d u a

14.6K 2.4K 577
                                    

Haechan memang sosok yang jahil dan periang walau dia dengan sekuat tenaga meyakinkan dirinya sendiri kalau ia seorang alpha. Sifat periang dan jahilnya kadang tidak tahu tempat untuk direalisasikan. Seperti saat ini.

Haechan sudah bersiap dengan beberapa baju yang ia bawa di dalam ransel pink kesukaannya. Ransel pink adalah hadiah dari Jeno, saudara kembarnya. Kakinya hendak menuruni tangga, tapi ketika telinganya mendengar geraman rendah dari dalam kamar Jeno membuatnya penasaran. Padahal Haechan sudah diwanti-wanti oleh ibunya agar tidak mendekat ke kamar Jeno.

"Bagaimana sih rut alpha?" ujarnya lirih dengan kaki yang melangkah menuju ke kamar Jeno yang tertutup rapat.

Haechan cekikikan di depan pintu kamar Jeno. Ia berjongkok untuk melihat apa yang dilakukan saudara kembarnya di dalam. Haechan mengintip melalui lubang kunci yang kecil. Meskipun kecil tapi lumayan jelas untuk melihat situasi yang ada di dalam.

"ASTAGA!"

Haechan jatuh terduduk di depan pintu kamar Jeno. Dadanya bergemuruh dengan tangan yang menutup mulutnya tidak percaya. Wajahnya memerah parah dengan bulir-bulir keringat dingin yang tiba-tiba keluar dari dahinya. Haechan terkejut setengah mati melihat Jeno sedang mengocok kejantanannya sendiri dengan geraman-geraman rendah yang keluar dari bibir tipisnya.

Haechan merasakan wajahnya memanas dengan bagian tubuh selatannya tiba-tiba menegang. Apalagi cairan lubrikan yang tiba-tiba keluar dari sana. Haechan terkejut dengan kejantanan Jeno yang besar dan panjang. Memang ketika kecil mereka sering mandi bersama, tapi menginjak usia remaja mereka tidak diperbolehkan mandi bersama. Haechan merasakan miliknya dengan milik Jeno sangatlah jauh perbandingannya.

"MAMA! HAECHAN MENGINTIP JENO DIKAMAR!"

Terkutuklah Johnny Lee dan teriakannya yang membuatnya semakin kalang kabut akibat terkejut. Dengan cepat Haechan menyusul Johnny yang tertawa-tawa girang melihatnya berlari dengan wajah kesal.

"JOHNNY BOHONG! AKU BENCI JOHNNY HYUNG!!!"

.

.

.

Ini adalah hari pertama sekolah tanpa Jeno. Biasanya sekalipun Jeno sakit ia akan tetap masuk untuk menemaninya sekolah. Tapi kali ini Haechan tidak bisa memaksa Jeno untuk masuk sekolah. Rut alpha yang dialami Jeno masih berlangsung dan Haechan tidak sekejam itu untuk memaksa saudara kembarnya itu untuk masuk sekolah.

Haechan menatap sekelilingnya yang menatapnya heran dan bingung. Mungkin ini pertama kali mereka melihat sosok Lee Haechan seorang diri keluar dari kelasnya. Haechan terpaksa pergi kekantin. Salahkan saja perutnya yang bergejolak minta diisi. Apalagi tadi pagi ia tidak sarapan karena tidak ada satupun bahan makanan yang ada dikulkas Johnny hyungnya.

"Haaahh..." Haechan mengerang kesal sembari menyumpalkan banyak-banyak ramyun dalam mulutnya. Seharusnya ia ikut saja Renjun dan Jaemin yang sedang mengurus bazzar sekolah bukan malah terdampar seorang diri tanpa teman dikantin yang ramai ini.

"Hai, Haechan! Boleh kami bergabung? Ini meja yang tersisa untuk kami duduki." Ujarnya dengan nada riang, seolah tidak melihat wajah Haechan yang tidak nyaman.

"Ah... itu... bo—boleh kok, sunbae! Silahkan duduk." Haechan merutuki mulutnya yang gagap dalam menanggapi sosok sunbae berparas cantik itu.

"Yoo!! Teman-teman kita duduk disini!" teriak wanita cantik yang bernametag Kim Yeri itu.

Haechan menatap gerombolan kakak kelasnya yang sedang membawa nampan makan siang yang ada ditangannya masing-masing. Haechan sedikit tidak nyaman kala matanya bersibobrok dengan netra setajam elang milik sunbaenya yang bernama Mark Lee itu.

Sempiternal • MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang