12.Terlanjur

8.6K 321 4
                                    

"Tring.. Tring.. Tring.." bunyi alarm Adilla berdering nyaring.

"Tok.. Tok.. Tok.." ketukan suara pintu Adilla membangunkan Adilla yang masih menarik selimutnya itu.

"Masuk" ucap Adilla

"Bangun yu, udah jam segini shalat shubuh dulu" ucap Shakira sambil mengelus ngelus rambut Adilla.

"Abang pasti blom shalat juga kan?" Tanya Adilla masih sambil merapihkan tempat tidurnya itu.

"Udah, tadi shalat sama mama" ucap Shakira.

"Yaudah, Dilla shalat dulu abis itu mandi langsung ke bawah ya" Ucap Adilla kepada Shakira.

"Iya, cepet ya" ucap Shakira langsung menutup pintu kamar Adilla.

********

"Pagi kalian semua" sapa Adilla pada Rio dan Shakira.

"Kamu sama siapa nanti ke sekolah nya?" Tanya Shakira.

"Sama Abang lah sama siapa lagi" jawab Adilla sambil mengunyah Roti nya itu.

"Kirain sama pacar kamu itu" ucap Shakira.

"Pacar?" Ucap Adilla terbengong bengong sambil melihat kearah mama nya dan Kaka nya secara bergantian.

"Iya yang kemarin jemput kamu itu" ucap Shakira menggoda.

"Itu temen yaampun" Alibi Adilla. Kalau ia kasih tau ke mama dan kakanya bisa bisa dia di godain terus sama mereka.

"Yaudah ayo berangkat" ucap Rio sambil meraih punggung tangan mamanya.

"Oke" ucap Adilla sambil meraih tasnya dan berjalan kearah mamanya, dan meraih punggung tangan mamanya itu.

******

Sampai di sekolah Adilla mencium punggung tangan Rio dan langsung berlari kecil kearah gerbang sekolahnya.

Dan tibanya di kelas dia langsung menaruh tas nya di sebelah tempat duduk Rafif. Sebelum dia pergi kearah kedua sahabatnya itu dia mengatakan sesuatu kepada Rafif.

"Gue bakal pake cara gue sendiri buat luluhin hati Lo yang beku itu," ucap Adilla sedikit berbisik di telinga Rafif dan membuat Rafif mendongak kan kepalanya.

"Dan Lo harus siap dengan perkataan gue" Balas Rafif sambil tersenyum sinis.

Langsung saja Adilla kearah dua sahabatnya itu, langsung mengatakan bahwa dia akan melaksanakan aksinya itu, memang rundingan kemarin tidak ada Anindya, tetapi bukan salsa namanya kalo mulutnya tidak bocor seperti ember yang pecah.

"Gue udah bilang ke Rafif" ucap Adilla polos.

"Bilang apa? Kaya gimana?" Tanya Anindya heboh sendiri.

"Ya bilang, kalo gue mau berusaha meluluhkan hati dia yang beku itu" ucap Adilla sambil senyum.

"Lo gila apa gimana? Gue kira Lo ga polos lagi, ternyata. Polos polos ngomongnya Asique juga Lo" ucap Salsa sambil mencoel dagu Adilla.

"Emang nya gue gila kenapa sih? Ada yang salah gitu?" Tanya Adilla polos sampai sampai dia memasang mutados muka tanpa dosa, nya itu.

"Tuh kan ga peka njay" ucap Salsa geregetan.

"Maksudnya apa aja gue gatau loh" ucap Adilla lagi lagi dengan muka polosnya itu.

"Gila Lo ya emg, Lo seharusnya ga usah ngomong begitu sama Rafif dia kan jadi il feel sama Lo, harga diri Lo taro dimana kalo Lo duluan yang bilang gitu sama cowo? Hah?" Tanya Anindya sambil sedikit berbisik.

Karena tempat dia itu di depan kelas mereka membicarakan itu, bukan di dalam memang tetapi nanti kalau ada yang mendengar pembicaraan mereka, pasti langsung ada yang menghebohkan Warga Sekolah.

"Lo kan udah ngomong gitu, jadi Lo harus ngejalanin nya sampai tamat" ucap salsa santai.

"Iya ko tenang aja gue pasti selesain smpe akhir, tapi caranya gimana? Gue laksanain nya kapan?" Tanya Adilla sambil menatap kedua wajah sahabatnya itu.

"Lo harus kasih sarapan mungkin sama dia, harus siap sama kata kata cold prince Lo itu" jawab Anindya.

"Iya bener, karena setau gue dia tu emang waketos, dan termasuk cogan SMA pelita ini" ucap Salsa.

"Oke kalau gitu gue Insyaallah siap, tapi kalian berdua bantuin gue juga ya?" Ucap Adilla lagi.

"Pasti, jadi Lo harus ngelakuin besok ya" Ucap Salsa santai.

"Besok? Serius?" Tanya Adilla terbengong bengong sambil melihat kedua sahabatnya itu.

"Iya, udah ayo masuk takut keburu ada guru" sahut Anindya.

*****

Halloww readers or siderss💜
Maap jarang update.. baca terus yaa tap for reading list kaliaan💜 terimakcii 500+ nya
Sayang semuanya💜
VoteComment yaw!😍

My Cold Prince [Completed]Место, где живут истории. Откройте их для себя