DELAPAN_SPEAK LOUDER

17 3 1
                                    

Hello, it's me again! This time I would like to announce that this story is the last of trilogy from Triple A : Arius, Abelia, Abiw. I will finish this story as soon as possible cause I know it have been two years that I have kept this story without any clarity. So from now on after I have finished join many writing competition and finally one of m,y short story entitled "Mantrai Aku" become one of contributor in Azizah Publishing. I will try to type Arius, Abelia, Abiw #FinalPosition.

If you interested in this story, votes and comment must be needed!




Abelia

Lagu long distance yang dinyanyikan oleh Bruno Mars mengalun sepanjang ruangan kamar Abelia, tak banyak yang Abelia lakukan saat ini selain menatap langit-langit kamarnya sembari membaringkan tubuhnya di atas kasur. Abelia memutar kembali memorinya beberapa hari yang lalu. Di mana ia dengan cepat menerima permintaan Abiw kembali, ia juga merasa bersalah dengan kebaikan Arius yang begitu banyak namun sampai sekarang Abelia sadar bahwa ia tak bisa memberikan perasaan lebih terhadap Arius. Terutama setelah Abiw dengan terang-terangan menyampaikan perasaannya dan dengan serta merta membuat kepercayaan Abelia terbit saat melihat kalung yang Abelia buang dua tahun lalu masih tersimpan utuh.

Pintu kamar terbuka, terlihat Ambar datang dengan sebuah senyuman membuat Abelia menegakan tubuhnya, "Kenapa Ma?" tanya Abelia bingung.

Ambar masih memasang senyumnya, "Kamu kapan balikan lagi sama nak Abiw?"

Sumber masalah datang dan membuat Ambar jadi senyum-senyum tak jelas sekarang, mau tak mau Abelia harus meluruskan juga sekarang, "Mama, Abel nggak balikan sama Abiw, hanya berteman aja. Nggak ada salahnya juga kan?"

"Mama nggak bilang salah kok, lagian nggak ada salahnya menjaga pertemanan sama mantan, toh sah-sah saja."

"Mama kok bahasanya jadi alay juga!"

"Ketularan Abiw kali, tadi mama ngobrol dulu, dia juga bawain mama bunga mawar, segar-segar juga."

"Abiw bawain mawar? Emang Abiw ada di rumah?" tanya Abelia heran.

"Iya, makanya Mama samperin kamu ke sini, eh tau-taunya kamu udah ada feeling yah Abiw mau kesini?"

"Kata siapa Ma?"

"Kata Mama barusan, ih suka pura-pura lah!"

"Terserah Mama, bilangin aja Abel lagi nggak mood ketemu dia, udah yah Ma..."

"Nggak bisa begitu, kalau kamu mau bilang aja sendiri, Mama mau masak, kamu juga lapar kan?"

Terpaksa Abelia beranjak dari kasurnya, ia menuruni tangga bersama Mamanya yang melengang ke arah dapur sedangkan Abelia berhadapan dengan Abiw yang menampakan diri di teras rumahnya.

"Ada apa?"

"Sweetie!"

Baru saja Abelia menenangkan dirinya kini ia harus kembali mengingat luka karena ternyata Abiw benar-benar tidak berubah. Abelia tidak menuntut banyak, ia tidak mau menjadi Abelia yang dulu yang selalu merengek meminta Abiw harus baik-baik saja. Ia lelah menghadapi semua perasaan memuakan seperti sekarang.

"Mau minum apa?"

Abelia mengamati dengan tenang bahwa sepandai-pandainya Abiw berbohong, ia bisa melihat ada bekas luka pukulan di sudut bibirnya serta tangannya yang terdiam di samping tubuhnya juga terkena pukulan. Dan Abelia tahu bahwa Abiw bukan sejenis orang yang bisa menyembunyikan semuanya dengan baik.

ARIUS, ABELIA, ABIW #FinalPosition (ON GOING)Where stories live. Discover now