Chapter 28: Rapot

18K 1.6K 29
                                    

Sudah sekitar satu minggu Arka dan Naura kembali di hubungan awal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah sekitar satu minggu Arka dan Naura kembali di hubungan awal. Lala, Galuh, Disa, Fikri, dan Fiko yang mengetahui kedua sejoli itu kembali berpacaran langsung menagih pajak balikan. Arka langsung menolak permintaan teman-temannya itu.

"Enggak ada yang namanya pajak balikan. Anak orang kaya, kok, makannya minta-minta, punya duit, kan? Jajan sendiri," tolak Arka saat mereka berkumpul di rumah Galuh.

"Pelit banget, lo, Ar. Kok lo mau, sih, Ra, sama dia? Mending sama gue aja. Gue orangnya dermawan," ucap Fiko yang langsung dapat tatapan sinis dari Arka.

"Oppa Choi Byung Chan said, orang tuaku yang kaya, aku miskin," ucap Lala dengan muka memelasnya.

Naura terkekeh. Gadis itu langsung teringat drama Live On. Dasar, bisa-bisanya Lala ingat salah satu dialog dalam drama Korea itu.

Arka menyenderkan punggungnya di badan sofa. "Gue juga. Pak Pras yang kaya, anaknya miskin."

Lala berdecih.

Namun, ternyata Arka hanya membual. Beberapa menit setelahnya, datang delivery pizza yang sudah dipesan oleh Arka sendiri. Mereka pun makan-makan di tempat Galuh.

Hari itu, mereka bersenang-senang. Bermain game bersama, menonton film, bermain permainan kecil seperti dadu ular tangga, monopoli, sampai uno dan jika kalah harus dicoret menggunakan tepung.

Rumah yang awalnya sepi menjadi sangat ramai karena para remaja itu. Tanpa mereka sadari, mereka melupakan fakta jika bersamaan kesenangan itu, para orang tua tengah datang ke sekolah untuk mengambil rapot.

Hingga siang hari, ruang keluarga yang dijadikan titik kumpul berubah menjadi sangat berantakan. Sampah-sampah makanan kecil masih berserakan, karpet dipenuhi taburan tepung, hingga barang-barang tergeletak dimana-mana.

Mereka beristirahat dan kembali sibuk dengan ponsel mereka masing-masing. Mereka belum berniat untuk membereskan kekacauan mereka. Arka merebahkan diri di atas sofa. Awalnya, ia ingin membuka media sosialnya. Namun Arka mengurungkan niatnya tersebut saat tiba-tiba mendapat pesan dari Pak Prasaja. Arka pun membukanya. "Anjir!"

Anak-anak terkejut. Mereka langsung memusatkan perhatian mereka pada Arka.

"Kenapa, lo?" tanya Fiko heran.

Arka memperlihatkan pesan yang dikirim Pak Prasaja. Hanya tanda titik sebenarnya tapi yang membuat terkejut adalah foto rapot Arka.

"Mampus."

"Siap-siap duit, lo, Ar. Masih ingat, kan?"

Arka melihat Galuh.

"Sepuluh besar..."

Arka mendesah sebab lupa dengan tantangan itu.

***

Arka berdiri di hadapan Pak Prasaja. Ia sudah siap untuk menerima omelan papanya. Namun, sejak ia pulang dan masuk ke ruang kerja Pak Prasaja, papanya itu tak kunjung mengeluarkan suaranya.

Mantan Rasa Pacar [END]Where stories live. Discover now