EXTRA CHAPTER - 3

6.1K 218 4
                                    

LANGIT tampak tidak bersahabat hari ini. Mendung terlihat dimana-mana. Semakin membuat Diandra tidak mau bangkit dari kasurnya. Dia juga sudah cukup rindu dengan kasurnya. Selama kuliah di luar negeri mana ada rasa nyaman dikasur seperti kasur dirumahnya. Ya, mungkin dia sudah terlalu jatuh cinta dan rindu berat pada kasurnya.

"Diandra! Astagfirullah! Kebo banget, sih, lo! Bangunnn! Hari ini kita itu mau siap-siap ke Bali." Zia menggoncang tubuh Diandra bahkan ia menarik selimut gadis itu.

"Ah? Apaan, sih, Zi. Gue 'kan tunangan lusa, masa mau ke Bali," sahut Diandra masih enggan bangun dari kasurnya.

"Iya, tapi hari ini kita ke Bali. Dan lo belom mandi?! Packing? Astagaa!" Zia mendengus sebal.

"Ini udah jam delapan! Kita berangkat jam sembilan, Di! Apa lo nggak dikasih tahu sama Kevan kalau acara tunangan lo itu di Bali?"

Diandra kaget sontak bangun dan memandangi Zia. "Di Bali?"

Zia mengangguk dan menggeleng-geleng malas melihat tingkah Diandra.

"Jahat banget, sih, Kevan nggak mau kasih tahu gue! Iiihh."

"Yaudah, sana mandi!"

"Kampret banget, sih, awas aja nanti ketemu! Gue tampol! ARGHHH!" kesal Diandra.

Semalam Diandra dibuat kesal karena keduanya yang membicarakan masa lalu. Jadilah Diandra ngambek dan pulang diantar Kevan tanpa bicara sama sekali. Niat untuk membahas soal pertunangan keduanya malah batal. Ini semua karena Kevan.

Sudah tahu Diandra capek, perjalanannya cukup panjang. Harusnya ini menjadi hari bahagianya, bukan hari menyebalkan bagi dia.

***

Di sinilah mereka sekarang, di dalam pesawat menuju Bali. Diandra duduk tepat di samping Zia, bahkan dia tidak mau bicara pada Kevan saat lelaki itu memanggilnya. Namun, Kevan tetap duduk di samping Diandra.

"Astaga! Zia!" kaget Diandra menepuk pelan dahinya teringat sesuatu.

"Apaan?"

"Celana dalam gue ketinggalan. Lo sih kenapa nggak ingetin gue?" ucap Diandra berbisik dan berharap hanya Zia yang mendengar.

"Iihhh, kok nyalahin gue kan punya lo!" ucap Zia. Ia dengan nyaman memasang earphonenya tanpa memperdulikan lagi Diandra.

"Kamu lupa apa?" bisik Kevan terkekeh.

"Diem! Ini tuh gara-gara kamu tahu nggak!"

Kekesalan Diandra tidak sampai di sana. Sesampainya di Bali, ia dan Kevan malah disewakan satu mobil oleh Papanya Kevan. Alasannya, supaya keduanya bisa jalan-jalan dulu, menghilangkan penat dan cuci mata.

"Ke toko baju?" Kevan membuka suara. Diandra yang sejak tadi melipat tangannya di dada mengernyit.

"Ngapain ke toko baju?"

"Beli celana dalam kamulah."

"Nggak, aku bisa beli sendiri."

"Dih, aku temenin, biar tau juga berapa ukurannya. Aduh!" Kevan meringis karena Diandra yang dengan nyaman menepuk pundaknya keras.

"Jangan macam-macam!" ancam Diandra.

"Kan besok tunangan, gapapa kali ada macam-macamnya sedikit."

PERFECTWhere stories live. Discover now