0.4

3.8K 376 26
                                    

"Berapa lama lagi kita harus berjalan untuk mencari sinyal hyung? Aku boooosaaan". Rengek, woo jin yang berjalan dengan malas.

"Sampai kita menemukan sinyal dan mendapatkan bala bantuan". Jelas ji sung.

"Haishh.. Aku mulai rindu dengan mainan legoku tercinta". Woo jin bergelayutan manja di lengan bantet ji hoon.

"Pergilah! ". Risih ji hoin menolaj woo jin.

"hyung aku takut. Ke-kenapa kita tidak menunggu dimobil saja? Siapa tau kita mendapatkan bantuan? Hu-hutan ini sangat menyeramkan.. Balik ke mobil saja hyung! ". Tanya daehwi ketakutan.

"daehwiya.. Mobil kita sudah meledak oke? Dan, kita sedang mencari bantuan, tetapi disini tidak ada sinyal daehwiya. Kita harus menyusuri pulau ini untuk mendapatkan sinyal". Jelas jisung yang mengangkat hapenya tinggi-tinggi untuk mencari sinyal.

"tapi aku takut hyung.. Pulau ini gelap dan mengerikan. Kalau ada hantu bagaimana, seperti di film-film horror? ". Daehwi mengeratkan pegangannya dilengan jin young.

"Hantu? Hhahaaha jangan konyol hyung. Hantu hanya dipercaya oleh seorang botcah. Apa kau seorang botcah? ". Kekeh guanlin mengejek daehwi.

"Tidak ada hantu disini botcah! ". Ejek jin young.

"Ya aku bukan bocah! Kalian tidak percaya? Hantu itu ada. Bagaimana kalian menjelaskan, kasus menghilangnya siswi SMA selama seminggu lalu ditemukan tergeletak berlinangan darah di Atas pohon suatu pulau terpencil? Hiiih... Aku takut". Heboh dae hwi yang menggosok-gosok kedua lengannya. Dae hwi membesarkan matanya yang sipit sambil mencoba menakut-nakuti guanlin dan jinyoung, tapi dianya sendiri takut.

"Hyung, itu kasus pembunuhan dan penculikkan yang jelas-jelas pelakunya adalah manusia. Itu bukan hantu yang melakukannya". Jelas guanlin yang heran mendengar cerita dae hwi.

"iya. Apakah kau hanya melihat judulnya saja hwi? Aku yakin pasti kau malas membaca beritanya bukan? ". Jin young menyilangkan kedua lengannya.

"Hmm.. Kau tau saja hyung". Kata dae hwi malu-malu.

"hentikanlah cerita konyol kalian! Mari kita mencari sinyal dan bala bantuan". Ji sung ngomel-ngomel sendiri, dia masih setia dengan hapenya yang ia angkat dari tadi.

"Aku juga liat gambarnya... Hiih aku takut, korbannya ya udah mandi darah di atas pohon eww.. Pohonnya tuh ya bentuk dan warnanya kea pohon itu.. Eh? ". Tunjuk dae hwi ke suatu pohon yang menurutnya familiar dengan pohon korban.

Muka dae hwi tiba-tiba takut.

"hyung.. Pohon itu terlih.. ". Tak sempat dae hwi berbicara.

Ji hoon memotong ucapan dae hwi.

"Tidak hwi. Jangan mengkhayal! Pohon itu berbeda ya! Jangan coba-coba untuk menakuti kami. Kau tau aku itu penakut, tapi kau juga penakut. Sudah! ". Emosi ji hoon yang masih kebawa karena cemilannya yang terbakar hangus menjadi abu karena ledakkan tadi.

"Tapi hyung.. Aku sedang tidak ingin menakut-nakuti siapapun. Karena aku sendiri juga takut". Bela dae hwi.

"ssssst... Kalian diamlah! Aku mendengar sesuatu". Bisik sung woon menutup mulut dae hwi.

"Apa? ". Tanya seong woo.

"Hah? ". Bingung sung woon.

"apa yang kau dengar? ". Seong woo penasaran, dia berdiri disebelah sung woon yang masih menutup mulut daehwi. Daehwi pun menggenggam tangan sung woon yang berada dimulutnya, kemudian menurunkannya.

"mmmmpph... Hyung! Tanganmu rasanya seperti body lotion punyaku pweh.. Kau menggunakannya lagi?". Bingung dae hwi meludahkan isi mulutnya.

"hmm yah.. Kenawhy? ". Salting sung woon mengelap tangannya di baju kaosnya sendiri.

"YAA! hyuuung. Berhentilah menggunakan punyaku. Kalau habis bagaimana? Punyamu kemana hyung? Lihatlah tanganmu ini". Dae hwi merampas tangan sung woon. Lalu merabanya.

"Sangat halus hyung! Berapa banyak yang kau pakai hwaaa... Body lotionku". Dae hwi pura-pura menangis.

"Sung woon! Aku serius. Apa yang kau dengar?". Kepo seong woo yang menggoyang-goyangkan lengan sung woon.

"aku tidak mendengarkan apa-apa. Aku hanya berpura-pura agar kalian tidak ribut hahahahahahah". Sung woon merangkul seong woo.

"Haisss.. Inginku sleding dirimu! Baru kali ini aku seriusan orangnya". Seong woo menjitak kening sung woon, sung woon meringis kesakutan dengan dahinya yang udah merah.

"tapi hyung! Aku mendengar sesuatu loh.. Seperti seseorang yang sedang berbisik. Korbanku selanjutnya is comming". Daniel berbicara dengan wajah seriusnya.

"Haiish... Jangan membuat lelucon seperti itu gaes! Tydac lucu ya. Janganlah menakut-nakuti satu sama lain. Kalau beneran terjadi gimana? ". Ceramah ji sung.

"aku takut hyung". Kompak ji hoon dan dae hwi yang saling berpelukkan.

"Danieel". Panggil min hyun yang berada dibelakang daniel.

"Ada apa minhyun hyung? ". Daniel memutarkan badannya kebelakang, menghadap min hyun.

"Apa kau mendengarnya juga? ". Tanya min hyun mengernyitkan dahinya serius.

"Mendengar apa? ". Bingung daniel memasukkan tangannya di saku celananya.

Semua orang yang tadinya berjalan, berhenti sejenak. Menghadap dan mendengarkan percakapan mereka berdua - daniel dan minhyun.

"Suara itu.. ". Min hyun menatap sekitar.

"Seperti mereka adalah korbanku selanjutnya? ". Bingung daniel.

"ya itu. Aku juga mendengarnya, kali ini suara itu memberat. Kali ini seperti mengatakan, Bunuh.. Bunuh merrrekhaah". Min hyun menggigit bibir bawahnya.

"Hay, kalian janganlah bersekongkol untuk membuat kami takut. Jangan! Aku tidak akan takut dengan lelucon kalian guyss". Seong woo menyilangkan kedua lengannya.

"Kami serius! ". Kompak daniel dan min hyun dengan wajah mereka yang serius.

"Btw hyung. Apa kau sedang mengunyah sesuatu? ". Tanya jihoon yang memperhatikan bibir min hyun.

"hmm.. Permen sepertinya. Sangat manis". Senyum minhyun yang mengalahkan permen manis yang sedang ia kulum saat ini.

"Punya siapa? ". Curiga ji hoon.

"hmm.. Aku menemukkannya dijaketmu. Ini bungkusannya". Tunjuk min hyun sebuah bungkusan permen yang sudah kosong kepada ji hoon.

"HYUNGG! Itu permenku hyung! Kenapa kau memakannya? Itu sisa satu... Aisshhh min hyun hyunggg". Rengek ji hoon.

"Ah shincha? Mianhae.. Bagaimana? Sudah ku makan ini". Bingung min hyun.
(benarkah? Maaf)

"ah.. Mollayo hyung". Ji hoon ngambekkan.
(aku tidak tahu)

"ya sudah, nanti hyung belikkan satu toko permen enak, steril dan bersih yang kamu mau ya jihoon". Bujuk min hyun mengacak-ngacak rambut ji hoon.

"aku bukan anak kecil hyung. Tapi aku setuju dengan idemu itu". Senyum ji hoon:) yang udah kesenangan. Dan memberi aegyo jeojang dan kukukaka kepada minhyun.

Kesepuluh orang itu hanya tertawa melihat tingkah laku imut jihoon yang menggemaskan. Hingga, suatu tawa mereka terhentikan oleh suatu suara.

"Kalian Tersesat ya? ".

~To Be Continued~

...

The Island [BTS - Wanna One] •End•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang