e n a m (/)

8.8K 1.3K 222
                                    

Tubuh jangkung itu terlihat kesulitan mengontrol sosok alpha di depannya. Bahkan sesekali ia mendecak kesal ketika pegangannya pada lengan sang adik melemah. Ia juga sedang mengendalikan diri tapi dipaksa untuk mengendalikan tubuh alpha lain.

"Lepaskan aku, Johnny!" Nada datar itu keluar dari bibir tipis sang alpha.

Johnny lelah sungguh. Menyeret tubuh bongsor Lee Jeno adiknya yang sedang kalap akan nafsu adalah opsi terakhir yang akan ia lakukan. Rasanya benar-benar melelahkan. Tangannya kebas dan hampir kaku menyeret tubuh Jeno.

"DIA SAUDARAMU, LEE JENO!"

Habis sudah kesabaran Johnny yang dipupuk sedari tadi. Menyeret keras tubuh Jeno. Memberinya bogem mentah sehingga meninggalkan bekas darah pada sudut bibir sang adik. Adik yang biasanya penurut itu berubah menjadi pembangkang ketika menyangkut saudara kembarnya, Lee Haechan.

Haechan sedang heat yang ditemani ibunya. Diberi beberapa supresan agar mereda rasa sakit yang dirasakannya. Meskipun membantu meredakannya, aroma heat Haechan memang luar biasa. Faktor omega murni juga statusnya laki-laki membuat Heatnya berbeda dari yang sebelumnya.

Jeno adalah alpha yang sedang mengalami rut beberapa minggu yang lalu sebelum nafsunya kembali naik setelah mencium aroma harum saudara kembarnya. Rasanya pusing, Jeno bersumpah akan membunuh Johnny kalau saja tidak memberinya tamparan keras kalau Haechan itu pernah berbagi dalam kandungan ibunya. Ingin rasanya melompat dan mengungkung tubuh kecil itu dalam dekapannya, memberinya rasa nyaman dan aman. Menghujam lubang basah Haechan, mencium bibirnya. Jeno ingin melakukan itu pada saudara kembarnya!

"Sial!"

Jeno itu definisi anak baik. Tidak pernah ia mengumpat karena kesal. Tapi, umpatan itu terus keluar dari mulutnya selama dua hari ini. Dua hari ia mengungsi ditempat kakaknya, Johnny Lee. Kesal dengan kebiasaan kotor Johnny yang membuatnya menggerutu tapi enggan membersihkannya.

"Pantas saja Haechan mengeluh kalau tinggal bersamamu, apartemen milikmu sudah seperti tempat pembuangan akhir."

Johnny menaruh mangkuk kosong yang tadinya berisi ramen itu dengan keras. Menatap adiknya yang sialan ini dengan datar; "Pergi saja, kalau Haechan yang mengatakannya aku bisa maklum. Kalau dirimu, masih hidup saja kau harus bersyukur."

Ucapan itu membuat Jeno mendengus kesal. Ia menyandarkan kepalanya pada meja makan milik Johhny. Rasanya ia masih terngiang-ngiang aroma heat Haechan. Rasanya... Benar-benar memabukkan.

"John, Haechan seorang omega?"

Ucapan Jeno membuat dua orang alpha itu terdiam dengan pemikiran masing-masing. Fakta kalau Haechan omega memang bukan sesuatu yang mengejutkan. Faktanya, memang Haechan sedari kecil sudah menunjukkan kalau dirinya adalah seorang omega. Dari raut wajahnya, bentuk tubuhnya, bahkan dari perilakunya memang sudah mencirikan kalau dirinya omega. Tapi, selama ini Haechan memang belum mau menerima statusnya sebagai omega.

Dalam pikiran Jeno dan Johnny adalah... Bagaimana perasaan Haechan saat ini?

***

Hari ketujuh dari awal Haechan mendapatkan heat pertamanya. Tubuhnya sudah mulai kembali seperti biasa. Tidak ada keanehan seperti hari-hari sebelumnya. Meskipun, Haechan masih mengkonsumsi suppresan untuk meredakan rasa heat yang menyiksanya beberapa hari ini.

Haechan tidak masuk sekolah. Tapi, ia yakin, gosip-gosip di sekolah sudah mulai menyebar tentang statusnya yang seorang omega. Mengingat akan statusnya membuat Haechan sedikit banyak merasa sedih.

Sempiternal • MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang