05

13.2K 1.9K 154
                                    

Hai hai hai..
Budayakan menyapa sebelum membaca..





🌸🌸🌸

Aku sering sekali tidak menyadari apa yang kulakukan. Sering kehilangan fokus dan sering merasa melupakan hal-hal kecil yang penting.

Hingga akhirnya, semua kebiasaan kecil ku itu akan berdampak pada diriku sendiri. Lebih mending jika itu dampak baik. Namun jika dampak buruk, aku juga yang akan menanggung semuanya. Tetap sendirian meski ada Jimin disisiku.

Seperti siang ini. Pada akhirnya semua perkataan Jungkook yang menegurku dengan tajamnya harus kudapatkan karena fokusku yang terlena dengan pengakuannya sehingga aku hanya menatap mereka —Taehyung dan Jungkook— dengan pandangan tak percaya.


Mengadu pada Jimin?
Aku tidak semudah itu mengadu dan membuat hal kecil karena salah paham seperti ini menjadi alasan untuk sepasang saudara dekat menjadi bermusuhan.

Tidak. Aku tidak ingin Jimin menegur Taehyung karena ucapan kekasihnya padaku. Setidaknya dalam hatiku, aku mengakui memang aku yang melakukan kesalahan.

Jadi aku akan menerima perkataan Jungkook, dan mengatakan minta maaf sekali lagi padanya jika perlakuanku menggangunya.



"Yoo, kita langsung ke apart ya, Jungkook akan menginap sementara waktu bersama Taehyung."

Baiklah, aku belajar sebisa mungkin untuk bersikap biasa dan sewajarnya. Dengan mengangguk dan tersenyum pada Jimin, "Bukan permasalahan untukku, Jimin. Itu hak kalian untuk meminta siapapun tinggal disana."

Katakan padaku jika ucapanku tidak akan menyinggung siapapun! Karena mendadak, aku mempunyai phobia dengan ucapanku yang akan menyakiti orang yang ada di kursi belakangku.

"Whooaaa— jadi kau mau kalau Jimin memintamu menginap di apart kami? Satu kamar dengannya."

Baiklah, aku memang tak menyinggung siapapun. Tapi ucapanku menjadi bumerang bagiku dengan menjadi alasan bagi seorang Taehyung mengganggu kami seharian.

Sialan—

"Bu-bukan begitu, Taehyung. Maksudku— maksudku tidak seharusnya Jimin meminta ijinku, itu kan apart kalian, aku tak ada hubungannya sama sekali."

Ucapanku sukses membuat Jimin melirik kearahku sekilas dari balik kemudi, menyeringai senang sebelum kembali fokus dengan jalanan didepan.

Tangan kanan Jimin lepas dari persnelingnya, meraih tanganku untuk digenggamnya kuat.

"Aku hanya memberitahumu, sayang. Agar kau tak terkejut jiia melihat mereka bersama dikamar."

Aku mengerjap, tentu saja aku tak berani mengatakan apapun mengingat apa yang sudah Jungkook ucapkan padaku tadi.

Mataku melirik Jungkook yang ada dibelakang dari kaca di atasku. Sedikit lega melihat ternyata Jungkook tengah tertidur. Setidaknya dia tidak mendengar ucapanku dan Jimin sama sekali.


Aku kembali menoleh ke Jimin yang tengah mengikuti arah pandangku yang melihat Jungkook tertidur.

"Jungkook tertidur, Tae?"

"Ya, selama perjalanan udara dia tidak tidur sama sekali."

Dari sudut pandangku, aku bisa melihat bagaimana Jungkook tertidur di bahu Taehyung. Dan dengan telaten, Taehyung membelai lembut surai hitam Jungkook.

"Pantas, dia diam saja. Ternyata kelelahan!"

Ada niat sekelumit untuk berkata pada Jimin bahwa sebenarnya Jungkook berdiam dari awal pertemuan tadi karena rasa tidak sukanya padaku. Ya, aku tahu dari semenjak ucapan Jungkook tadi, lelaki itu sebenarnya enggan berurusan dengan kami. Namun sial baginya karena memang kekasihnya akan selalu berurusan dengan kami.









PAROXYSM ✔️Where stories live. Discover now