Bagian 8

30 2 0
                                    

Bagian 8

Hal yang menyakitkan dalah hubungan: hari ini saling bercerita, tapi tiba-tiba tak bisa saling sapa.

Kubilang kalau aku akan pergi setelah perasaanku membaik, bukan? Nyatanya, aku hanya menjadi baik jika bersama gadis itu. Ketika langkah kecilnya menjauh dariku, aku kembali tidak tenang. Ingin segera hari berganti agar aku bertemu dengannya lagi.

Apa yang salah denganku? Kenapa dia menjadi satu-satunya hal yang membuatku nyaman? Aku ingin bertanya pada yang lebih memahami tentang masalah hati ini. Tapi pada siapa?

Kuputuskan untuk berenang dengan gelisah di air laut pinggir Pantai Pasir Putih. Sesekali menyelam untuk menyegarkan pikiranku.

Hari masih pagi. Air masih terasa segar dan matahari terasa hangat. Aku melompat ke udara lalu menyelam lagi. Terus berenang ke sisi lain pantai yang juga sunyi. Mencoba menangkan hatiku yang risau.

Gerakanku terhenti ketika melihat ada satu sosok di bawah air. Tersenyum sambil menyebarkan pernik-pernik hijau yang keluar dari telapak tangannya ke arah rumput laut yang ada di sekitarnya. Aku memperhatikan sosoknya dari tempatku menyelam.

Seakan merasa sedang diperhatikan, sosok itu menoleh. Wajah mungil namun berseri miliknya menatapku hangat. Aku menyunggingkan senyum dan dia membalasnya sedetik kemudian dengan sikap ramah.

Tanpa ragu aku mendekati sosok tadi. Sekarang bisa kulihat ada banyak rumput laut di sekitarnya. Tumbuh alami kah? Atau di budidayakan oleh Manusia?

"Hai," sapa sosok yang memendarkan warna kehijauan tadi dengan ramah. Rambut panjangnya yang hijau lembut bergerak-gerak mengikuti arah gemlombang kecil yang ada di dalam air.

"Roh Rumput Laut?" Aku bertanya setelah membalas sapaannya.

Roh Rumput Laut tadi tertawa. "Iya," katanya.

"Wah! Keren! Aku baru kali ini melihat Roh Rumput Laut yang berwujud di air. Biasanya aku bertemu mereka di Kota Dalam Air saja. Bagaimana bisa kau berwujud di dalam air ini?"

"Bohong kalau kau tidak tahu," tudingnya seraya tersenyum lembut. Dia menatap rumput laut di sekitarnya dengan hangat.

Bukannya aku tidak tahu. Semua tumbuhan baik di darat maupun di laut bisa berubah menjadi roh jika manusia merawat tumbuhan itu dengan sepenuh hati dan harapan yang besar. Roh akan berwujud, lalu menyebarkan bubuk kesuburan.

Kadang ada juga tumbuhan yang dipercaya bisa mengabulkan permohonan yang menanamnya. Itu benar. Karena roh tersebut akan berusaha membantu mewujudkannya. Mereka harus membuat si penanam bahagia. Jika tidak, maka mereka akan tertahan menjadi roh dan hidup dalam kesunyian sepanjang masa. Tapi jika mereka berhasil membuat si penanam bahagia, mereka akan kembali menjadi serbuk bunga lagi. Berkumpul bersama bunga-bunga yang telah ditanam.

"Jadi kau dibudiayakan oleh Manusia?" Aku meralat pertanyaanku sebelumnya.

Roh Rumput Laut tadi mengangguk. "Sebentar lagi dia akan memanen rumput laut ini. Lalu aku akan menghilang. Hal yang membahagiakan dia jika panen rumput lautnya banyak."

"Kau bahagia melakukannya?" Aku memilih menanyakan apa yang sedang dalam pikiranku. Aku hanya heran, bagaimana dia bisa sesenang itu hanya dengan menyebarkan serbuk kesuburan? Padahal setelahnya dia akan menghilang. Apa dia tidak ingin berwujud roh lebih lama? Apalagi yang kutahu ketika roh itu muncul mereka bisa menyerupa menjadi Manusia hanya dengan menaruh bagian yang layu dari tumbuhan di atas kepala mereka.

"Tentu saja," jawabnya ringan. Masih dengan tangan yang menyebarkan serbuk kesuburan.

"Kau tidak berpikir untuk istirahat sebentar dan menjadi Manusia? Berjalan di Daratan dan mungkin kau akan menemukan banyak hal baru yang menyenangkan," heranku.

BANYUBIRU 100 Bunga Matahari (Revisi) Karya Orina FazrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang