21. My Immortal

26K 1.2K 140
                                    

Harusnya malam ini akan menjadi malam yang menyenangkan. Tapi mood Elva tiba-tiba saja turun drastis menjadi sangat buruk. Kedatangan Rafael yang tiba-tiba mengaku sebagai pacarnya. Danny yang dengan mudah percaya begitu saja. Dan Dean.. Pria brengsek itu tidak juga mengangkat telpon yang ia lakuan sejak tadi. Padahal mereka sudah sepakat akan memberi tahu Danny tentang hubungan mereka. Tentang mereka yang akan menikah.

Semua orang bisa mengatakan jika Elva adalah wanita bodoh, dengan mudahnya membiarkan Rafael mengambil alih kendali dirinya saat itu. Dia bisa saja menyanggah semua yang dikatakan Rafael, atau mengatakan hal yang sebenarnya kepada Danny. Tapi ia sadar itu tidak akan pernah menjadi mudah ketika berkaitan dengan kakaknya. Pria itu pasti bersikap, seolah Elva hanya sedang memberi alasan agar hubungannya tidak diketahui, layaknya dulu ketika ia berhubungan dengan Mario.

"Hello. Danny Theodore. Ternyata kamu ada disini, aku kira kamu nggak bakal datang. Setelah sekian lama, akhirnya kita bertemu lagi. So, how are you?" Seorang wanita mendatangi meja mereka, menyapa Danny yang duduk disamping Sofia. Wanita itu membungkuk, mencium pipi kanan dan kiri kakaknya itu, menggeser kursi Sofia lalu duduk diantara mereka berdua.

Sedangkan Sofia, hanya bisa cemberut menyaksikan semua itu. Ketika wanita itu memandangnya, Sofia buru-buru memberikan senyum termanis yang ia miliki.

"Ya, kalau si keparat itu tidak memaksa, mungkin aku juga tidak berminat untuk berada disini. Lebih baik aku menyibukan diri dengan perawatan atau spa di salon, dibandingkan harus duduk manis sambil menyaksikan keparat itu meniup lilin," Kata Danny, "Dan kalau yang kamu tanyakan tentang kesehatan aku. Tentu saja, seperti yang kamu lihat, aku sangat baik luar dan dalam. Kamu sendiri, apa kabar? Dengan semua kesibukan yang kamu miliki, aku salut kamu masih mau meluangkan waktu kamu pria yang tidak tahu terimakasih itu."

"Well, meski begitu menyebalkan sampai terkadang aku berniat untuk membunuh dia, tapi si keparat itu tetap salah satu pria yang aku cintai." Wanita itu tertawa pelan, "Sama seperti yang kamu lihat, aku sangat baik karena akhirnya bisa terbebas dari kesibukan yang aku miliki Meski saat ini aku merasa sedikit bosan."

"Jadi, karena itu kamu berada disini, memilih untuk mengobrol bersama aku ketimbang berada didalam sana dengan keluarga kamu, karena bosan. Lalu dimana adik kesayangan kamu itu? Dia harus bertanggung jawab karena telah membuang waktu berharga semua orang diruangan ini."

Elva mengalihkan perhatiannya dari Sofia yang sedang berbisik membicarakan penampilan wanita itu yang terlihat begitu elegan dari atas hingga bawah, ditambah kesal saat mengetahui Danny malah mengabaikannya sejak wanita itu datang.

Adik kesayangan? Apakah wanita itu adalah saudara perempuan Dean?

"Ah, ada yang sedang mereka bicarakan-kedua orang tua aku dan Dean. Mereka sangat marah kepada adik aku itu karena menghilang dan susah untuk dihubungi beberapa hari terakhir. Padahal ada suatu hal penting yang harus mereka bahas, menyangkut masa depan adik kesayangan aku itu. Kamu pasti akan terkejut ketika mengetahuinya."

Danny mengangguk, "Pasti itu sangat membosankan."

"Sangat membosankan, karena itu aku memilih untuk melarikan diri."

"Dengan kata lain, kita harus menunggu lebih lama lagi sampai acara dimulai?"

"Sebentar lagi juga paling mereka datang."

Elva sebenarnya tertarik dengan wanita itu dan apa yang sedang mereka berdua bicarakan-apalagi menyangkut tentang Dean. Namun fokusnya benar-benar kacau saat ini. Bahkan ia mengabaikan Sofia yang mencoba kembali bergosip dengannya, atau Rafael yang sedari tadi diam kini memperhatikan kalung yang sedang ia gunakan, lalu menyentuhnya.

Stay High [END]Where stories live. Discover now