t i g a

15.3K 2.4K 502
                                    

Tangannya masih sibuk memecah beberapa butir telur pada teflon. Sesekali ia bersenandung untuk memecah keheningan didapur apartemen minimalis itu. Tangannya dengan lincah menaburkan beberapa bumbu seperti garam dan lada pada telur mata sapinya.

"Yak! kau menghabiskan persediaan telurku, Haechan!" ujar sosok alpha jangkung bernama Johnny yang tak lain adalah hyung dari Haechan.

Haechan menoleh dengan tatapan polos pada sosok hyung jangkungnya yang sedang memandangnya sengit. Memang, perpaduan antara Johnny dan Haechan itu luar biasa. Johnny menjadi sangat kekanakan kalau berhadapan dengan adik bungsunya itu. Kalau Jeno cenderung mengalah pada Haechan.

"Apa? Hanya lima butir telur, hyung. Jangan berlebihan!" gerutu Haechan pada Johnny yang kini meneguk air dingin dalam kulkas. Haechan mengambil piring dan menaruh lima telur mata sapi yang dimasaknya pada piring.

"Aku sedang dalam masa pertumbuhan. Aku juga dalam masa membentuk otot perut seperti Jeno. Kami sepakat untuk program bersama." Ujarnya polos menyantap telur mata sapi itu khidmat.

Johnnya tersedak air dingin dalam botol itu mendengar ucapan polos Haechan. Johnny adalah seorang alpha meskipun ia belum memiliki mate yang memiliki tanda sepertinya. Johnny juga paham kalau adiknya itu adalah omega. Johnny yakin sekali. Mendengar Haechan akan membentuk otot perut membuat Johnny sedikit tidak nyaman. Ada rasa geli sekaligus prihatin.

"Hyung, bagaimana menurutmu dengan omega laki-laki?" tanya Haechan pada sosok hyung tertuanya itu.

Johnny menghela nafas, mereka sering kali membahas ini. dan akhirnya Haechan marah mendengar penuturannya. Johnny sudah hafal sekali.

"Omega laki-laki itu tidak buruk. Apa yang buruk? Tidak ada makhluk yang buruk dalam semesta. Kecuali ia seorang pendosa." Johnny mencomot dua telur mata sapi sekaligus dan memakannya dengan tangan.

"Jorok!" teriak Haechan ketika Johnny semena-mena dengan telur mata sapinya.

"Haechan-ah, kita sudah sering membicarakan ini. dan jawabanku masih sama."

Haechan mendengus mendengar penuturan Johnny. Ini hal yang tidak disukai Haechan dari hyung sulungnya itu. Johnny terlalu jujur. Tidak seperti Jeno yang masih sedikit menutupi keburukannya. Johnny malah membuka aib beserta keburukannya di depannya.

"Hyung, tidakkah kau berfikir kalau takdir bisa berubah? Kenapa kau memberiku vonis seperti itu?" tanya Haechan serius. Sebenarnya ia muak berbicara tentang status dengan Johnny. Johnny itu tidak membuatnya lebih baik.

"Tidakkah kau berkaca? Apa yang buruk dari dirimu? Kau cantik dan menggemaskan. Tidak ada alpha seperti itu. Aroma tubuhmu bahkan lebih manis daripada sesuatu yang manis diluar sana." Johnny kembali mencomot telur mata sapi milik Haechan. "...aroma alpha itu busuk!" tambahnya sembari mempraktekan wajah ingin muntah.

Haechan menaikkan sedikit alisnya ketika melihat ekspresi wajah Johnny yang berlebihan. Ia memakan sisa telur yang ada dipiring dan meminum jus jambunya cepat. "Pantas saja saat di dekatmu aku mencium bau tai!"

Haechan ngacir. Takut dengan respon hyung jahatnya itu. Ia berlari kecil menghindari teriakan Johnny yang memekakan telinga.

"YAK!! KEMBALI KAU ADIK KURANG AJAR!!!"

.

.

.

Hari Senin adalah hari yang Haechan benci. Selain ada mata pelajaran Kimia, ia juga harus upacara bendera. Apalagi, ditambah fakta kalau ia berangkat sekolah tanpa sosok saudara kembarnya yang masih dalam masa rut alphanya.

Sempiternal • MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang