21

9.5K 1.5K 325
                                    

Hei hei hei..
Masih selamat malam minggu..
💋💋💋












🌸🌸🌸

Yoora menangis tersedu, tergugu dalam setiap sengalan nafasnya. Mengernyit menahan perih di tangannya yang ditarik kasar oleh Jimin.


Kepalanya menunduk, terasa pening luar biasa. Yoora sudah memohon untuk Jimin berhenti. Namun seperti tuli, Jimin tak mendengarkan sama sekali, bahkan untuk sekedar memelankan langkahnya.


Jimin masih terus berjalan cepat, menyeret Yoora di pergelangan tangannya. Dan Yoora harus menyeimbangkan langkahnya agar tak terjatuh.








Hingga tanpa Yoora sadari, Jimin mengajaknya masuk ke sebuah bangunan tua. Yang Yoora tahu jelas tempat apa itu. Yoora mendongak, dan tak mendapati ada siapapun disana.

Dan Jimin masih terus menyeret Yoora, hingga berada di pusat tempat itu, tepat berada di depan altar. Dan Jimin langsung menyentak tarikannya hingga membuat Yoora terjatuh dan berlutut di depan tempat suci itu.

"Ji-jimin-" Yoora tergagap, menatap Jimin penuh ketakutan yang tengah membalas menatapnya penuh amarah.



"Kau tahu tempat ini bukan?"

Yoora mengangguk didalam isakannya. Nafasnya masih tergugu, tangisannya belum mereda dari sepanjang jalan tadi.




"Kau selalu bilang bukan jika tempat ini adalah tempat dimana kau berkata dengan tulus, dan tak akan ada satu kebohongan ataupun ingkar sama sekali?"

Sekali lagi Yoora mengangguk, menatap kedepan dimana tempat yang seharusnya menjadikannya tenang, kini menjadi tempat yang begitu ditakutinya.



"Dan kau pasti tahu dengan jelas pada sumpah dan janji yang diucapkan disini, bukan?"

Kali ini Yoora tidak mengangguk. Namun berpaling pada Jimin yang kini berjalan mendekat ke arahnya.




Dan untuk kesekian kalinya, Jimin kembali menarik tangan Yoora, menyentaknya hingga mendirikan tubuh Yoora. Mengunci pergerakan tubuh Yoora dan menatap dalam matanya. Membuat Yoora kembali dirundung ketakutan yang memilukan.















"Jung Yoora, aku bersumpah di hadapan Tuhan! Akan mencintaimu dan memilikimu seumur hidupku. Menjagamu dan melindungimu. Bertanggung jawab dalam sehatmu dan sakitmu. Kujadikan kau istriku untuk kumiliki di sisa hidupku!" Jimin menjeda ikrarnya, menatap Yoora jauh lebih lembut dan menuntut. Tidak memberi sedikitpun kesempatan untuk Yoora menolaknya. "Bersediakah kau menerima sumpahku dan hidup bersamaku?"

Dan Yoora tak memiliki kesempatan apapun untuk menolak, selain hanya mengangguk dan menjawab lirih. "Park Jimin, kuterima sumpahmu sebagaimana kau menerima diriku."






🌸🌸🌸

Dan perjalanan pulang itu masih dalam keheningan. Yoora telah mereda dari tangisnya. Namun tak menjadikan dirinya banyak bicara pada Jimin.

Jimin telah menghubungi Hoseok, mengatakan padanya bahwa dia telah bersama Yoora. Dan berencana membawa Yoora pulang ke Busan untuk berlibur.

Namun bukan itu yang dilakukan Jimin. Jimin membawa Yoora masih di sekitaran Seoul. Namun bukan di apartemennya bersama Taehyung. Namun ke tempat lain milik Jimin sendiri. Sebuah rumah kecil yang sederhana di pinggiran kota Seoul.

"Kita akan tinggal disini dalam beberapa hari."

Perkataan itu mutlak bagi Yoora. Tak ada lagi bantahan saat Jimin perlahan membawanya masuk dan menguncinya dari dalam.

"Tidurlah, kau pasti lelah!"

Jimin-nya masih marah, Yoora tahu dengan jelas. Namun Yoora masih merasakan kekhawatiran dalam suara Jimin. Dan karena benar-benar kelelahan dalam dirinya, pada akhirnya Yoora memasuki kamar dan melelapkan diri.

Setidaknya mungkin setelah bangun nanti, Yoora akan memperbaiki huhungannya dengan Jimin. Terlebih Jimin telah berikrar padanya di rumah Tuhan.

Ya, Yoora akan memperbaiki segalanya dengan Jimin.


Namun saat malam dimana Yoora mulai terbangun, matanya tak mendapati Jimin berada di sana. Dengan tergesa Yoora bengkit, memanggil nama Jimin dan mencari di seluruh rumah.

Namun nihil, Yoora tak mendapati siapapun. Pikiran buruknya muncul, tepat saat Yoora mencoba membuka pintu utama, pintunya terkunci. Dalam keadaan panik, Yoora segera berkeliling mencari celah untuk keluar. Namun masih nihil, tak ada satu jendela maupun pintu lain yang bisa dijadikannya jalan keluar. Jimin telah menguncinya, Jimin telah mengurungnya.

Dan perlahan hati Yoora kembali berdenyut nyeri, Yoora kembali merasakan ketakutan luar biasa saat pikiran buruknya merayapi dalam benaknya.

Jimin meninggalkannya dan mengurungnya disini. Dan tak ada akses apapun untuk Yoora dapat menghubungi luar. Karena Yoora pun baru menyadari, Jimin membawa ponselnya pergi bersamanya.

"Ji-jimin-" dan sekali lagi Yoora menangis. Sendirian tanp Jimin yang telah bersumpah untuk bersamanya.

- April 07, 2018

Duh Jim, mau dong disumpahin juga..
Eh, diikrarin, bukan disumpahin 🤣🤣

Salam peluk cium dari Jimin
- Adoreyna
💋💋💋

PAROXYSM ✔️Where stories live. Discover now