Chapter 6: Toko Buku

34.1K 3K 24
                                    

"Mas Nara, aku ikut, ya? Please

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Mas Nara, aku ikut, ya? Please."

Naura menampilkan puppy eyes-nya. Matanya mengerjap-erjap lucu yang membuat wajahnya semakin menggemaskan di mata laki-laki yang sudah siap dengan kemeja kotak-kotak berwarna hitam itu. Raut yang memperlihatkan rasa ketidaksukaan masih terpampang pada wajah Mas Nara. Walaupun, kini terlihat sedikit sudut bibirnya terangkat. Tidak sepenuhnya karena Mas Nara berusaha menahannya.

"Ya, ya, ya? Please. Sekali aja. Besok-besok enggak akan lagi, deh. Janji. Mumpung hari ini ada diskon. Ya?" ucap Naura masih berusaha membujuk.

Mas Nara mendengus. Laki-laki itu mengacak-acak rambut Naura membuatnya menjadi berantakan.

"Mas Nara."

"Tapi satu kali ini aja. Enggak ada besok-besok!" tegas Mas Nara.

"Yeay! Makasih kakakku yang paling ganteng. Bentar, ya. Naura ganti baju dulu. Eh, mandi juga, lengket nih. Enggak akan lama, kok. Mbak Kesya tunggu, ya." Naura langsung berlari menuju kamarnya. Meninggalkan Mas Nara dan Mbak Kesya di ruang tamu.

Mbak Kesya terkekeh melihat Naura. "Lucu banget, sih, adek kamu."

"Maaf, ya. Naura jadi ikut. Enggak bisa ngehabisin waktu berdua, deh."

"Enggak apa-apa. Kan masih ada waktu besok-besok."

"Ya, kan, tetap aja enggak bisa berduaan." Mas Nara memeluk Mbak Kesya dan meletakkan kepalanya pada bahu kekasihnya itu. Mbak Kesya tersenyum. Tangannya mengelus lengan Mas Nara.

Sore ini, Mas Nara dan Mbak Kesya berniat pergi ke mal. Sekadar refreshing sembari menghabiskan waktu berdua. Namun, saat mereka akan berangkat bertepatan dengan itu Naura pulang sekolah. Naura pulang dengan sepedanya yang sudah ia serviskan ke bengkel.

Niat awal Lala yang ingin mampir ke rumah tidak jadi karena Lala harus menghadiri acara keluarga. Naura yang melihat Mas Nara dan Mbak Kesya akan pergi memutuskan untuk ikut. Bukannya ia ingin mengganggu waktu kakak berserta kekasihnya itu. Hanya saja, Naura tidak ingin sendirian di rumah. Memang ada Mbok Inah, tapi setiap jam lima sore Mbok Inah sudah pulang ke rumahnya.

Berbagai macam bujuk rayuan terus Naura berikan untuk Mas Nara. Sebagai kakak tentu saja Mas Nara tidak tega jika meninggalkan Naura sendirian. Mas Nara pun membolehkan Naura untuk ikut. Akhirnya, sampailah mereka bertiga di dalam mal.

Hari ini, Naura tampil sederhana dengan kemeja panjang berwarna baby blue yang dipadukan dengan celana berwarna putih. Memakai flat shoes dan tas selempang yang sama-sama berwarna coklat. Naura mengambil ikat rambut dari tas selempangnya. Tangannya lalu terangkat untuk mengucir rambutnya. Ia sudah tidak sabar untuk pergi ke toko buku. Hari ini, Naura ingin memborong Novel.

"Enggak ada pakai acara nonton segala loh, ya? Awas kamu." Mas Nara kembali mengingatkan. Naura memposisikan tangannya hormat. "Siap, bosku! Janji."

"Enggak usah banyak janji. Mas butuhnya tindakan. Realitanya."

Mantan Rasa Pacar [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora