l i m a

16.8K 2.1K 253
                                    

Kebenciannya bukan tanpa alasan. Tidak ada dasar yang kuat untuk membuatnya benci pada satu objek. Satu nama, satu wajah, satu alpha bernama Mark Lee.

Haechan tau kalau benci itu sesuatu yang buruk. Salahkan saja alpha sialan yang bernama Mark Lee yang sengaja mencari keributan dengannya. Mengatainya sebagai omega, menatapnya seolah ia adalah seorang lemah. Apalagi senyum remeh alpha itu untuknya seolah mengajak Haechan untuk tidak rukun.

Dari tikukan lorong menuju kantin, Haechan berbelok. Memutar tubuhnya untuk kembali ke kelas ketika dilihatnya segerombolan kakak kelas yang salah satunya terdapat alpha bernama Mark Lee. Haechan tiba-tiba enggan menatap wajah bajingan milik alpha itu.

"Ada apa?" Tanya temannya yang bernama Jaemin.

Jaemin mengernyit heran ketika Haechan memutar tubuhnya tiba-tiba ketika segerombolan kakak kelas itu terlihat akan kembali ke kelasnya. Ia menarik cepat seragam bagian belakang seragam Haechan untuk mencegahnya lari dari sini.

"Yak! Kau menghancurkan tatanan seragamku!" Pekiknya ketika Jaemin merusak bagian belakang seragamnya. Kemejanya keluar dari celananya.

Haechan semakin kesal pada Jaemin ketika sosok yang dihindarinya meliriknya sedikit dengan senyum miring seolah mengejeknya. Haechan menggertakan giginya kesal, sosok sombong itu seolah memiliki masalah besar dengannya walau kenyataannya mereka tidak pernah saling kenal secara resmi.

"Kenapa kalian saling menatap? Kau mengenal Mark sunbae?!" Ujar Jaemin dengan nada menyelidik.

Sementara Haechan semakin dongkol saja, ia melirik Jaemin dari ekor matanya. Ia mencubit keras lengan Jaemin yang masih menarik ujung seragamnya. "JANGAN MENGUCAPKAN FITNAH!"

"Kenapa kau heboh? Aku 'kan hanya menebak." Ujar Jaemin santai menyamakan langkah gontai Haechan untuk kembali ke kantin karena gerombolan kakak kelas itu sudah tidak terlihat lagi.

Haechan mendengus, tidak menjawab ucapan Jaemin yang sangat menyebalkan menurutnya. Ia memesan beberapa makan dan minuman, kemudian duduk dikursi panjang dipojok yang telah kosong itu. Memikirkan ucapan hyungnya beberapa waktu yang lalu.

"Jangan menuruti perintahnya dalam otakmu!"

Kenapa ia jadi aneh jika menyangkut Mark Lee?

Haechan memang tidak menampik kenyataan kalau Mark adalah alpha tangguh yang tampan. Banyak omega yang menyukainya secara terang-terangah. Tapi, Jeno juga lebih tampan dari Mark Lee, tidak perlu sombong seperti itu 'kan?

"Kau memikirkan apa?" Tanya Jaemin, tangannya menepuk pelan lengan Haechan yang digunakan untuk menyangga dagunya.

"Aku beberapa hari ini terfikirkan seseorang." Ujarnya dengan pandangan menerawang jauh. Ingatannya kembali melayang-layang mengingat perinta alpha sialan itu sudah masuk ke otaknya.

"Jangan memikirkan siapapun, nanti otakmu semakin mengkerut." Ujarnya yang hanya dengusan oleh Haechan.

"Jaem, apa menurutmu aku berlebihan? Disini berdetak sakit melihatnya benci padaku." Ujarnya dengan nada sendu. Tangannya menarik tangan Jaemin yang sedari tadi menganggur untuk memegang dada kirinya.

Jaemin menahan nafasnya beberapa saat ketika detakan jantung Haechan menggila dengan tempo yang tidak beraturan. "Apa kau sudah mengalami tanda-tanda akan statusmu?" Tanyanya.

Haechan menggeleng, ini sudah seminggu sejak rut Jeno. Ia masih belum mengalami tanda-tanda apapun untuk mengetahui status yang akan disandangnya. Walaupun orang sekitarnya sudah menduga kalau Haechan adalah omega, beberapa orang malah terang-terangan mengatakan di depannya. Namun, hati kecilnya masih menyangkal kalau ia seorang omega.

Sempiternal • MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang