1.Mengenal

4.8K 109 4
                                    

Rembulan pulang pada langit malam yang setia menemaninya dikala lenteranya hilang.Bisik-bisik sang surya sudah pupus oleh sinar terik yang menyengat berbaur dengan polusi udara kota.

Hari yang kelabu telah dilewati dengan letih terajut kasih tanpa pamrih.Semua sudah sesuai takdir tak perlu dirisau bahkan disesal karena sejatinya hikmah paling berharga adalah rasa ikhlas yang tumbuh saat luka belum mengering namun hidup menuntut tertutup.

Langkah,berpijak kembali ditanah kelahirannya sudah lama sebelum semuanya terjadi begitu cepat hingga singgahnya kali ini kembali pada kota bersejarah dalam saksi suara tangis pertamanya terdengar oleh semesta.

Namanya Risa Hendranata,gadis dengan sejuta pelik hidup yang selalu menuntut lebih dari batas sikapnya.
Gadis berlesung pipi yang memiliki senyum manis identik tiada hari tanpa ada yang memujanya,gadis  yang banyak dikagumi oleh kaum adam bukan hanya karena fisik namun kebaikan hati yang membuat siapa saja akan langsung terpikat terlebih lagi dia adalah sang ketua osis Sma Bakhti Nusantara.

Gadis yang selalu ramah pada semua Orang itu merupakan anak dari seorang Pemilik toko kue yang cukup terkenal di kota Subang.

Berasal dari keluarga sederhana tidak membuatnya goyah untuk meraih cita cita beserta harapan yang akan dia gapai.Dia tinggal bersama ibunya Mega Hendranata,
dia telah ditinggalkan ayahnya sejak umur 12 tahun.

"Kehidupan itu mungkin,saat kita mencoba untuk selalu berusaha mungkin akan menjadi nyata."

Itulah yang selalu membuatnya yakin Setiap usaha yang tulus dan cinta yang menetap bukan hanya sekejap akan menghadiahkan kata Bahagia.

Baru satu tahun tiga bulan dia menetap disubang setelah sebelumnya dia sudah 3 tahun tinggal di subang,kepergian ayahnya adalah luka yang paling mendalam tidak bisa dipungkiri kalau rasa kehilangan masih bersemayam dalam hati kecilnya bahkan sampai kapan pun itu.

"Hallo"

"Kalian dimana?"

"Dikantin"

Panggilan diputus secara sepihak membuat risa berdecak sebal, sejenak risa melirik jam tangan miliknya-pukul 05.45 pagi dia mengembuskan napas kembali berjalan menyusuri koridor kelas tujuannya sekarang adalah ke kantin untuk menemui para sahabatnya.

Deg

Tubuhnya kaku,langkahnya terhenti saat manik mata hitam menatapnya tajam dari tempatnya duduk. Menetralkan detak jantung yang semakin tak sadar diri tiada henti berdetak tanpa ingat bahwa mereka hanya teman tidak lebih.

Sebuah keberanian dalam dirinya selalu menjadi faktor terdepan jika bertatap mata dengannya hingga kontak mata itu terputus oleh orang yang dimaksud.

Kembali melangkah menuju pintu kantin dan ikut gabung bersama para sahabatnya sepertinya bukan pilihan buruk mengingat hal tak terduga bisa saja terjadi setelah tatapan tajam itu mengintimidasi dirinya.

"Mau pesan apa?"tanya dara

"Gak deh,udah sarapan."Ucap risa

"Gue mau ngomong sesuatu deh sama kalian."Ucap cheril

"Tuh lo lagi ngomong."Ucap Amel

M U N G K I N  [ slow update ]Where stories live. Discover now