Extra Part 2 (End)

7.5K 362 62
                                        

- Only One -

Siwon kembali dari kantor lewat dari jam makan malam, rumah sudah cukup sepi. Jino dan Jisoo pasti sudah mendekam di kamar mereka masing-masing untuk belajar, sementara Jiwon pasti sudah terlelap. Siwon membuka pintu kamarnya dan mendapati Tiffany yang sudah bersiap untuk tidur.

Berita yang beredar kemarin membuat mereka terpaksa mengundur perjalanan liburan ke Swiss hingga beberapa hari ke depan, setidaknya hingga berita mereda. Pagi tadi salah seorang pelayan yang pernah bekerja di rumah utama keluarga Choi telah menyerahkan diri dan mengakui bahwa ia yang sudah menyebarkan berita tentang Jisoo.

Kemurkaan Siwon jelas tidak terbendung, terutama setelah pelayan itu menjual informasi yang sangat rahasia itu dengan harga yang sangat murah ke salah satu portal berita online.

Siwon dan Tiffany sendiri sudah merilis pernyataan bahwa Choi Jisoo adalah anak kandung mereka. Awalnya Siwon ingin mengakui kebenaran tentang Jisoo dan Yuri, namun Tiffany dan semua keluarga Choi melarangnya karena itu sama saja dengan "memberi makan" media yang selama ini memang selalu mencoba mencari celah untuk mendapatkan berita besar tentang keluarga Choi.

"Kenapa Jiwon tidur disini ?" Tanya Siwon saat ia menyadari keberadaan putra bungsunya yang tertidur nyenyak di ranjang.

Tiffany mendengus pelan. "Tanyakan saja pada dua anak remajamu, apa yang sudah mereka katakan pada Jiwon hingga ketakutan tidur di kamarnya sendiri."

Siwon mengeluh pelan. Kebiasaan Jino dan Jisoo, menakuti Jiwon dengan cerita-cerita hantu. Siwon mengikuti pergerakan Tiffany yang berbaring di ranjang dan memeluk Jiwon.

"Tiffany, kita harus bicara." Ujar Siwon.

Tak ada tanggapan dari Tiffany.

"Kau sudah menghindari untuk bicara empat mata denganku sejak kemarin. Jika ada yang sesuatu yang membuat tak nyaman, tidakkah seharusnya kau bicara padaku, daripada menyimpannya sendiri."

Siwon menjeda kalimatnya, mengamati reaksi Tiffany. Namun lagi-lagi tidak ada tanggapan dari Tiffany.

"Apa yang mengusikmu, Tiffany ? Apakah tentang Yuri dan Jisoo ? Katakan padaku."

Tiffany menyibak selimutnya dan turun dari ranjang, mendekati Siwon dan menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa diterjemahkan oleh Siwon. "Ternyata selama ini, aku belum bisa memaafkan Yuri. Kemarin aku menyebut Yuri sebagai temanku, di depan Jisoo. Tapi nyatanya aku belum bisa menganggap dia temanku, aku masih menganggap dia sebagai perusak rumah tangga kita."

Siwon terbelalak mendengar lontaran kalimat dari Tiffany. Setelah lebih dari sepuluh tahun, rasa sakit hati itu belum sirna dari hati Tiffany ternyata.

"Setulus hati aku bahkan berani bersumpah, bahwa aku sangat menyayangi Jisoo seperti anakku sendiri. Kau bisa melihatnya sendiri jika aku tidak pernah membedakannya dengan Jino atau Jiwon. Kau bisa melihat bagaimana kedekatan kami selama ini." Tiffany menatap Siwon dengan frustasi.

"Tapi kenapa saat nama Yuri disebut kembali setelah bertahun-tahun, hatiku masih merasakan sakit ?" Lirih Tiffany yang kemudian menjatuhkan diri di sofa.

Siwon menghampiri Tiffany dan berlutut di hadapannya. Kedua tangannya menggenggam tangan Tiffany erat-erat. Siwon tahu, semua ini berakar darinya dan bodohnya adalah ia menganggap semua hal sudah kembali ke tempatnya masing-masing, termasuk rasa sakit hati Tiffany.

"Aku yang bodoh. Aku yang sudah membuatmu merasakan semua ini. Aku yang tidak menyadari lebih awal tentang perasaaanmu terhadap Yuri. Selama ini, aku bahkan belum pernah mengucapkan terimakasih padamu karena kau telah merawat Jisoo dengan baik meskipun dia bukan anak kandungmu. Aku dan Yuri berhutang besar padamu karena kau telah berbesar hati menerima Jisoo sebagai anakmu."

Only One [√]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें