Chapter 4: Pacar Baru Arka?

41.4K 3.5K 28
                                    

Naura menelungkupkan kepalanya pada meja belajar lalu menghela napasnya

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Naura menelungkupkan kepalanya pada meja belajar lalu menghela napasnya. Laptop berwarna putih masih setia menyala tepat di depan kepalanya. Ia baru saja selesai mengetik sebuah orientasi pada teks biografi Arka. Hanya satu paragraf pendek dan rasanya Naura kurang puas dengan tulisannya itu.

Dirinya masih harus bertemu dengan Arka lagi dan menanyakan banyak hal kepada laki-laki itu untuk dapat melanjutkan teks yang dibuatnya. Kemarin-kemarin, ia hanya bisa bertanya sedikit karena cowok itu sulit untuk diajak bekerja sama. Mewawancarai Arka, Naura harus dibuat ekstra sabar menghadapi Arka yang selalu bercanda saat menjawab pertanyaan yang ditanyakannya.

Naura kesal. Mendapat tugas membuat biografi ternyata sulit. Tidak ada bayangan sebelumnya jika ia akan mendapatkan tugas itu dari Bu Ningsih.

Naura menghela napasnya lagi. Ia menegakkan tubuhnya. Sepertinya ia butuh hiburan untuk menyegarkan otak dan hatinya yang sedang semrawut itu. Naura melihat jam dinding kamarnya. Pukul sembilan pagi. Weekend ini, Naura tidak memiliki jadwal apapun. Tidak ada tugas kelompok yang harus dikerjakan hari ini.

Naura menopang dagunya. Alisnya menyatu. Otaknya berputar memikirkan kegiatan apa yang cocok untuk ia lakukan. Namun, baru beberapa detik berpikir, terdengar suara sepeda motor dari arah depan rumah yang membuat fokus Naura terpecah. Tidak lama kemudian, terdengar suara klakson yang dibunyikan. Naura menolehkan kepalanya pada pintu kamar. Alisnya terangkat. Penasaran siapa yang datang bertamu pagi ini.

Setelah membenarkan rambutnya yang ia kucir kuda dan baju kaos rumahannya sebentar, Naura lantas berjalan keluar kamar. Sesampainya di ruang tamu, Naura membuka pintu. Senyumnya merekah saat melihat seorang gadis cantik berdiri di hadapannya.

"Mbak Kesyaaa!" Sorak Naura merasa senang. Sudah lama Naura tidak bertemu dengan kekasih dari kakaknya itu. Mungkin, sudah sekitar dua minggu lebih. Terakhir Naura bertemu dengan Kesya adalah di saat Kesya main ke rumah dan Naura menceritakan jika hubungannya dengan Arka sudah putus.

Gadis berumur 21 tahun bernama Kesya Aruningtiyas itu ikut menyunggingkan senyumnya. Ia juga merasa senang bertemu dengan Naura.

"Ah, sudah lama Mbak Kesya enggak main ke sini. Mbak Kesya kemana aja? Naura kangen tau." Naura mengerucutkan bibirnya. Tangannya memegang lengan Kesya.

Kesya tertawa pelan. "Maaf, ya, dek. Mbak enggak pernah main ke sini. Mbak juga kangen sama kamu," ucap Kesya.

Naura hanya mencebikkan bibirnya. Namun, tak urung ia tersenyum juga. "Yaudah, yuk, masuk, Mbak. Pas banget nih, aku lagi enggak ada kerjaan apa-apa. Bingung mau ngapain. Untung Mbak Kesya datang."

Naura menarik tangan Kesya. Mereka pun berjalan menuju ruang keluarga.

"Tumben rumah sepi, dek," ucap Kesya setelah mereka duduk di sofa yang ada di sana. Naura mengambil toples berisi camilan keripik dari meja. Ia membuka tutup toplesnya lalu memakan keripiknya. "Iya nih, Mbak. Mas Nara tadi pergi eggak tau mau kemana. Mbok Inah lagi ke tempat tetangga," jelas Naura sembari ia mengunyah.

Kesya mengangguk-anggukkan kepalanya. Tangannya tergerak ikut mengambil keripik yang Naura cemil lalu memakannya.

"Dek, kamu gimana sama Arka? Dia udah punya pacar baru, ya?" tanya Mbak Kesya tiba-tiba.

Naura menaikkan alisnya. "Maksudnya?" tanya Naura balik.

"Arka udah punya pacar baru? Mbak tadi pas ke sini lihat Arka ngeboncengin cewek. Mesra lagi, si ceweknya peluk-peluk Arka."

Terkejut. Mungkin bisa dibilang begitu. Mendapat informasi yang tidak biasanya itu membuat Naura dirubungi rasa penasaran. Beberapa pertanyaan dan hipotesis mulai bermunculan pada diri Naura.

Apa benar Arka sudah memiliki pacar baru? Jika iya, kenapa ia baru tahu? Arka termasuk anak famous di sekolah. Pastinya kabar-kabar seperti itu bisa langsung tersebar di kalangan murid-murid SMA Nuri dan akan menjadi bahan pembicaraan pokok pada grup biang rumpi.

Apa seseorang itu Disa? Secara di pandangan Naura, gadis itu melihat Arka sempat dekat dengan Disa. Atau lebih tepatnya sudah akrab.

Tapi, pikiran posistif Naura mengatakan jika mungkin saja seseorang yang dibonceng Arka itu adalah saudara sepupu Arka. Mengingat Arka terlahir sebagai anak tunggal.

"Dek, jadi gimana hubungan kalian? Arka enggak ajak balikan, nih?" Tanya Mbak Kesya lagi.

Naura mengendikkan bahunya. "Enggak, Mbak. Arka kayaknya beneran serius, deh, minta putus. Selama ini enggak ada dia bilang minta balikan. Kesal ih, aku enggak tau salah aku apa tiba-tiba dia minta putus." Sepertinya Naura akan melakukan sesi curhat bersama Kesya.

"Selama ini kamu enggak tanya sama dia alasannya apa?"

"Yah buat apa sih mbak tanya. Aku emang penasaran, tapi kalau aku tanya pasti dia berpikir kalau aku enggak bisa move on dari dia. Dikira ngode minta balikan lagi nanti."

"Ya emang mau kamu gitu, kan?"

Naura menghela napasnya, lesu. Perempuan itu tau saja jika dirinya masih tidak rela putus dari Arka. Selama ini memang hanya Kesya yang tau akan hubungan Naura dan Arka. Apa pun yang terjadi, mau itu baik atau buruk, permasalahan Naura dan Arka, Kesya yang mengetahuinya. Bagi Naura Kesya adalah tempat paling cocok untuk mencurahkan isi hatinya. Ia lebih memilih Kesya daripada Mas Nara karena Kesya sama-sama perempuan. Di sisi lain ia tidak mau jika nanti bercerita dengan Mas Nara semuanya malah semakin runyam. Apalagi jika Mas Nara tau Arka memutuskannya dan membuat Naura sakit hati. Naura merahasiakan ini semua dari Mas Nara.

"Walaupun udah putus, kalian masih berteman baik, kan? Mbak tau kamu kesal sama Arka. Tapi, kamu enggak bisa buat enggak suka apalagi benci sama Arka. Mantan bukan berarti bukan teman. Emang, sih, sayang juga kalian putus. Satu tahun pacaran ditambah Arka di mataku anak yang baik dan perhatian sama kamu. Tapi, ya, mau gimana lagi. Maunya dia gitu ya udah," jelas Kesya.

Naura mengangguk setuju. Benar yang dikatakan Kesya. Walaupun mereka sudah putus bukan berarti mereka tidak bisa berteman. Lagi pula, ia, kan, masih remaja. Masih anak sekolah juga. Kewajibannya itu adalah belajar. Bukan malah memikirkan tentang pacaran. Tapi, mendengar informasi yang didengarnya tadi tetap saja membuat secuil hatinya merasa sakit.

Apa iya dirinya harus benar-benar melupakan Arka? Jika benar Arka sudah memiliki kekasih baru, bagaimana?

***

***

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
Mantan Rasa Pacar [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora