❤12

2.1K 76 0
                                    

*****
"Woy!Ngelamun bae." kata Rehan mengagetkan.

"Apaan,sih?" jawab Vava cuek.

Rehan lalu duduk di sebelah Vava.

"Lo ngapain sih,ngelamun?Lagi ngelamunin gue ya?" tanya Rehan bercanda. "Atau lagi ada masalah?" sambungnya.

Vava menghela nafasnya.

"Putra sekarang lagi ngapain ya." kata Vava sambil menerawang.

Rehan diam,tidak langsung bicara.

"Kenapa harus denger nama itu lagi,sih?!" umpat Rehan dalam hati.

"Ngapain sih, lo bahas dia lagi?!" kata Rehan kesal.

Vava menatap Rehan agak kesal.

"Katanya tadi gue suruh cerita!Sekarang giliran gue cerita lo malah marah.Gimana,sih?!Dasar labil." jawab Vava.

"Ngapain sih,lo masih mikirin dia?Dia itu cuma masa lalu lo.Lupain aja.Kan masih ada gue disini yang selalu ada buat lo.Masih kurang?" tanya Rehan agak kesal.

"Ngelupain itu nggak semudah yang lo bayangin." kata Vava.

"Gue sih, maunya ngelupain,tapi faktanya gue masih suka ke inget.Gue nggak bisa ngelupain semuanya gitu aja kayak nggak pernah terjadi apa ap." kata Vava lagi.

Gimana ya?

Namanya juga cinta pertama,pasti susah untuk dilupakan.

"Bukan nggak bisa,tapi belum bisa." kata Rehan. "Dan gue yakin lo bakal bisa.Ada gue disini." kata Rehan sambil memegang bahu Vava.

"Faktanya,nggak ada proses melupakan yang benar benar sukses.Pasti masih ada sekeping masa lalu yang akan selalu lo inget." kata Vava dengan ekspresi melownya.

"Muka lo biasa aja bisa nggak?" kata Rehan sambil terkekeh.

Ia sengaja mengalihkan topik pembicaraan.

Vava berdecak.

"Dasar perusak momen ya lo!Males gue curhat ke elo!" kata Vava ketus.

"Tenang Va,ada gue disini.Gue bakal bantu lo buat lupain Putra." kata Rehan dalam hati.

*****
"Kenapa lo,Va?Kok muka lo jelek gini?" kata Natan bercanda.

Vava menunjukan senyum palsunya.

"Cuma pusing aja kepala gue." jawab Vava seadanya.

Raut wajah Natan berubah agak khawatir.

"Lo pusing?Sini duduk sama gue,gue pijit kepala lo biar mendingan." kata Natan menawarkan.

"Jangan gausah,ntar ada yang marah lagi." goda Vava.

"Santai aja,gue kan nggak pernah punya cewek.Kalo gebetan banyak!" kata Natan bercanda.

Vava hanya menggelengkan kepalanya.

"Ekhm." Riki berdehem pelan. "Sekarang,kita semua ke perpus!" katanya.

Semua seisi kelas itu pun berebut pergi ke perpus.Bukan karena mereka anak rajin,tapi karena kursi di perpus itu terbatas.

Masa iya mereka mau lesehan kayak di angkringan?

*****
"Yah Va,kursinya habis.Tuh kalo lo mau duduk,satu kursi sama Riki." kata Umar.

Ya semua itu sudah direncanakan.Rencana agar Riki bisa pdkt sama Vava.

Vava berpikir sejenak.

Vava mencari keberadaan Rehan.Dia ingin duduk dengan Rehan saja!Vava melihat ke segala arah.

Nah,itu Rehan!

Tapi...tunggu,Rehan duduk sama siapa itu?

Vava memyipitkan matanya untuk memperjelas penglihatannya.

Ica?Iya,itu Ica!

Deket banget lagi duduknya!

Cemburu kembali menghinggap di hati Vava.Kenapa harus sama Ica?Nggak ada yang lain kah?!

Tanpa banyak berpikir Vava langsung menuju bangku yang di duduki Riki.

"Gue duduk di sebelah lo,nggak papa kan?" tanya Vava basa basi.

Semua orang disana menatap tak percaya.

Riki pun juga tak percaya.Ia sedikit terkejut.Namun,segera Riki menggeser posisi duduknya dan mempersilahkan Vava duduk di sebelahnya.

Vava melirik ke arah Rehan sebentar.Rehan juga menatap Vava.

Dia hanya menatapnya saja!

Apa yang cemburu hanya dirinya saja?Apa Rehan tidak cemburu melihatnya duduk berdua dengan Riki?!

Sepertinya,cintanya pada Rehan memang bertepuk sebelah tangan.

Jelas,jika dirinya dibandingkan dengan Ica kalah.Ica pintar matematika,dia tidak!

Ica manis dan perhatian,dia tidak!

Ica tinggi dan ramping,dia tidak!

Vava itu pendek!Kecil!Disentil juga langsung jatuh!

Vava hanya unggul di pelajaran bahasa inggris.Hanya itu saja kelebihannya.

"Oy Pak Ketu,gue Izin keluar bentar ya sama Ica.Bentar doang." kata Rehan sambil menggandeng tangan Ica.

"Kemana?" tanya Riki.

"Bentar doang Pak Ketu,gue nggak bakal macem macemin Ica deh,janji." kata Rehan bercanda.

Ica hanya menunduk malu.

"Yaudah.Jangan lebih dari 10 menit." jawab Riki.

Setelah itu,Rehan dan Ica keluar.

"Waw!Sebenernya ada apa ini?Kok suasananya jadi drama banget?" tanya Umar mengompori.

"Udah.Kerjain aja tugasnya.Jangan kebanyakan ngomong." jawab Riki enteng.

"Anteng ya bro.Sebelahnya udah ada ceweknya." kata Natan menyindir.

Sory gaes.

Baru update sekarang.Nih otak macet dari kemaren kurang oli mungkin.Nggak tau mau nulis apaan.Maaf kalo part ini agak nggak jelas.

Tapi next part,insyaallah bikin baper deh :)

Jangan lupa vote dan komen ya.Masih butuh banyak support nih.

Happy reading ❤

Benci tapi CintaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora