Cemburu

6.6K 452 32
                                    

Ishita menyalami punggung tangan Fabian ketika suaminya akan pergi bekerja. Meski canggung, Fabian harus memberi kesempatan untuk Ishita. Rasa rasanya tidak adil sudah membiarkan enam bulan waktu Ishita terbuang.

"Hati-hati Mas."

Fabian mengangguk saja kemudian memasuki mobil. Butuh waktu setengah jam ia baru sampai ke kantor. Semenjak menikah, Herman memang memindahkannya ke perusahaan cabang yang ada di Jogja.

Herman ingin Fabian melupakan kenangannya bersama gadis itu walau nyatanya tidak berhasil. Dimana pun tempat Fabian berada tidak menghilangkan tempat untuk gadis itu di hatinya.

Beberapa pegawai tersenyum melihat kedatangannya. Setiba di lantai ruangannya, seorang kepercayaan Fabian menghampirinya seraya menyerahkan sebuah amplop coklat.

"Ini berkas yang bapak minta, semua informasi yang bapak minta sudah saya cari dan bisa di pastikan Pak Herman tidak mengetahui gerak-gerik saya," ucap Hera.

Fabian mengangguk, "Terimakasih, kerja kamu bagus."

Hera tersenyum, "Oh iya Pak, sejak lima belas menit lalu ada tamu yang menunggu di ruangan bapak. Katanya beliau sahabat bapak."

Fabian mengerutkan keningnya, sahabat? Ia rasa ia tak memiliki sahabat disini.

"Baiklah, kamu bisa kembali bekerja."

Fabian membuka pintu ruangannya dan langsung tersenyum melihat sahabat yang yang di maksud Hera.

"Hai Gas, Ham."

Dua pria yang sedang duduk di sofa langsung beranjak dari duduknya kemudian menghampiri sahabat lama mereka.

"Kalian ko bisa disini?" tanya Fabian senang. Hampir enam bulan mereka tidak bertemu. Terakhir bertemu ya saat pernikahannya. Kalau komunikasi mereka hanya mengandalkan media sosial.

"Kebetulan gue sama Ilham lagi ada rute ke Jogja dan ada waktu sebelum terbang lagi makanya kita sempetin kesini."

Fabian mengangguk mengerti. "Gimana kabar lo di sini? Lo udah nggak brengsek lagi kan?" ucapan menyebalkan Ilham membuat Fabian mendelik.

"Bukannya lo yang brengsek? Gue denger lo deket sama Clara sampe ada isu lo selingkuh."

Ilham langsung menatap Bagas tajam. Sementara yang di tatap hanya menyengir sambil menyeruput teh buatan Hera.

"Si Bagas so tau tuh, gue sama Clara temenan doang."

Bagas mendelik, "Temenan tapi ketahuan barengan waktu ada festival di Palembang."

"Terserah lo, yang pasti di sana ada pacarnya Clara juga."

"Okee cukup ya kalian. Ko malah debat di tempat gue sih?" seru Fabian.

Bagas langsung menatap Fabian, "Yaudah sekarang lo cerita sama kita, udah move on kan? Tiap di tanya pasti aja nggak jawab."

Fabian terdiam membuat Ilham dan Bagas menatap sahabatnya itu penasaran. "Jangan bilang lo belum move on juga sama ade ipar gue?" tebak Ilham tepat.

Bagas langsung mengumpat, "Gue aja yang ada rasa sama dia udah move on. Lo yang udah nikah masa belum move on sih? Gimana perasaan istri lo?"

Fabian mendengus, ia tak suka membahas masalah ini karena ia pasti di pojokan. Namun ia pun menyadari, kedua sahabatnya ini peduli padanya. Apalagi ia sudah menikah. Ada perasaan lain yang seharusnya ada di hatinya.

"Ini juga gue lagi coba, move on bagi gue nggak semudah move on nya lo Gas."

"Iya susah, lo brengsek sih. Cinta lo ninggalin jejak. Sedang gue kan enggak."

Dia Bukan Jodohku - [ Marriage Love Series 2 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang