EXTRA CHAPTER - 2

3.7K 161 7
                                    

Begitu masuk ke dalam rumahnya Kevan dan Diandra langsung berjalan menuju ruang makan. Kevan cukup kelaparan karena sudah sejak tadi siang dia sama sekali belum mengisi perutnya.

"Kok ke sini?" tanya Diandra heran.

"Masakan sesuatu dong, Di. Laper aku," lirih Kevan. Ia memasang wajah minta dikasihani membuat Diandra gemas sendiri.

"Emang mau makan apa?" tanya Diandra mengernyit. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kevan tertawa karena tingkahnya, lelaki itu mengacak rambutnya dengan bebas.

"Kayak jago aja masak," ucap Kevan. Diandra langsung memanyunkan bibirnya, merasa terhina atas ucapan Kevan yang memang benar adanya.

"Aku masak nasi goreng aja, ya?"

Kevan mengangguk, sambil menunggu Diandra memasak nasi gorengnya lelaki itu duduk memainkan ponsel. Matanya sesekali melirik ke arah Diandra bahkan memotret gadis itu yang kebetulan membelakanginya.

Kevan : Calon istri idaman😂

Kevan : [Picture]

Kevan terkekeh sendiri saat mengirim pesan di grup chat dia dan teman-temannya.

Teddy : Kampretttt :v

Rio : Weiii, gue kapan di masakin?😂

Teddy : Aleta mah boro2 mau di masakin yang ada gue yang dimasak sama dia:v

Rio : Asw ngakak😂

Kevan : Derita lo pada!😂

Teddy : Sa ae lu tong :v

Rio : Tiati putus nangis lo van

Kevan : Neverrr💩

"Kenapa sih ketawa?" tanya Diandra penasaran. Ia berjalan ke arah meja makan sambil meletakan sepiring nasi goreng yang baru saja dimasaknya.

Kevan hanya tersenyum, "Nggak penting." Tangannya bergerak mengambil sendok dan garpu yang ada di atas meja. Ponsel ia letakan, mulai menyendok nasi goreng buatan Diandra.

"Gimana rasanya?" tanya Diandra penasaran.

Kevan mengunyahnya secara perlahan. Seolah menikmati nasi goreng itu dengan nikmat, "Lumayan," katanya manggut-manggut.

Diandra memancarkan senyum leganya. Keduanya mulai mengobrol asik sampai Kevan menghabiskan nasi goreng itu.

Baru saja rasa senangnya datang, Diandra malah disuguhi pemandangan yang kurang sedap dihadapannya. Grasia, datang dari lantai dua rumah Kevan berjalan manja. Seolah menganggap jika Diandra tidak ada di sana, Grasia dengan nyaman mengambil posisi duduk di samping Kevan. Lalu, memeluk lengan lelaki itu dengan bebas.

"Kevannn! Temenin aku ke depan, ya? Aku mau beli makanan," rengeknya manja. Jika bagi Kevan hal ini sudah biasa, meskipun kadang dia risih karena Grasia selalu memperlakukannya lebih dari batas seorang sepupu.

Tetapi, kembali lagi pada sikap Grasia yang memang manja. Kecuali pada Yarsaf. Gadis itu kurang dekat dengan Yarsaf.

Kevan melepaskan secara perlahan pelukan Grasia di tangannya. Ia memandangi Diandra yang nampak tidak nyaman dengan keadaan ini. "Grasia, kamu nggak liat? Aku lagi makan, dan ada Diandra di sini."

Grasia mendongak menatap Diandra dengan datar. Seakan acuh ia kembali melihat Kevan, "Makannya kan udah selesai, ayolahhh ... temenin ...."

Rengekan Grasia semakin membuat mata dan hati Diandra panas bukan main. Dimana letak sopan dan santun gadis itu? Bahkan, pikiran dan persepsi-persepsi yang tadinya sempat hilang kini kembali. Diandra jadi berpikir, apa yang Giofany katakan mungkin ada benarnya.

PERFECTWhere stories live. Discover now