12]~Day 1 (Trainning)

245 13 3
                                    

Hari Minggu

El terbangun dari tidurnya karena seseorang telah membuat kebisingan di kamarnya. Siapa lagi jika bukan si tengil yang hobi mengusilinya yang mengaku sebagai sahabatnya.

"Rafael!!! Berisik tau gak! Pergi atau gue tendang lo habis ini!" teriak El yang masih enggan untuk membuka kedua matanya.

"Jreng!! Jreng!!"

Rafa memainkan gitar milik El dengan asal.

"Berisik!" bentak El lagi. Cewek itu kemudian melempar guling ke sumber suara dengan asal tanpa melihat target.

Rafa hanya tertawa karena guling tersebut sama sekali tidak mengenai dirinya, malahan mendarat sampai pintu kamar El.

"Duk! Duk duk duk!!"

Rafa malah beralih mengetuk-ketuk meja El dengan sapu, yang entah ia dapatkan dari mana.

"Heh siamang! Lo bisa diem gak?!" teriak El lagi sambil menutup kedua telinganya dengan bantal.

Namun, Rafa semakin menjadi-jadi, membuat banyak ulah di kamar El. "Tante! El gak mau bangun nih!" teriak Rafa. "Aku ijin siram dia ya, Tan," lanjutnya.

"Iya, guyur aja sekalian gak papa," jawab Mama El yang kebetulan saat itu sedang bersih-bersih di lantai atas dan mendengar ucapan Rafa barusan.

Seketika itu juga, El segera bangun dari tidurnya kemudian mengambil handuknya dengan kasar dan masuk ke dalam kamar mandi.

Rafa yang puas melihat reaksi cewek itu pun tertawa. "Awas aja kalo lama, gue dobrak nih pintu," ancamnya di depan kamar mandi cewek itu.

"Diem lo!" kesal El.

|•|•|•|

"Rafaaa!!!" teriak El sesudah mandi dan berganti pakaian.

Rafa tentu saja masuk kamar El dengan panik, ia kira terjadi sesuatu pada cewek itu. "Kenapa? Lo jatuh? Dimana? Luka gak?" cecarnya sambil meneliti tubuh El dari atas ke bawah.

El menjitak kepala cowok itu dengan kuat.

"Sakit, El," rintih Rafa mengusap kepalanya.

"Tadinya malah pengen gue cabut rambut lo sampai botak. Mau?"

"Kenapa sih lo?" heran Rafa.

"Sekarang jam berapa?" tanya El menahan emosinya.

"Jam enam kurang. Tuh, di meja lo kan ada jam," jawab Rafa dengan sebelah tangan menunjuk ke tempat jam beker berada.

"Ini masih pagi banget siamang! Lo udah nyuruh gue mandi aja. Gue kira udah siang bego!" runtuk El yang kemudian bingung mencari sesuatu. Setelah menemukan sapu yang tadi digunakan Rafa, El melayangkan tatapan kesalnya pada cowok itu dengan gagang sapu di genggamannya.

"Lo baru sadar?" tanya Rafa mengulum senyumnya. Tapi ia gagal menahan tawanya selama beberapa detik dan kemudian tertawa kencang.

Tentu saja El semakin marah melihat cowok itu malah terbahak-bahak karena berhasil mengerjainya. Ia pun memukulkan sapu itu pada pantat Rafa. "Puas? hah?" sungut El memukul cowok itu sekali lagi.

"Iya, iya. Ampun, El," mohon Rafa berbalik badan untuk melindungi tubuhnya. "Ya udahlah, lagian lo juga udah mandi. Nanggung, langsung berangkat sekarang aja kalo gitu," ujar Rafa lagi.

Pergerakan El terhenti. "Kemana?" tanyanya.

"Nanti lo bakal tau sendiri."

|•|•|•|

"Gue itu belum sarapan, Raf. Lo bawa gue seenaknya aja," protes El setelah mereka berdua sampai tujuan.

"Ngomel mulu tuh mulut. Lagian juga nyokap lo belum masak tadi. Lo mau makan apaan?"

Elvina [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora