Chapter 9: Berantem

27.9K 2.7K 24
                                    

Pukul delapan malam, Naura dan Mas Nara sampai di rumah setelah menjemput Naura dari rumah Galuh dalam rangka mengerjakan tugas kelompok bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul delapan malam, Naura dan Mas Nara sampai di rumah setelah menjemput Naura dari rumah Galuh dalam rangka mengerjakan tugas kelompok bersama.

Setelah memarkirkan sepeda motornya ke dalam garasi, Naura dan Mas Nara masuk ke dalam rumah. Mas Nara mendudukkan dirinya di sofa ruang keluarga sedangkan Naura langsung menuju kamarnya. Tubuhnya lengket. Ia ingin segera mandi dan setelah itu beristirahat.

"Habis mandi jangan langsung tidur. Makan dulu, Ra. Itu masih ada tumis kangkung sama tempe goreng di meja," ucap Mas Nara kembali melanjutkan aktifitasnya mengerjakan tugas kuliahnya.

Naura hanya mengangguk. "Iya." Sampai di kamar, Naura lantas merebahkan diri di kasur. "Hah." Naura mendesah lega. Akhirnya, ia bisa mengistirahatkan tubuhnya. Naura memejamkan kedua matanya. Tangannya tergerak, meraba-raba, mencari boneka beruangnya. Setelah dapat, ia dekap boneka itu.

"Ra, gue cuma mau minta tolong. Selama gue enggak di sekolah, jangan dekat-dekat sama cowok lain, ya? Apalagi Fiko."

Naura membuka matanya. Entah mengapa, tiba-tiba saja ia teringat ucapan Arka sore tadi.

Sepulang sekolah, saat ia dan teman-teman anggota lain mengerjakan tugas di rumah Galuh tiba-tiba saja Arka datang. Laki-laki itu datang dengan kondisi yang kacau. Masih sama seperti saat di sekolah. Wajahnya babak belur, banyak plester yang menempel untuk menutupi luka-lukanya. Seragamnya kusut berantakan, terdapat noda darah dan tanah pada kemejanya. Walau begitu, Arka tetap menunjukkkan sisi keceriaannya. Ia tetap tertawa terbahak-bahak saat bercanda dengan Galuh dan Fajar. Bercerita hal-hal konyol, dan beberapa kali menjahili Naura dan Vera.

Naura awalnya merasa ada yang aneh dalam diri Arka. Ia merasa seperti ada yang janggal. Apalagi saat Arka berbicara itu pada dirinya.

Saat itu, Galuh dan Fajar tengah berada di dapur untuk mengambil makanan. Vera tengah berada di toilet. Tersisa ia dan Arka di ruang tamu. Arka duduk persis di sampingnya.

Berada di ruangan yang sama berdua dengan Arka membuat Naura merasa canggung. Apalagi setelah dirinya tau perihal hubungan Arka dengan papanya selama ini. Naura bingung. Merasakan suasana seperti itu, ia tdak tau ingin berbuat apa. Ingin memulai obrolan pun Naura masih berpikir topik apa yang bisa dibahas.

"Ra, gue diskors," ucap Arka tiba-tiba.

Naura yang saat itu tengah fokus menyalin materi pada laptop Galuh hanya diam. Sedangkan cowok itu terlihat memainkan penghapus di tangannya.

Naura sudah tidak terkejut mendengar Arka diskors. Ia sudah diberi tahu oleh Galuh. Laki-laki itu bilang Arka diskors selama satu minggu.

"Ra, mulai besok gue udah enggak boleh sekolah. Lo jaga hati, ya?" ucap Arka lagi.

Naura mengerutkan dahinya. Tidak mengerti apa maksud dari kata-kata Arka.

"Lo jangan sampai kepincut sama cowok lain. Jaga jarak sama mereka-mereka semua. Termasuk Galuh juga. Lo juga jangan kangen sama gue. Gue tau seminggu enggak ketemu gue itu bagai seribu tahun bagi lo."

Mantan Rasa Pacar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang