❤19

1.8K 84 2
                                    


Saat Vava berjalan di lorong parkiran,dia merasa seperti ada yang mengikutinya.

Dia tahu dan semua murid di sekolah ini pun tau,jika di lorong parkiran ini memang horor.Ada penunggunya.

Banyak yang sudah melihat penampakan sesosok perempuan berambut panjang.

Hawa dingin pun mengelilinginya.Vava pun memberanikan diri menoleh ke belakang.

"Nggak ada orang."gumamnya pelan.

Vava pun melanjutkan langkahnya.Saat dia melanjutkan langkahnya yang kedua,seperti ada bayangan hitam di belakangnya.Dan,terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat..

Mendekat..

Dan mendekatt...

"Ya allah,Vava nggak mau lihat hantu,walaupun Vava suka liat film hantu!Tolong ya allah,Vava bohong waktu Vava ngomong kalo Vava nggak takut sama hantu."

"Emang bener,Vava cuma takut sama Allah.Tapi kalo sekarang hantunya ada dibelakang Vava,Vava ralat deh omongannya.Vava takut sama Allah,sekaligus takut sama hantu.Vava nggak akan liat film hantu lagi.Janji.Tapi hantunya hilangin dulu.Vava nggak bisa gerak ya allah." katanya panjang sambil berjongkok di lantai lorong itu.

Matanya terpejam erat,dengan tangannya menangkup depan wajahnya.

Lalu,terasa sebuah tangan menepuk sebelah pundaknya.

Saat itu,jantungnya seakan berhenti berdetak.Dia pun sampai lupa caranya bernafas.

"Vava pasrah deh."katanya lemas,menghembuskan nafas terakhirnya.

Dia pun menoleh kebelakang.

Saat dia menoleh...

Ternyataa...

Yang dilihatnya adalah......

Sesosok....Ku...Ku...Ku!!!

"Kutu kupreeet."

"Riki!Nakutin gue aja sih!"katanya terkejut saat melihat ternyata sosok itu adalah Riki.

Dia akhirnya bisa bernafas lega.Karena ternyata bukan kuntilakan yang seperti digosipkan banyak murid sekolah itu.

Riki hanya menatap heran.

"Lo kenapa?Pucet gitu mukanya?" tanyanya.

"Udah,ah..Gue lagi males ngomong.Jangan ajak gue ngomong dulu."jawabnya lalu berdiri dan memasang wajah sedatar mungkin.

"Males ngomong?"tanyanya lagi.

"Iya."jawab Vava yakin.

"Yakin?"

"Yakin!"

"Serius?"

"Berius rius malah!"jawab Vava sambil mengangguk.

Dia malah terkekeh pelan.

"Itu barusan ngomong."kata Riki santai.

Vava hanya mendengus kesal sambil memutar matanya malas.

"Kenapa gue harus ketemu orang semenyebalkan dia di saat seperti ini?!" batinya.

"TERSERAH."katanya lalu memalingkan muka.

Hening sejenak.

"Ngapain masih disini?"tanya Vava.

"Gue?"tanya Riki lagi.

"Bukan."jawab Vava.

"Oh."jawabnya singkat.

"Ya lo lah,siapa lagi makhluk hidup yang ada disini selain kita?"kata Vava kesal.

"Ada banyak."jawab Riki.

"Siapa coba?"tanya Vava.

"Pohon,semut,serangga,mungkin hantu juga ada."jawabnya.

"Gue kira,lo nggak bakal bisa jawab."kata Vava sambil menggaruk kepalanya.

Riki hanya tersenyum tipis.

"Lagi sedih?" tanyanya.

"Sok tau!" jawab Vava.

"Nggak usah pura pura.Gue liat semua tadi." kata Riki.

Vava hanya diam lalu menunduk.

"Oh."kata Vava singkat.

Hening lagi.

"Eh,tapi ngapain lo ngintip ngintip sampe nguping pembicaraan orang?Lo..ngikutin gue?"tanya Vava menyelidik.

Riki tak menjawab.

"Lo sedih karena dia nggak nembak lo beneran?"tanya Riki.

Vava terhenyak mendengar pertanyaan itu.Dia bingung harus menjawab apa.

"Ah..Enggaklah,ngapain juga gara gara itu."jawabnya sambil tersenyum kaku.

"Gue tuh,sedih karena gue kesel aja.Rehan bercandanya kelewatan,perasaan dibuat mainan!Kan nggak lucu."katanya masih menggerutu.

"Tapi kalo lo nggak ada perasaan apapun,lo nggak bakal mungkin sedih."kata Riki lagi.

Vava hanya menatap Riki agak kesal.Dia paling tidak mau kalo ditanya masalah perasaan.

"Lo ngapain sih,ngomong gitu ke gue?Maksud lo apa?" tanya Vava agak sewot.

"Berarti bener." jawabnya.

"Apaan sih.Nggak jelas lo,Rik." kata Vava lalu berdiri dan berjalan pergi dari sana.

"Apa masih ada kesempatan buat gue masuk ke hati lo?" batin Riki.

~Rehan POV

Setelah Vava pergi dari tempat itu,Rehan pun duduk di sebuah kursi taman di dekatnya.Dia mengusap kasar wajahnya.

"Gue sendiri masih bingung sama perasaan gue."katanya dengan pamdangan yang kosong.

"Apa gue suka sama lo?Atau sama dia?Atau sama yang lainnya?"gumamnya.

"Sory Va,gue nggak maksud buat mempermainkan perasaan lo kayak tadi."

Lalu dia pun berjalan pergi menuju ke kelasnya karna bel masuk sudah berbunyi.




Hai :)
Mau curhat bentar nih.Awalnya,udah nggak ada niatan buat ngelanjutin cerita ini.Tapi,karna lumayan yang nambahin cerita ini,yaa jadi agak semangat lagi buat ngelanjutin.Walaupun,nggak ada Vote nya.Heheh
Gpp,santai aja.Ceritanya di baca aja udah seneng kok.Serius deh.

Baca next part ya ❤
Jangan lupa vote dan komennya!Nggak bakal bosen aku ngingetin.

Benci tapi CintaWhere stories live. Discover now