BEGIN OF STORY

3.3K 366 55
                                    

'This not a beautiful story. A beginning from a bad story, full of pain, and lies.'

.

.

Apakah kalian pernah berpikir jika hal yang selama ini terekam oleh indra penglihatan kalian tidaklah seindah yang terlihat?

Apakah kalian merasa jika tawa lepas mereka, menandakan mereka benar-benar berada dalam kondisi yang sebenarnya?

Persahabatan manis yang membuat semua orang merasa iri, apakah benar adanya?

Bagaimana jika yang kalian lihat dan kalian pikirkan selama ini adalah kebalikannya?

Bagaimana jika selama ini yang kalian nikmati hanya suguhan dari beberapa bagian opera?

Bagaimana jika yang selama ini kalian anggap baik-baik saja hanya kamuflase sempurna dari suatu keburukan?

Cinta, kasih sayang, perasaan tulus, apakah kalian masih mempercayainya?

.

.

.

Klik.

Gema musik terhenti. Tujuh orang dalam ruang dengan dua sisi kaca di dalamnya tergeletak di atas lantai. Mereka terengah saling bertautan dengan dada naik turun, membuka mulut lebar-lebar berlomba meraup udara sebanyak mungkin. Jangan lupakan keringat merembes membasahi kaos singlet yang sudah tak berupa.

"Lima belas menit."

Yang paling tua menginterupsi diiringi dengan persetujuan dari anggota lain. Satu persatu dari mereka berkumpul, membentuk lingkaran. Menggilir dua botol mineral berukuran besar, memberikan oasis pada tenggorokan mereka yang terasa kering.

Desahan lega terdengar setelahnya. Tenggorokan kering kini sudah kembali segar.

Ruang latihan kembali ramai dengan gelak tawa. Saling melempar lelucon dengan tiga bungkus camilan ditengah-tengah, menjadi teman asyik saat berkumpul.

Tapi jika dilihat lebih jeli lagi, ada satu orang di sudut ruangan yang hanya bisa menatap iri ke arah yang lain. Botol mineral berukuran sedang di sampingnya sudah kosong bahkan sebelum yang tertua menginstruksi mereka untuk beristirahat. Tenggorokannya masih kering, namun tidak ada satu pun dari mereka yang menyadari hal itu. Ah, atau bolehkahku menyebutnya dengan tidak peduli?

Merasa benar-benar diabaikan, ia segera berdiri. Berjalan menuju pintu keluar dengan botol tadi di tangannya. Melirik sekilas ke arah botol air besar yang berada di tengah. Padahal ia hanya menunggu mereka melempar botol itu. Sedikit berbagi dengannya tak salah bukan? Lagi pula ia tak memiliki penyakit menular.

Ia 100% sehat.

Menghela nafas panjang setelah melewati pintu. Tubuhnya menunduk sesekali saat berpapasan dengan orang-orang di sepanjang koridor. Hanya sebatas formalitas, karena ia sama sekali tidak mengenali mereka. Ia berada di sana belum genap satu tahun, jadi wajar saja jika tidak mengenal terlalu banyak orang.

"Kau tahu, aku dengar ia anak dari seorang ilmuan terkenal."

Langkahnya terhenti tepat di depan pintu pantri, menggeser sedikit tubuhnya agar tak terlihat. Ia mengintip dari celah pintu tempatnya bersembunyi, ada dua orang trainee yang sedang membuat kopi.

"Siapa? Anak baru itu?"

"Memangnya siapa lagi? Apa ada trainee baru lagi selain anak itu?"

IGNORED [JOOKYUN] COMPLETE  ✔✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora