III : Pelukan Hangat

7.3K 686 27
                                    

Thropisland
.
.
.
.
.
.

Happy reading ~

Canggung. Itulah yang dirasakan oleh keduanya. Setelah kejadian di pantai tadi Seokjin jadi semakin salah tingkah dengan Jungkook. Masih terbayang perut indah seorang Jungkook. Astaga. Sepertinya otak Seokjin perlu di benturkan.

"Apa kau hanya akan terus memandang ikan bakar itu? Jika tak mau aku aja yang menyantapnya." ucap Jungkook sambil memakan ringan ikan hasil bakarannya.

Seokjin mengambil ikannya ragu. Dengan perlahan dia menyantap ikan hasil bakaran Jungkook dengan lahap. Seokjin berdebaran hanya dengan duduk disamping seorang Jeon Jungkook.

Entah mengapa Seokjin merasa badannya memanas. Apa karena efek berdebar? Yang benar saja.

"Heh,ambil buah-buahan yang telah kau kumpul kan tadi di luar goa. Belum kau ambil." ucap Jungkook memerintah.

Seokjin segera bangkit untuk mengambil buah-buahan yang sudah dia ambil tadi sore. Entah mengapa,kepalanya serasa berat. Dan pandangannya berkunang-kunang.

Apa aku demam?

Dan benar saja,seketika itu juga Seokjin terjatuh tak sadarkan diri.

.
.
.

Seokjin POV

Hangat. Itulah yang kurasakan. Entah kenapa,aku jadi tidak ingin untuk mebuka mata. Pelukannya sangat hangat dan nyaman. Tunggu. Pelukan?

Deg

Aku baru sadar aku berada di pelukan Jungkook. Dan mengapa dia bertelanjang dada? Astaga. Aku bisa merasakan pipiku memerah. Bisa ku dengar suara detak jantungnya yang berdetak konstan. Aroma khas tubuhnya membuat tubuhku meremang. Astaga. Sadar Seokjin,dia lelaki sepertimu. Tapi,jika boleh jujur aku sudah jatuh hati pada pria ini.

Entah mengapa aku ingin selamanya terjebak disini. Agar bisa berduaan dengannya. Hanya berdua. Tanpa teman-temannnya yang sialan itu. Hahh. Tapi,cepat lambat kedua orang tua ku akan menemukan ku. Bolehkah aku berharap jika Jungkook juga menyukaiku? Tapi,itu tidak mungkin. Dia pasti normal.

Sadarlah,Kim. Lebih baik aku melupakan perasaanku.

Ya,benar.

Lebih baik sekarang aku menikmati pelukan hangatnya. Dekapannya yang menenangkan. Hingga dia sadar,dan kembali mencaciku.

Seokjin POV end

.
.
.

Crip crip

Suara kicauan burung membuat Jungkook terbangun. Membuka netranya perlahan dan berusaha membiasakan matanya dengan cahaya matahari yang memasuki goa tempat dia berlindung.

Dilihatnya seseorang yang berada di dekapannya. Masih terlelap. Jungkook tersenyum lembut,sambil merapihkan anak rambut yang menutupi wajah Seokjin.

Setelah kegiatan memandang wajah Seokjin selesai,Jungkook segera bangkit dan keluar goa untuk membersihkan dirinya.

Tanpa Jungkook sadari,Seokjin membuka matanya cepat disertai semburat merah merona yang memenuhi wajahnya.

Tak salahkan jika Seokjin berharap lebih?

-----------------------------------------------------------

Sudah 5 jam Seokjin menghindar dari Jungkook dengan alasan 'mencari kayu bakar'. Agak konyol memang. Sambil menggerutu Seokjin memungut satu persatu kayu yang tergeletak begitu saja di tanah. Ini semua salah Jungkook. Jika dia tidak terlalu tampan,Seokjin akan bertingkah biasa saja. Salah jantungnya juga.

Karena asik melamun,Seokjin sampai tersandung akar pohon yang muncul di permukaan tanah. Sial memang nasibnya.

Seokjin meringis kesakitan. Sepertinya kaki jenjangnya terluka. Dan benar saja,cairan kental berwarna merah mengalir deras di pergelangan kakinya. Cobaannya bertambah lagi.

"SEOKJIN" Teriak Jungkook sambil berlari kencang ke arah Seokjin.

Seokjin memegang kakinya erat. Dilihatnya Jungkook,menghampiri dirinya dengan raut khawatir. Sejenak,Seokjin merasa malu di khawatir kan oleh seorang Jeon Jungkook.

"Jalan hati-hati,bodoh. Lihat. Terluka kan? Bikin repot saja."

Seokjin hanya menunduk sambil melihat lukanya iba.

"Cepat naik ke punggung ku."

Seokjin melongo seketika. Heran saja dia. Kesambet apa Jungkook mau menggendongnya.

"Naik atau ku tinggal?"

Seokjin segera bergerak tertatih mendekat ke punggung lebar Jungkook. Dipeluknya erat leher putih Jungkook,takut jatuh.

"Bagaimana dengan kayunya?" tanya Seokjin sambil memandang kayu-kayu yang sudah ia ambil susah payah.

"Biarkan saja,nanti aku yang akan mengambilnya."

Seokjin hanya mengangguk kaku. Dan mengeratkan pegangannya. Bisa ia rasakan Jungkook bangkit,dan mengeratkan gendongannya agar Seokjin tidak terjatuh.

Seokjin bisa merasakan wajahnya memanas. Aroma khas yang membuat di ceruk leher Jungkook,membuat Seokjin berdebar.

"Apa segitu gugupnya kau,sampai berdebar sekeras itu,Jin?"

BLUSH

Seokjin memerah seketika. Jungkook bisa merasakan detak jantungnya yang sedang menggila. Tolong,bunuh Seokjin saat ini juga.

Tanpa Seokjin sadari,Jungkook tersenyum geli merasakan debaran kuat milik Seokjin.

Tebakanku memang tak pernah salah, batin Jungkook sambil menyeringai puas.

TBC

HOLLAAAA

SUKA GAKK?? ASDFGHJKL
SEMOGA KALIAN SUKA

VOTE AND COMMENT JANGAN LUPA

PinkyPingky

Thropisland || KookJinWhere stories live. Discover now