25]~Kado

192 14 2
                                    

"Ting Tong!"

Sabtu pagi ini, aktivitas mencuci El terhenti karena suara bel rumahnya yang terdengar berkali-kali. El hanya sendiri di rumah. Mama dan Keisha sedang pergi berbelanja untuk menyiapkan kue tart untuk kakak laki-lakinya itu. Karena kebetulan, pada hari ini cowok yang masih terlelap di kamarnya itu sedang berulang tahun.

"Ting Tong! Ting Tong!"

El menggeram sambil mengeringkan tangannya lebih dulu, kemudian berjalan ke ruang tamu untuk membukakan pintu dan melihat siapa tamu yang tidak sabaran itu.

"Ting Tong!" Bel itu berbunyi lagi saat El sudah akan membuka pintunya.

"Iya, astaga," kesal El menarik knop pintu.

"Hai," sapa Ezra menyengir menunjukkan deretan giginya.

El mengeratkan rahangnya untuk menahan amarahnya. "Ngapain lo unjuk gigi? Seneng ganggu gue?" ucap El yang langsung berbalik dan meninggalkan Ezra yang masih berdiri di depan pintu rumahnya.

Namun, tanpa disuruh pun Ezra mengikuti langkah El sambil menoleh ke sekitarnya, "Sepi amat," celetuknya.

El tak menanggapi ucapan cowok itu, malah melanjutkan aktivitas mencucinya.

Ezra mengernyit memperhatikan cewek itu yang sedang memasukkan baju-baju ke dalam mesin cuci. "Kok lo gak bilang sih?"

"Hah? Bilang apa?" tanya El menoleh ke Ezra.

"Kalo tau gini, tadi gue bawa aja baju-baju kotor gue, biar sekalian lo cuci."

"Lo pikir gue babu lo apa!" sewot El sambil memasukkan baju terakhir ke dalam mesin cuci, kemudian memutar timer mesin itu. Lalu ia berjalan melewati Ezra dan menuju ke dapur untuk meminum segelas air putih.

Ezra berdeham. "Lo gak sadar punya tamu?"

El menurunkan gelasnya dan menjawab singkat, "Enggak tuh."

"Dek!" panggil Ryan, menuruni tangga dan sesekali menguap. "Tadi ada tamu siapa? Kok pencet belnya kebangetan banget?" tanyanya, berjalan ke dapur dan masih dengan mata yang setengah terpejam meminum air putih.

Sedangkan pelaku yang ditanyakan Ryan, sedang meringis sedikit merasa bersalah.

"Tuh! Tamu kebangetannya di depan lo," jawab El berteriak dari ruang tengah.

Ryan memaksakan matanya agar segera terbuka dan melihat seorang cowok yang sepertinya ia kenal, berada di hadapannya.

Ezra yang ditatap pun segera berkata, "Sorry, Kak."

"Oh, lo, Zra," ujar Ryan menepuk lengan Ezra. "Buru-buru banget nyari El," goda Ryan sambil tersenyum.

Ezra menanggapinya dengan senyum kikuk. "Enggak kok, Kak. Cuma iseng," jawabnya.

"Dek, temen lo ini, dianggurin aja," teriak Ryan yang kemudian mengajak Ezra untuk duduk di ruang tengah bersama El yang saat itu sedang menonton TV.

"Mama kemana?" tanya Ryan setelah menyuguhkan potongan buah-buahan di atas meja.

"Belanja sama Keisha," jawab El, mencomot buah tersebut lebih dulu.

"Heh! Nih anak bener-bener! Gue nyuguhin buat Ezra," omel Ryan.

El tetap fokus pada TV yang ditontonnya.

Elvina [COMPLETED]Where stories live. Discover now