Billionaire's Memory - 16 - Dèja Vu

8K 572 9
                                    

Ditulis oleh: PhiliaFate

Mysha merasakan dadanya berdesir ketika melihat senyum William yang diarahkan kepadanya, merasakan aliran darah mengalir lebih banyak ke daerah wajah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mysha merasakan dadanya berdesir ketika melihat senyum William yang diarahkan kepadanya, merasakan aliran darah mengalir lebih banyak ke daerah wajah. Tidak, ini tidak boleh, Mysha berusaha mengingatkan dirinya. Bayangan Axel seketika berkelebat dalam benak, menghunjamkan rasa sakit ke dalam hatinya. Luka yang sempat dia rawat kembali mengeluarkan darah.

"Ke mana?" tanya Mysha tetap mempertahankan senyumnya. Dia merasa semakin ahli untuk bersandiwara, menutupi kondisi hatinya yang tidak menentu di hadapan para klien dan William.

"Kau akan tahu." William tersenyum samar sebelum menyalakan mesinnya. "Tapi sebelumnya, aku ingin ke sebuah tempat."

Mysha menatap William penuh tanya. Nyaris tidak pernah pria berambut cokelat itu menyembunyikan sesuatu, tapi kali ini dia melakukan hal di luar kebiasaan. Walau rasa penasaran mendesak keras, wanita itu memilih tetap bungkam dan membiarkan waktu menjawab.

William menggerakkan mobil itu membelah kota New York yang sedang beralih ke musim semi. Salju sudah mencair dan warna pada tumbuhan mulai muncul. Udara mulai menghangat seiring dengan bergeraknya waktu meninggalkan awal tahun baru yang gegap gempita. Kesibukan kembali meningkat seiring dengan banyaknya proyek yang harus ditangani oleh CLD. Musim liburan sudah berlalu. Mysha memandangi pemandangan kota yang silih berganti dari balik jendela. Alunan musik instrumental mengisi kesunyian di antara Mysha dan William. Pikiran wanita itu berkecamuk. Dia memang berhasil perlahan-lahan melupakan Axel tapi seringkali bayangan mantan tunangannya menghantui di saat-saat yang tidak terduga, membuatnya kehilangan fokus, terutama saat dia sendirian di kantor. Dia menghela napas dalam, mengutuki diri sendiri karena masih berkubang di masa lalu. William sudah sangat berbaik hati untuk menemaninya melewati masa sulit dan pria itu memperlakukannya dengan kebaikan yang luar biasa.

Mysha memutus pikirannya dan mencuri pandang ke arah pria berambut cokelat yang menatap lurus ke jalan. Dia mengakui menyukai kehadiran William, tapi ketika orang-orang bertanya tentang kedekatan mereka sebagai kekasih, Mysha mendapati bahwa dirinya mundur dan menghindar dari pertanyaan itu. Rasa sakit akibat perlakuan Axel masih menyengat tajam.

Bagaimana kalau William menyukainya?

Wanita itu kembali menatap jalan dan mendengkus pelan. Pikirannya terlalu jauh. William mungkin hanya memandangnya sebagai sahabat masa kecil yang Mysha lupakan. Namun, mengapa pemikiran itu juga membuat dadanya terasa sesak? Apakah dirinya berharap William menyukainya sebagai seorang wanita? Apakah itu berarti dia menyukai pria berwajah datar tersebut?

Mysha kembali menghela napas. Dia terlalu banyak berpikir. Saat ini dia sedang tidak ingin memulai hubungan dengan pria manapun. Wanita itu meneguhkan hatinya.

Tiba-tiba saja mereka sudah berhenti dan William membuka pintu mobilnya. Selagi Mysha berusaha mencari tahu di mana mereka, pintu terbuka dan William sudah mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri. Mysha menerima uluran tangan itu dan keluar. Mereka berada di sebuah jalan yang dipenuhi oleh toko-toko antik tapi tertata rapi dan bersih. Mysha dapat melihat sisa-sisa dekorasi natal yang cantik terpasang di beberapa etalase.

The Billionaire's Bride (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang