TUJUH_RAISING UP

13 4 5
                                    

Hello, it's me again, sorry for the late post cause I have so many things to do.

Just enjoy the story.

Happy Reading!



Abelia

Memikirkan cara yang terbaik adalah saat dimana Abelia memikirkan apa yang ia lakukan tidak sepenuhnya gila karena ternyata ia seharusnya memikirkan orang lain yang menanggung perasaan yang sama sepertinya.

"Mikirin apa sih?" tanya Rea penasaran.

Terdiam, ke sekian kalinya Abelia terdiam ketika Rea mengatakan hal yang sama.

"Mikirin apa Abelia?"

"Salah nggak kalau semisalnya gue menerima Abiw kembali?"

Rea yang mendengar kejujuran Abelia sempat menganga namun dengan cepat Rea mengatur wajahnya menjadi seperti semula, "So fast! Gue padahal baru mau kepo sama Rakha, but...it will be unnecessary." jelas Rea.

"Yah, mungkin kalau gue bohong kelamaan nanti dosa gue makin menumpuk, bukannya khusnul khotimah malah su'ul khotimah yang ada. Kebanyakan bohong sama apa yang gue rasa."

Rea tersenyum pelan, "Begini yah, sebenarnya lo nyesel atau gimana sih? Pasrah karena hati dan seluruh isinya masih ada Abiw atau lo kepikiran orang lain?"

Abelia terhenyak namun terkekeh juga, "Nggak seperti itu sih, mungkin perasaan gue lebih kepada takut di sakiti lagi, terlebih....sama orang sama. That's it."

Rea menganggukan kepalanya paham sembari menimbang apa yang akan dikatakan tetapi sampai akhirnya ia menemukan kata yang pas. Abelia memutar pergerakan kepalanya. Dan di situlah Rea menemukan jawabannya.

Arius

Sejak kejadian kemarin Ailin memang kerap memperhatikan Arius lebih dari biasanya dan entah kenapa Arius membiarkannya tanpa mencegahnya seperti biasanya pula. Mungkin Arius ingin sesekali membalas kebaikan Ailin yang semakin kentara di matanya. Bahkan dengan terang-terangan pula Ailin menyatakan bahwa perasaan sepihaknya terhadap Arius adalah urusannya. Dan jujur saja itu sedikit mencubit hati Arius yang kebetulan patah kedua kalinya. Mata Arius menatap Ailin yang masih mengoceh tentang permintaan Dira yang tidak masuk akal dalam menyelesaikan tugasnya.

Arius baru sadar bahwa ketika Ailin berbicara, dagunya memiliki bentuk yang unik karena bisa membentuk bulatan kecil, di tambah pipi Ailin yang agak tembam membuat lesung pipinya di sebelah kanannya membuat kesan manis tercipta tanpa di sengaja.

Dan yang terjadi adalah Arius memperhatikan Ailin sambil berjalan dari kelas mereka, masih berjalan melewati koridor kampus, menyapa beberapa teman sekelas atau seorganisasi dan masih dengan topik yang sama yaitu Dira dengan keotoriterannya. Tiba-tiba Arius menghentikan langkahnya saat mata Dira kini menatap sudut lain.

Di sana ada Abelia yang menatap keberadaan mereka dengan tatapan heran, sempat terpikir bahwa Abelia akan salah mengira namun rasanya Arius tidak bisa mengatakan apa-apa sekarang, mengingat kejadian di ruang senat waktu itu.

Sayangnya Ailin menarik lengan Arius dan mengatakan hal yang tak terduga, "Yuk! Kita sapa Abelia! Lagian kamu harus lebih semangat lagi Arius!"

Hingga kaki mereka berlarian kecil menuju Abelia yang berdiri menyambut mereka.

"Habis dari ruang senat?" tanya Abelia ramah.

ARIUS, ABELIA, ABIW #FinalPosition (ON GOING)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें