Kondisi Sehun sudah cukup membaik, tetapi ia belum diizinkan pulang. Memberinya waktu selama beberapa hari untuk beristirahat bukan pilihan yang buruk. Anggap saja ini adalah pemanasan liburan. Lagipula Sehun masih butuh waktu untuk kembali beraktivitas nanti.
"Kau harus makan, Sehun. Nanti kau tidak kunjung sembuh." Chanyeol berusaha membujuk adiknya karena sejak tadi pagi si bungsu belum mau makan.
"Tidak mau." Sehun menggeleng dan tetap asyik menonton televisi.
"Kau tidak mau cepat-cepat kembali ke panggung? Kami merindukanmu."
"Sepertinya tidak. Aku lelah, Hyung."
Chanyeol mendesah halus. Ia meletakkan piringnya kembali ke atas meja. "Tidak kasihan pada cacing di perut?"
Sehun melirik kakaknya sebentar. "Jangan membahas cacing!" gerutunya.
"Makanya, makan dulu. Nanti aku belikan bubble tea, otte?"
"Tidak."
"Sehun."
"Aku akan makan jika Luhan Gege di sini."
Chanyeol mendelik seketika. Begitu juga dengan para member yang ada di ruangan itu. Ia kembali menatap si bungsu. "Kau tidak serius, kan?"
"Aku serius!" kata Sehun sepenuh tenaga. "Aku tidak mau makan sebelum Luhan Gege di sini."
Semua orang ingin mengumpat seketika. Sama sekali tidak menyangka jika Sehun akan bersikap kekanakan di tengah kondisinya yang butuh segera pulih. Dia mengatakan keinginannya itu seakan-akan EXO masih berduabelas dan Xi Luhan bisa bertandang ke Korea Selatan kapan saja.
Joon Myeon mendekati si bungsu dan bertanya, "Kau ingin tetap sakit?"
"Aku tidak mau makan, Hyung. Rasanya pahit. Semua masakannya tidak enak!"
"Mau aku belikan makanan dari restoran kesukaanmu?"
Sehun tetap menggeleng. "Jangan membujukku. Makanannya akan terasa lebih sedap jika aku makan bersama Luhan Gege."
"Jadi maksudmu, makanannya tidak enak karena kami di sini?" Joon Myeon agak tersinggung mendengar pernyataan Sehun.
"Bukan begitu!" Sehun berkata sebal.
"Sehun, dengarkan aku." Chanyeol meminta perhatian si bungsu. "Kau harus makan, ya? Sebentar lagi akan ada konser agensi. Kau tidak mungkin absen, kan?"
"Aku tidak akan absen, tapi aku tidak mau makan!" Sehun bersikeras dengan pendiriannya.
Permintaan Sehun bukan masalah besar andaikan Xi Luhan masih bagian dari EXO. Cukup hubungi Luhan, berikan tiket pesawat, maka mereka akan bertemu dan Sehun akan makan. Masalahnya, mereka sudah tidak berhubungan lagi semenjak Luhan memilih hengkang dari agensi. Hubungan mereka sudah terputus tanpa pernah berkomunikasi.
Mereka bisa saja mengabaikan permintaan Sehun dan menganggap bahwa Sehun pasti akan makan jika sudah kelaparan. Sayangnya, dia adalah Oh Sehun. Sekali dia punya keinginan, dia akan berusaha mewujudkannya tidak peduli perutnya akan kering kerontang. Sehun sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk makan jika Luhan ada di situ.
EXO
Besok, EXO ada penampilan di Show Champion, setelah itu pergi ke Tokyo dan esoknya lagi mereka akan tampil di konser SMTown. Sungguh masalah besar. Sehun sepertinya belum diperbolehkan keluar rumah sakit untuk ikut naik ke panggung. Ditambah dengan aksi mogok makan yang membuat kondisinya kembali menurun.
Kabar tentang tingkah konyol Oh Sehun sudah menyebar hingga ke kantor direksi, yang membuat dua petinggi SM buru-buru berkunjung ke ruang inap. Mereka tidak datang menjenguk saat Sehun dilarikan ke rumah sakit, malah datang ketika Sehun menginginkan sesuatu yang hanya bisa dipenuhi oleh agensi.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Lee Soo Man dengan cukup tinggi.
Jina membungkuk ke arah pria berkacamata itu. "Kita bicarakan masalah ini di ruangan saya."
"Tidak boleh ada yang membawa Xi Luhan ke sini. Dia pengkhianat!"
"Tuan, ini rumah sakit saya. Saya berhak mengusir Anda jika saya mau."
"Dokter Yoon ...." Lee Soo Man menatap tajam ke arah perempuan itu.
"Perlu saya panggilkan satpam sekarang?"
Lee Soo Man merasa kalah. Dia tahu kalau EXO jauh lebih patuh kepada dokter pribadinya itu dibanding padanya, pendiri agensi. Mau tidak mau, ia keluar ruangan untuk mengikuti Jina dan membicarakan masalah mereka.
Sama dengan halnya hukum pemerintah selalu di atas segalanya, Lee Soo Man bisa saja mencabut kontrak EXO jika ada yang menyalahi aturannya. Dia memang tidak lagi menjabat sebagai orang kantor yang mengurus EXO, tetapi tetap saja dia pemilik agensi. Apa pun akan dia lakukan untuk menghindari anjloknya harga saham.
Bayangkan jika ada media yang meliput soal kedatangan Xi Luhan untuk bertemu Sehun? Pendapat apa yang harus didengar agensi dari para netizen? Meskipun itu bukan berita buruk, tetap saja citra perusahaan akan dinilai habis-habisan.
Percayalah, menyalahkan Sehun sama saja membentak angin. Tidak ada yang bisa mengalahkan kegigihan Sehun dalam mewujudkan keinginannya. Siapa pun akan teringat bagaimana Sehun nyaris membeku karena berendam enam jam di kamar mandi. Waktu itu Sehun meminta berlibur ke Paris, tetapi Joon Myeon tidak mengizinkan. Atau saat Sehun menenggak empat botol cola sekaligus ketika ditegur member lain karena berlatih terlalu keras.
Semua member paham bagaimana rasanya terbelenggu oleh jadwal. Mereka menyaksikan sendiri bagaimana Oh Sehun kehilangan masa remajanya untuk berlatih di gedung agensi. Setiap pagi Sehun akan berlari lapangan tenis dua kali putaran, mengunjungi rumah pelatih dalam perjalanan ke sekolah untuk berlatih sebentar. Saat malam, Sehun masih berkutat pada buku dan materi sekolah. Sesampai di asrama pun, dia masih meminta kakak-kakaknya untuk menemaninya berlatih.
Tentu mereka juga tahu bahwa perjuangan Sehun selama ini seolah berakhir sia-sia. Produser mengomel soal kualitas vokal Sehun yang menurutnya masih di bawah standar SM. Produser tolol adalah sebutan yang EXO berikan karena tidak pernah mau melihat perjuangan sang adik.
Oh Sehun adalah si bungsu dari dua belas bersaudara. Wajar jika dia bertingkah kekanakan dan manja. Sesekali dia ingin keinginannya selain berlatih dan penampilan juga dituruti. Sehun ingin bertemu lagi dengan ketiga kakak yang memilih pergi dari EXO. Ia mengatakan ingin bertemu Luhan sebab ia merasa merasa lebih dekat dengan pria berjuluk Rusa itu.
Xi Luhan adalah orang pertama yang mengulurkan tangan mengajaknya bangkit ketika ia lelah. Sehun masih mengingat momen itu. Di benaknya sekarang, apa salahnya meminta saudaranya datang?
EXO
Kim Joon Myeon melempar ponselnya ke meja lalu tangan kirinya mengurut pelipis yang terasa pening. Jadwal EXO yang padat harus terkendala aksi mogok makan si bungsu. Sungguh masalah besar. Tidak ada yang menginginkan EXO tampil bertujuh. Sudah pernah Joon Myeon katakan sebelumnya, tampil berdelapan adalah mimpi buruk, dan tampil bertujuh adalah racun untuk bunuh diri. Dari dua belas menjadi tujuh. Bisa membayangkan betapa sepinya panggung jika sungguhan bertujuh?
Tak tahu harus melakukan apa sambil menunggu Sehun bangun tidur, Joon Myeon mengambil lagi ponselnya kemudian membuka beberapa file masuk di surel. Data kegiatan EXO yang akan diudarakan maupun diterbitkan. Ia juga mengecek peringkat Ko Ko Bop di portal musik dan perolehan penonton di kanal YouTube. Semua ia lakukan dengan teliti. Termasuk membaca jadwal penerbangan Zhang Yixing.
Sama seperti EXO, meskipun Yixing sedang disibukkan dengan jadwal individu, dia juga tidak memiliki jeda sebentar untuk sekadar beristirahat. Jadwalnya padat sampai akhir pekan nanti. Memikirkan Yixing yang berasal dari China membuat Joon Myeon teringat pada Sehun yang ingin agar mantan member dari China datang ke Korea. Ah, apa yang sebetulnya sedang Sehun lakukan? Tidak cukupkah dia menyiksa semua orang dengan kedatangan doppelganger kemarin? Kenapa malah menambah masalah?
Joon Myeon mengembuskan napas malas. Membawa Luhan ke Korea? Oh, astaga. Sehun, kenapa kau menginginkan masa lalu yang sudah pergi, huh? batinnya sedih.
EXO
KAMU SEDANG MEMBACA
Verse I - Open Your Eyes, Sehun!
FanfictionSehun jatuh pingsan setelah sampai di gedung SM untuk mengadakan rapat schedule. Semua orang panik karena jadwal sudah terlanjur ditandatangani. Dokter menyarankan untuk rawat inap, dan Sehun tidak ingin makan sebelum bertemu dengan Luhan, atau seti...