9

31.6K 582 45
                                    

Tiba-tiba aku merasakan kelembutan dari tangan seseorang. Ada yang mengelus-elus rambutku dengan penuh kasih sayang.

Aku masih menutup kedua mataku. Aku sudah tidak mengantuk seperti tadi lagi. Aku tahu yang melakukan hal tersebut adalah bang Isman. Siapa lagi orang di rumah ini, hanya kami berdua, seranjang dan sekasur.

Ku kumpulkan keberanianku untuk membuka mata. Perlahan demi perlahan ku buka mataku. Wajah bang Isman tak terlihat jelas karena lampu kamar yang sudah dimatikan. Hanya lampu tidur yang sedikit menerangi.

Tangan bang Isman masih asyik membelai rambutku. Ku lihat kalau matanya terpejam waktu itu. Aku mencoba untuk mendekatkan kepalaku ke dadanya. Jantungku benar-benar berderu kencang.

Saat kepalaku sudah berada dekat di dada bang Isman, ku pejamkan kembali mataku. Menikmati belaian kasih sayang dari bang Isman.

'Rasanya ingin sekali ku miliki kamu seutuhnya'

Kini aku berada dalam dekapan bang Isman. Bisa aku rasakan aroma lelakinya yang membuatku mabuk dibuatnya. Ketiaknya yang bersih tanpa satu helai rambut yang tumbuh di sana.

Kemudian aku rasakan hembusan nafas yang berat di wajahku. Semakin dekat dan semakin dekat. Hingga sebuah benda empuk dan basah mendarat di area bibirku.

Jika aku membuka mata, aku takut dengan apa yang akan terjadi di depanku. Tapi aku juga penasaran.

Saat ku buka mataku, bang Isman sudah memandangiku dengan wajah sendunya. Wajah kami sangat dekat, apalagi bibir kami.

'Ciuman pertamaku.
Dengan seorang pria.
Bagaimana bisa terjadi?
Tapi
Apa masalahnya?
Aku mencintainya.
Aku menyanyanginya.
Dan ini yang aku inginkan.'

***

"Maaf dek. Abang nggak bisa nahan. Harusnya abang nggak ngelakuin ini ke kamu. Tapi entah kenapa, abang pingin banget cium bibir kamu"

"Hilman juga bingung, kenapa bang Isman bisa ngelakuin hal kayak gini. Bukannya bang Isman udah punya pacar?"

"Iya dek. Tapi semua ini gara-gara waktu. Tiap hari kita ketemu. Kita bareng-bareng. Kita jalan dan cerita, itu yang membuat abang lebih tertarik ke kamu. Bahkan dengan pacar sendiri, abang nggak pernah ngelakuin hal spesial seperti yang kita lakuin selama ini"

Aku terdiam. Aku bingung mau menjawab apa.

"Dek boleh abang cium kamu lagi?" Pinta bang Isman dengan wajah memelas hingga tak tega untuk menolak.

Aku mengangguk.

Dia mulai menciumiku lagi tapi lebih dalam dari yang sebelumnya. Lebih agresif dari sebelumnya.

Tangan bang Isman tak tinggal diam. Meraba setiap lekuk tubuhku. Aku adalah tipikal orang yang sangat gelian saat disentuh di bagian tertentu.

Kemudian tangan bang Isman berhenti pada putingku. Dipelintirnya dan dicubitnya kecil-kecil. Sedangkan tangan satunya mendorong kepalaku agar ciuman kami semakin dalam.

Puas dengan bibirku, bang Isman menghentikan aksinya sejenak.

"Dek boleh lebih nggak?" dibisikannya ke telingaku yang membuat sarafku bereaksi.

Aku mengangguk lagi.

Pemandangan yang indah terpampang saat bang Isman membuka kaosnya. Tubuh yang padat berurat miliknya yang ingin aku lihat dari dulu, kini terlihat jelas di depanku.

Ku raba dan ku telusuri tubuh bang Isman. Ku tiru gaya bang Isman saat memelintir putingku tadi. Putingnya keras dan coklat.

Bang Isman memintaku untuk menjilat putingnya. Ku lakukan sesuai perintahnya. Asin dan sedikit pahit tapi lama-lama ada rasa manis.

Aku sangat ketagihan menjilat puting bang Isman. Nikmat sekali.

Bersambung

Bang Isman Tukang Becak IdolakuOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz