Epilog

29.3K 754 136
                                    

Ditulis oleh AstieChan
untuk Sexy Project

Meski sebulan sudah berlalu, William masih tak percaya kini Mysha menjadi istrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meski sebulan sudah berlalu, William masih tak percaya kini Mysha menjadi istrinya. Mata teduh sewarna emerald itu terus memandangi wajah istrinya yang masih terlelap dalam tidur. Setiap bangun di pagi hari ia tak pernah jemu menatap kecantikan alami satu-satunya wanita yang dicintainya.

"Thanks God for giving me this beautiful angel," ujar William dengan tulus.

Ia merasa benar-benar beruntung karena bisa memiliki Mysha seutuhnya. Usai penantian panjang yang berliku, akhirnya ia memetik hasil perjuangannya.

Masih jelas dalam ingatan William saat-saat bahagia mereka ketika berbulan madu ke Wellington, Sidney, dan Bali. Mandi cahaya matahari sepanjang hari, seduhan kopi ternikmat, serta pantai-pantai terindah. Masa-masa indah berdua bersama Mysha sepanjang hari. Saling bercumbu dan bermanja. Hanya berdua, tanpa gangguan segala urusan pekerjaan.

"Good morning, Sweetheart!" sapa William ketika Mysha mulai membuka mata. Suaranya begitu tenang, tapi menyiratkan kebahagiaan yang sangat.

"Good morning, Honey. Sejak kapan kau terbangun dan menatapku seperti itu?" Mysha menggeser posisi kepalanya sehingga dapat melihat suaminya dengan lebih jelas. Wajah yang selalu memesona dengan semua ketenangannya itu membuat hati tentram hanya dengan memandangnya.

"Setiap bangun tidur di pagi hari, memandangi wajahmu menjadi kebiasaan baruku sejak kita menikah," ujar William sembari membelai lembut wajah Mysha. Sebuah senyum manis terukir di wajah tampan itu.

Wanita dengan rambut keperakan itu meraih telapak tangan William yang menyusuri pipinya, lalu mengecupnya. Namun tiba-tiba ada gumpalan sesak menghantam dadanya. Membuatnya sulit bernapas. Dengan tergesa Mysha mendorong tubuh William. Berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya. Karena wanita itu merasakan dorongan gejolak dari perut terus naik ke kerongkongan, sampai ke rahangnya yang menegang.

Dengan terhuyung ia bergerak ke arah kamar mandi. Ia tak bisa lagi menahan gejolak di lambungnya, terpaksa ia memuntahkan cairan ke wastafel. Nyaris tak ada benda padat yang dimuntahkan karena ia belum makan apa pun pagi ini.

Napasnya memburu. Apa yang terjadi pada tubuhnya? Rasa mual kembali menerjangnya kuat. Kemudian ia pun kembali memuntahkan cairan.

Dengan sigap William segera menyusul Mysha. Pria itu memijat tengkuk istrinya untuk membantu meredakan sakit yang mungkin dirasakannya. Ketika istrinya mematikan keran wastafel, William langsung mengelap wajah pucat wanita itu dengan handuk.

"Kau kenapa?" tanya William sambil membantu Mysha berjalan kembali ke tempat tidur.

Suara pria yang biasanya tenang itu berubah panik. Ketenangan seolah menghilang dari dirinya.

Mysha menggeleng lemah. Ia sendiri tidak tahu apa yang terjadi. Tubuhnya terasa begitu lemah dan pusing. Ini baru pertama kali terjadi dalam hidupnya. Seperti seluruh energinya tersedot entah ke mana.

The Billionaire's Bride (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang