Chapter 7 :"Pusat Perhatian"

312 32 0
                                    

Keesokan hari di pagi hari yang cerah, Rifa sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolahnya. Ia sudah mengunci pintu rumahnya dan membalikan badannya untuk pergi ke sekolahnya.

Belum lama Rifa berjalan, dari depan pagarnya ia sudah dikejutkan oleh seorang pemuda berambut hitam sedang duduk di tepi halaman teras Rifa dengan santainya sambil membaca buku.

"Sedang apa kau disini?" Tanya Rifa yang dapat membuat atensi pemuda itu beralih padanya.

Bisa dilihat dari ciri fisiknya saat ini, rupanya pemuda itu adalah Andrian atau yang biasa dipanggil Andri.

"Oh, sudah keluar? Ya sudah, ayo kita ke sekolah," ajak Andri, lalu memegang tangan Rifa dan menariknya untuk pergi mengikuti langkahnya.

"T-tunggu dulu. K-kau tau darimana rumahku disini?"

"Kemarin aku tak sengaja melihatmu dari belakang," jawab Andri dengan santai dan refleks membuat alis Rifa melengkung tidak paham.

"M-maksudnya? Kau mengikutiku?"

"Ya, anggap saja begitu."

Rifa terlihat berpikir sejenak. Jika benar kemarin Andri melihat-- mengikutinya, berarti Andri tau Rifa sedang sakit saat itu?

Kalau sudah tau begitu, kenapa tidak segera ditolong saja seperti Frice? Rifa semakin kesal ketika memikirkan pertanyaan itu di otaknya.

"Berarti saat itu kau sudah lihat kalau aku sakit dan tidak bisa bergerak, dan kau tidak berinisiatif untuk menolongku?"

"Tunggu, Rifa, aku bisa jelaskan--"

"Nggak ada yang perlu kau jelaskan lagi!"

Terdiam sejenak, keduanya saling bertatapan satu sama lain.

'Kenapa jadi lebih terdengar seperti acara sinetron?' mereka berdua membatin bersama seraya menatap tidak percaya.

Mengetahui mereka berdua terdiam cukup lama, Andri berinisiatif untuk mengalihkan perhatian terlebih dulu. Menggelengkan kepala pelan untuk membuang semua pemikirannya yang sempat berpikir hal nyeleneh, ia pun bertanya pada Rifa yang saat itu masih tidak memiliki inisiatif untuk bicara.

"Kau mau dengar penjelasanku dulu atau tidak?" Andri bertanya yang dijawab anggukan singkat oleh Rifa.

Mendapat jawaban itu, Andri tanpa basa-basi langsung menjelaskan apa yang terjadi.

Mulai dari Rifa yang pergi meninggalkannya sendirian di tengah lapangan yang sudah retak, Andri berinisiatif untuk menyusul Rifa karena khawatir dan paham betul Rifa baru memasuki dunia ini, sampai ia tak sengaja malah mengikuti Rifa seperti stalker.

Melihat Rifa yang kesakitan, sebenarnya Andri memang berniat ingin menolong. Namun karena Frice lebih dulu menangkap Rifa, niat Andri seketika sirna. Ia kesal dan marah entah karena apa, padahal baru melihat wajah Frice sekilas.

Karena dirasa Frice adalah orang yang cukup baik walau Frice sudah menjadi musuh bebuyutan Andri, Andri memutuskan untuk pergi dan menitipkan sisanya pada Frice.

Ia lebih memilih untuk pulang saja, tapi nyatanya Andri masih saja mengikuti Frice dan Rifa yang digendong. Pikirannya selalu berpikiran hal negatif ketika bersangkutan dengan Frice, untuk itu ia mengikuti Rifa lagi sampai Rifa benar-benar masuk ke rumahnya.

[ ⏸️ ] Detective FIVITD : Their Magic and MysteryWhere stories live. Discover now