6

6.2K 635 52
                                    

Hari ini Nyonya Yook tak bekerja seperti biasanya, pasalnya ia sedang merasa tak enak badan.

"Eomma, apa perlu ku temani?" tanya Taehyung.

"Tidak. Kau pergi saja bekerja." jawab Nyonya Yook.

"Apa Eomma tak apa?"

"Yak, kenapa kau cerewet sekali? Pergi sana. Belikan saja obat sakit kepala kalau kau pulang." perintah Nyonya Yook.

Taehyung kemudian tersenyum antusias. "Ne." jawabnya. Setidaknya ia bisa membelikan ibunya obat walau tak bisa menjaganya di rumah.

Taehyung berangkat bekerja dengan semangat, ia berangkat bekerja sebelum Sungjae berangkat ke sekolah saking semangatnya.

"Selamat pagi Tuan." sapa Taehyung.

"Oh Nak, cepat sekali kau datang." si bos kaget mendapati Taehyung datang pagi sekali.

"Ne, saya harus bekerja untuk membelikan ibuku obat." jawabnya.

Siapa yang tak kasian melihat itu? Seorang anak dengan sedikit kekurangan memilih bekerja keras dengan alasan 'Ibu'. Sungguh mulia. Sempurna. Tapi itu hanya bagi yang melihat. Karena kesempurnaas sesungguhnya ketika ketulusan dibalas dengan ketulusan jua. Tak seperti Taehyung, yang notabene adalah anak angkat.

Taehyung benar-benar semangat bekerja. Ia bahkan melupakan kalau gajinya akan tetap sama walau datang lebih awal. Di tempat kerjanya itu, Taehyung biasanya banyak bertanya pada bosnya kalau toko sedang sepi.

"Tuan, ini bacanya apa?" tanya Taehyung.

"Seoul." jawab si bos. "Itu ibukota. Artinya, barang itu berasal dari Seoul." lanjut si bos.

Taehyung hanya bisa mengangguk sambil terus memerhatikan tulisan itu. "Kalau yang ini?" tanya nya lagi.

"Itu nama orang. Kim Ki Boem." jawab si bos. "Itu pengirim barang."

Taehyung kemudian antusias. "Wah, nama. Tuan ajarkan aku menuliskan namaku." mintanya.

Dengan sabar, si bos kemudian mengambilkan alat tulis dan mulai mengajari Taehyung.

육태형

Taehyung sungguh bahagia dapat menuliskan namanya, membaca satu nama orang, dan membaca Seoul. Yang ia lakukan sekarang adalah mencari semua barang dagangan dan mencari tulisan Seoul kemudian membacanya "Seoul" katanya sambil tertawa. Kadang ia juga menulis namanya di kaca yang berdebu. "Wahh." kemudian ia akan terkagum setelahnya.

#

Taehyung pulang dengan gembira. Tak lupa ia mampir ke apotik dan menanyakan obat sakit kepala seperti yang di beritahu ibunya.

"Paman, aku mau obat sakit kepala." katanya.

"Ini."

"Berapa?" tanya Taehyung.

"30.000." jawab si penjual.

'Kalau aku membelinya, akan habis. Gajiku hanya 30.000' batin Taehyung.

"Tak ada yang lebih murah? " tanya nya kemudian.

"Itu sudah yang paling murah. Akan lebih mahal kau ke dokter." jawab si penjual. "Kalau kau tak punya uang, tak usah beli." sambungnya.

Taehyung di buat bimbang. Ia akan tetap dimarahi ibunya kalau pulang tak membawa uang. Tetapi, obat itu sudah ia pegang.

"Umm..." Taehyung menggantungkan kalimatnya. Ia harus membawa obat, tetapi ia juga harus membawa uang. Ia putuskan untuk lari, membawa obat dan uang.

"Yak. Maling." teriak si penjual.

Langkah kaki Taehyung masih terlalu kecil untuk bisa lari dari kerumunan orang dewasa. Ia kemudian kedapatan dan di pukuli membabi buta. Sayangnya, obat dalam kemasan botol itu pecah.

Taehyung berakhir dengan tak membawa uang, tak membawa obat, tetapi malah mendapat luka.

"Hiks." isaknya. "Eomma."

Belum selesai penderitaan luka, ketika hendak memasuki rumah, ia melihat beberapa pria sedang memarahi ibunya. Ia kemudian berlari ke arah sang ibu. "Eomma." panggilnya.

"Kalian sudah menunggak selama dua bulan." bentak si pria besar itu.

Ah, itu masalah tunggakan sewa rumah milik mereka. "Beri kami waktu sampai bulan depan. Saya belum diberikan gaji bulan ini." jawab Nyonya Yook.

"Selalunya seperti itu." bentak si pria.

"Tolong kami, saya mempunyai anak yang keterbelakangan, kasihanilah kami." ucap Nyonya Yook sambil meraih Taehyung.

Sekejap memang si pria menatap Taehyung. "Ku beri waktu 2 minggu."

#

"Mana obat?" tanya Nyonya Yook.

Taehyung hanya bisa tertunduk dan menceritakan semuanya, membuat Nyonya Yook seketika marah besar. "Yak, siapa yang mengajarimu mencuri?" bentak Nyonya Yook sambik memukuli Taehyung dan menjewernya.

"Eomma." lirih Taehyung. "Sakit."

"Ini untuk anak yang sudah berani mencuri." ucap Nyonya Yook.

"Hiks. Eomma, sakit."

"Kau itu..." baru saja Nyonya Yook memukuli Taehyung.

"Selamat siang." sudah ada lagi yang menyapa. Itu Dokter Min. Yoongi terkaget mendapati anak yang akan ia kunjungi dalam keadaan hancur, memar dan darah di tubuh dan wajahnya. Ia hanya tak tau mau memanggil apa. "Dongsaeng, kau kenapa? Nyonya, apa anda yang memukuli?" bentak Yoongi di akhir.

"Yak. Tuan, kalau tak tau apa-apa tak usah menuduh. Anak sial ini sudah pulang dalam keadaan begini karena mencuri. Dia ini pembawa sial, tak di inginkan dan merepotkan. " Nyonya Yook kemudian menghempaskan tubuh kecil Taehyung dan memilih masuk kedalam rumah. "Ah, membuatku makin sakit." katanya.

#

"Hiks." hanya isakan-isakan kecil yang di keluarkan Taehyung ketika Yoongi mencoba membersihkan wajah anak itu.

"Siapa Namamu?" tanya Yoongi.

"Taehyung. Hiks." jawab Taehyung sambil terisak.

"Apa setiap hari seperti ini?" tanya Yoongi.

Taehyung hanya bisa menggeleng. Melihat gelengan itu, Yoongi sebenarnya sedikit tak yakin. Apalagi, ia pernah melihat satu anak lagi di rumah ini.

"Mau ikut Ahjussi? Kita ke Seoul dan kau akan sekolah."

Mendengar itu, sesaat Taehyung berbinar. Sudah lama sekali ia mendambakan sekolah, tapi sesaat setelah itu ia kembali murung. "Kalau aku pergi, siapa yang akan bekerja dan membeli makanan?"

Yoongi geram. Ia tahu, anak seperti Taehyung tak mungkin bohong. Dan apa yang ia katakan? Mencari uang dan membeli makanan? Apa ia tak salah dengar? Anak kekurangan ini? Sungguh wajah putih Yoongi sudah memerah.

"Yak. Kalau kau tak iklas bekerja maka tak usah di paksa." suara Nyonya Yook tiba-tiba menggema. "Aku tak membutuhkanmu disini, kau itu anak angkat. Kau hanya dititipkan disini, kau hanya merepotkan dan membawa sial."

"CUKUP." katakanlah Yoongi yang sakit mendengar itu. Ia yang hampir saja menangis. Sementara ia alihkan pandangannya pada Taehyung, anak itu masih memasang wajah datarnya. Kemudian ia mulai menggeleng.

"Tidak Ahjussi, aku akan tetap disini. Bersama ibu dan bekerja untuk ibu."

'Taehyung-ah, kau membuatku sakit.' lirih Yoongi dalam hati.









TBC...

Maaf kalau jelek.
Vote n comment yah

Terimakasih sudah mampir ❤❤

So That I Love You (REVISI) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang