FIVE : HEARTBEAT

1.2K 171 11
                                    

"Kau akan ke rumahnya?" Leena berseru dengan heboh sambil memutar-mutar sendok es krimnya di udara. "Astaga!"




"Kalau bukan karena tugas sialan si Mr. Botak aku tidak akan pernah sudi untuk menginjakkan kaki di rumah keparat itu." desisku kesal




Allen tertawa mengejek, lalu ikut berbicara. "Bagaimana kalau kita bertukar partner?"




Aku mengernyit lantas memutar bola mata. "Grayson atau Stefan, mereka sama saja, lebih baik aku mengerjakan semua ini sendiri daripada harus bersama dengan para bajingan itu."




"Setidaknya, Stefan jauh lebih baik dari playboy sinting itu." Leena menggerutu. "Aku muak dengan tingkah manwhorenya saat di koridor tadi."



"Apa yang terjadi?"




Aku mengernyit, menatap Leena penuh selidik. "Dia menggoda mu?"




"Bukan aku." Leena mengernyitkan hidungnya, tampak kesal. "Tapi pada Tori, dan mereka berciuman dengan menjijikan, hal tersial dari semua itu adalah aku berada di sana, menyaksikan bagaimana adegan sinting itu terjadi."




"Holy shit!" Allen memaki. "Lantas apa yang kau lakukan?"




"Aku memukul kepalanya dengan buku." Leena mendengus kesal. "Lalu mengancamnya."




"Mengancamnya?" Aku menaikkan sebelas alis, mulai tertarik dengan cerita Leena yang sepertinya akan sedikit menghiburku. "What did you say?"




"Aku akan mengadukan tingkah sialannya pada Miss Delilah dan membuatnya ikut kelas kepribadian jumat nanti." Leena menyeringai




"Dan playboy itu tidak melawan?"




Leena tersenyum lebar sambil menggelengkan kepalanya. "Tentu saja tidak. Dia terlalu takut akan reputasinya yang mungkin saja jatuh karena ikut kelas kepribadian yang dikhususkan untuk para siswi."



"Oh hebat." Allen terkekeh. "Kalau begitu bantu aku agar bisa menghajar Dollan si manusia kepala batu itu."






***






Aku menghela napas panjang sebelum kembali menatap pantulan bayanganku di cermin sekali lagi, memastikan kalau penampilanku tidak buruk atau berlebihan. Geez berhentilah menatap dirimu seakan-akan kau tidak percaya diri di depan keparat itu. Gadis batin sialanku kembali memaki dengan nada sinis yang sangat menyebalkan. Sambil mendengus kesal, aku meraih laptop dan ranselku, lantas bergegas untuk pergi ke rumah Stefan. Oh ayolah Yuki, kau hanya akan mengerjakan tugas dengannya, jangan berlebihan dan bertingkah seperti jalang idiot. Aku meringis, kembali merutuki diriku sendiri kala gadis batinku kembali menyindir dengan kasar.




Rumah keluarga Foster berada tepat di samping rumahku, tapi entah kenapa aku merasa perjalananku begitu panjang. Perutku seperti diremas ketika aku sudah berada tepat di depan rumah Stefan, rasa gugup sialan itu kembali menyerangku, membuat ototku menegang dan napasku memburu. Oh gila. Kenapa aku merasa begini gugup? Persetan Yuki. Persetan. Aku menggigit bibir bawahku kesal, lantas menarik napas, kemudian memutuskan untuk menekan tombol bel.




Butuh waktu enam puluh detik untuk pintu kayu jati itu terbuka, menampakkan sosok wanita dari baliknya. Aku terkesiap, memasang senyum bodoh sambil memaki dalam hati kala wajah Aunty Anne berada tepat dihadapanku, dan kini wanita itu tersenyum lebar melihatku.




(His) Dark Secret [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang