Jeju
Guratan senja di bagian barat Pulau Jeju membuat seorang pengemudi mobil sedan hitam itu mengulas senyum. Tak seberapa jauh di depannya ada seorang perempuan yang tengah duduk menghadap laut. Setelah memarkirkan mobil, ia melangkah mendekati perempuan itu. Langkah panjangnya menelusuri taman di kawasan rumah pribadi milik Yoon Jina. Sebuah rumah mewah tepi pantai yang cukup jauh dari pusat kota.
"Sudah lama menungguku?" tanya Yifan, mendudukkan diri di samping kiri Jina.
"Tidak. Aku juga baru sampai," balas si perempuan, menatap sebentar ke arah Yifan lalu kembali memandang luasnya lautan di depan sana. "Senjanya indah," pujinya tulus.
"Lebih indah karena aku sedang duduk bersamamu di sini."
Jina terkekeh pelan mendengar gombalan itu. Tubuhnya bersandar pada bangku taman sementara kedua matanya tetap tertaut pada lautan damai yang disinari jingga oleh langit senja. Tak ada satu pun dari mereka yang memulai pembicaraan seolah tengah mencari waktu yang tepat untuk bersuara.
"Jina-ya ...."
"Maafkan aku," ucap Jina rendah. Kepalanya menunduk, tidak sanggup menatap warna jingga berlama-lama.
"Ada apa, hmm?" Yifan terkejut karena tiba-tiba mendapat permintaan maaf.
"Maaf karena membuatmu terlihat mengundurkan diri dari EXO."
Napas Yifan tercekat beberapa saat. Setelah cukup menguasai keadaan, ia menghelanya pelan. "Jina-ya, ada banyak topik yang bisa kita bicarakan. Tidak usah membahas masalah itu lagi. Ya?" pintanya serius.
"Karena aku, kau dianggap sebagai pengkhianat oleh penggemarmu sendiri."
Yifan menggeleng tidak setuju. Kedua mata dinginnya melunak hangat untuk menatap mata indah Jina. "Aku ingin menikmati senja terakhir bersamamu. Jadi, tolong buat aku bahagia sore ini. Bisa?"
Jina menggeleng dengan sedikit air mata di wajahnya. "Kau kehilangan semuanya, Wu Yifan!" pekiknya marah. Bukan marah pada Yifan, melainkan marah pada dirinya sendiri. "Kau kehilangan penggemar, kau kehilangan nama dan popularitasmu. Kau masih menganggap semua itu baik-baik saja?"
Si lelaki dingin itu diam. Bukan karena ucapan Jina salah, melainkan karena Jina membicarakan tujuh puluh persen fakta. Orang-orang menganggap dialah yang mengundurkan diri dari agensi. Jika kau percaya begitu, tidak apa-apa. Yifan membiarkan harga dirinya diinjak-injak karena SM memberitakannya hengkang.
Itu yang dunia ketahui. Yifan dianggap sebagai kacang lupa kulitnya. Tidak ada yang berpikir bahwa sebenarnya dia ditendang oleh agensi atas masalah pribadi. Bagi agensi, bagi Lee Soo Man, membuang artis memalukan seperti Yifan bukan masalah berat. Itu adalah hukuman paling ringan yang bisa Soo Man berikan karena Yifan berani membuat masalah dengannya.
Wu Yifan melukai Jina. Soo Man tidak bisa memaafkan itu.
"Aku menerima semua yang telah terjadi," ujar Yifan serius. Ibu jarinya mengusap air mata di pipi Jina. "Sudah seharusnya aku dihukum seperti itu."
Jina belum bisa menerima pengunduran diri Yifan dengan baik. "Kau tidak harus keluar dari EXO untuk menebus kesalahanmu," sangkalnya.
"Itu yang terbaik untuk kita berdua, Jina."
"Aku memberimu banyak masalah." Jina menunduk lagi.
Sangat sulit mengembalikan nama yang sudah terlanjur buruk di mata orang lain. Seorang pengkhianat. Banyak orang selalu mengejeknya setiap kali EXO menerima penghargaan baru. Mereka selalu membanding-bandingkan karirnya sekarang dengan EXO. Jujur saja, itu memuakkan. Orang-orang menerapkan standar yang sama untuk kelas yang berbeda. Meskipun Yifan pernah menjadi bagian EXO, apa yang ia lakukan sekarang tentu tidak ada sangkut-pautnya dengan EXO. Yifan memiliki jalan karirnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verse I - Open Your Eyes, Sehun!
FanfictionSehun jatuh pingsan setelah sampai di gedung SM untuk mengadakan rapat schedule. Semua orang panik karena jadwal sudah terlanjur ditandatangani. Dokter menyarankan untuk rawat inap, dan Sehun tidak ingin makan sebelum bertemu dengan Luhan, atau seti...