya Yoona cemas begitu melihat dua assistant Tuan Kwon yang merunduk dengan ketakutan.

"Darimana saja kau Yoona-ya?" tanya Tuan Kwon masih dengan suara marahnya.

"Menemui CEO Choi, Presdir."

"Choi Siwon?" Tuan Kwon membuang napasnya kasar. "Pria muda yang sombong! Apa dia pikir bisnis semudah itu? Hingga dengan arogannya memutuskan segala sesuatunya sendiri?" Lanjut Tuan Kwon.

"Dia membeli saham investor dari luar lalu menjualnya dipasar dengan harga rendah lalu dia bisa menjatuhkanku?" Decih Tuan Kwon. "Apa aku sebodoh itu sampai bisa dia pikir bisa menjatuhkanku dengan mudah?"

Yoona mulai menangkap penyebab kemarahan atasannya ini, tapi ia benar-benar tak menyangkannya. Padahal bulan dua jam berlalu sejak ia bertemu Choi Siwon tadi. Pria itu tak menampilkan raut atau menyebut hal ini.

"Lalu apa yang harus kita ambil Presdir Kwon?" tanya Yoona.

"Hubungi para pemegang saham utama kita, cegah mereka menjual sahamnya di pasar."

Ketiga orang itu langsung keluar, termasuk Yoona. Sibuk dengan menelpon dan mengirim email untuk menindak lanjuti perintah Tuan Kwon. Yoona tadi sempat melihat pergerakan saham mereka yang memang turun begitu drastis. Dan ia tahu akan sulit membujuk para pemegang saham yang sedang coba ia hubungi.

***

"Kau bermain terlalu jauh, Siwon-ah."

"Aku hanya memperingatkan mereka saja, terutama si Kwon Taehyun saja, Changmin-ah."

Changmin menggeleng. "Kau mempertaruhkan 20.000 orang yang menggantungkan hidup dibawah kepemimpinan si tua yang kau sebut tadi."

Siwon menoleh pada Changmin sekilas sebelum kembali menekuni komputer portabelnya. "Aku hanya mau melihat tindakan yang akan dia ambil saja. Setelah itu aku akan menyuntikan dana untuk menstabilkannya lagi. Kau tidak perlu cemas soal itu."

Changmin menggeleng tak setuju. Tidak perduli seberapa banyak dana suntikan yang akan Siwon berikan, Changmin sudah menebak tidak akah mudah menstabilkan perusahaan itu. Terlebih dengan asset gelap Tuan Kwon yang baru saja ia temukan saat menyelidiki soal Kwon Yuri semalam suntuk setelah kepergian Siwon dari clubnya kemarin.

The Billionaire's WeddingWhere stories live. Discover now