Duapuluh empat💦

2.3K 345 20
                                    


"Terusss guee haruss gimanaa youngjae ibrahimm?? Huhuhu sahabatmu ini oleng."

Youngjae mendengus, memutar kursi belajarnya jadj menghadap ke arah yerin. "Ya lo maunya sama siapa, oncom?"

"Lagian lemah amat jadi cewek, disenggol yang lebih ganteng dikit langsung oleng," cibir pemuda itu pedas.

Yerin melotot sebal, "Heh! Kalo lo liat jaehyun yang sekaranh juga pasti oleng! Lo kan gak normal!"

"Kalo gue gak normal, kenapa gue bisa pacaran sama sejeong, bodoh!??" Balas youngjae gak terima.

Enak aja dikatain gak normal.

Yerin mendorong kursi belajarnya membuat pemuda itu hampir terjatuh. "Sejeong juga nerima lo karena kasian!"

"Lah, daripada hoshi. Kemaren bosen sama lo!" Sahut youngjae gak mau kalah lalu menendang yerin sampai jatuh dari kasurnya.

Tenang, youngjae tau batesannya. Dia gak mungkin nyakitin sahabatnya ini. Tapi emang badannya yerin aja yang letoy. Ditendang dikit langsung jatoh.

"Dasar bayi anoa!" Pekik yerin kelewat kesal. Tangan kananya terjulur menjambak rambut si sahabat yang sudah mulai panjang.

Bisa gak sih, sehariii aja youngjae tuh gak nyebelin?

Pemuda itu merintih lalu menjauhkan badannya dari yerin. "Dasar anaknya dugong!

"Youngjaeeee!!"

"Yeriiinnn!!"

Yerin mendengus keras lalu berbalik hendak meninggalkan sahabatnya itu. Emang gak guna cerita sama youngjae ibrahim.

Yang ada malah nambahin dosa.

"Utututu ngambek yaa."

Asli, ingetin yerin buat gak ngebunuh manusia yang lobang idungnya gede ini.

"Sini sini, gue kasih solusi. Tadi bercanda doang elah. Jangan baperan banget kenapa sih? Kayak cewek aja," kata youngjae santai lalu menuntun yerin duduk di pinggir kasurnya.

Ekspresi pemuda itu terlihat serius. Membuat yerin tak berani mencibirnya.

"Gimana ya? Gue juga kayaknya gak bisa bantu, rin." Yerin menoleh ke arahnya dengan sebal, hampir mendaratkan pukulan tapi youngjae kembali melanjutkan kalimatnya.

"Lo tau sendiri kan, si om kayak gimana? Gue rasa, ini bukan urusan gue, rin. Karena biar kita sedeket apapun, gue gak bisa ikut campur sama masalah keluarga lo."

Karena, sedekat apapun hubungan keluarga mereka. Youngjae tetap gak mau ikut campur. Oke, kalau untuk bilang ke ibu yerin, youngjae masih sanggup. Tapi untuk bilang ke ayah yerin? Youngjae rasa dia gak sopan kalau sampai ngelakuin itu.

Karena biar gimana pun, ini udah jadi keputusan keluarga yerin. Mereka yang lebih tau, apa yang terbaik buat anak gadis satu satunya itu.

"Sekarang gini, kalo lo emang gak mau nerima perjodohan ini. Bilang baik baik ke ayah. Kasih alesan yang masuk akal," ucap youngjae akhirnya. "Ataupun kalo lo mau nerima ini. Lo harus bisa jujur ke hoshi. Lo harus bisa nerima konsekuensi nya."

"Gue yakin, rin. Lo gak sebodoh itu buat nentuin pilihan."

.
.

"Hoshiii!! Cii, tungguin kita perlu ngomong!!!"

Sana berlari mengejar hoshi yang masih mempercepat langkahnya menuju lab bahasa.

"Ci, please dengerin gue dulu," ucap gadis itu saat bisa menyamakan langkahnya dengan hoshi.

Hoshi berdecak merasa tak suka, "apalagi sih? Mau jelasin apa? Gue tuh udah tau busuknya lo ya, sana andriani."

"Dengerin dulu! Gue punya alasan kenapa ngelakuin itu!" Balas sana tiba tiba jadi sewot membuat hoshi tertawa meremehkan.

"So, apa alasan lo?"

"Itu karena gue suka sama lo! Gue cinta sama lo, hoshi mahendra!"

Hoshi menunjukkan ekspresi sok terkejutnya, lalu kembali tertawa remeh. "Lo? Cinta sama gue? Yakin? Bukannya lo cinta sama uang gue?"

Sana berhasil dibuat bungkam dengan pertanyaan retoris yang keluar dari mulut hoshi. Tapi tak lama gadis itu menggeleng kuat.

"Gue udah suka sama lo sejak kita jadi chairmate, ci. Gue berusaha narik perhatian lo, nyari tau apa yang lo suka, sampe gimana kelakuan yerin biar bikin lo suka sama gue," kata gadis itu mulai terdengar bergetar dengan mata yang mulai basah.

Gadis itu mengedipkan mata, membuat air matanya menetes. "Kenapa sih, ci? Kenapa lo jahat banget? Kenapa lo pake gue saat lo bosen sama yerin, dan dengan seenaknya lo ninggalin gue gitu aja?"

Hoshi melongos. Cih, drama queen.

"Lo tau gak sih, yang lo lakuin ke gue tuh jahat banget? Lo tau gak gue udah berharap sama lo? Udah sayang banget sama lo? Tapi lo? Malah ngebuang gue gitu aja kayak sampah," lanjut sana mulai tersedu.

Gila nih cewek. Biar dikata apaan si.

Hoshi menghela napas jengah. "Udah deh, san. Gausah ngedrama. Gue udah tau semuanya."

"Dulu gue kena pelet kali ya, sampe bisa oleng ke cewek murahan kayak lo? Padahal gue udah punya bidadari kayak yerin?"

Kalimat sarkas dari hoshi membuat gadis ini emosi. Tapi dengan baik, sana bisa menyembunyikannya. Dia menarik napas panjang lalu menghembuskannya.

Liat aja hoshi mahendra. Lo gak bisa lepas dari gue segampang itu.

Sana mengangguk paham, "oke kalo lo emang gak ngijinin gue buat gantiin posisi yerin. Tapi, ci. Ijin gue buat ngelakuin ini."

Dengan cepat sana menarik seragam hoshi, membuat langkah keduanya menjadi sangat dekat.

Bahkan hoshi aja sampe gak sadar saking kagetnya.

Dan ya, bibir sana menempel sempurna di bibir hoshi. Gadis itu masih menekan bibirnya kuat, gak peduli sama hoshi yang udah berontak.

Kayaknya tuhan lagi berpihak ke sana, karena disaat yang bersamaan. Yerin melewati koridor dekat lab bahasa, yang otomatis melihat pemandangan itu.

.
.
.
.

YAYAYA PANJANG AMAT WKWK. Aduuh abis ini jangan ada yang makin ngehate sana ya. Ini demi totalitasss huhuhu maapkeun.

Part ending dini publis secepatnya. Tapi di privat. Ehehe maap.

[2] Trust ☁HoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang