12. Good day

1.2K 110 1
                                    

Revisi: (1 april 2019)

*****

Jonah mengerang ketika merasakan sesuatu menganggu tidurnya, ia mengerjabkan kedua mata dan berusaha menggerakkan tangan kanannya yang terasa kebas, seperti sesuatu sedang menimpa tangannya tersebut.

Jonah menyipitkan mata kala melihat sebuah kepala yang sedang bersandar di tepi ranjang dengan beralaskan tangannya.

Tangannya terulur menepis rambut yang menutupi wajah seseorang yang sedang tertidur beralaskan lengannya. Ia terkesima ketika mendapati Letta dengan wajah yang sangat damai, sedang terlelap dengan posisi yang sangat tidak nyaman tersebut.

"Cantik" gumamnya masih senantiasa menatap pemandangan indah di hadapannya kini.

Jonah melepaskan tangannya dengan perlahan, membuat Letta sedikit mengerutkan dahi, tetapi tidak terjaga sama sekali dari tidurnya, ia hanya bergumam dan menjadikan tangannya sebagai pengganti tangan Jonah.

Pemuda itu terkekeh melihat tingkah menggemaskan Letta, bahkan di dalam keadaan tidur pun, ia dapat melakukan hal semenggemaskan itu.

Perlahan Jonah bangkit dari ranjang dan kemudian menggendong tubuh mungil Letta untuk berbaring diatas ranjangnya, membuat gadis itu sedikit menggeliat dan mencari posisi nyaman.

Jonah tersenyum kecil dan mengelus puncak kepala Letta. "Apa yang sudah kau lakukan kepadaku?" gumam Jonah sembari menatap lekat wajah cantik gadis tersebut. Kemudian dia melepaskan kacamata yang membingkai mata indah milik Letta.

Setelah memastikan Letta tidur dengan nyaman, Jonah melangkah keluar kamar. Sebelumnya ia menatap jam dinding yang bertengger manis di dinding kamarnya. Sudah lewat jam makan siang rupanya, pantas saja dia merasa kelaparan saat ini. Ternyata cukup lama dia tertidur.

Jonah melangkah menuju dapur dan mendapati dapur dalam keadaan yang kacau bala,  seperti habis diterpa badai.

"Astaga, apa yang sudah mereka lakukan sebenarnya?" Jonah menggeleng-gelengkan kepala. Kemudian dia mulai berbenah merapikan kekacauan yang di ciptakan oleh Zach, Jack dan Daniel.

"Kau sedang apa?" sebuah suara lembut menyapa gendang telinga Jonah. Ia menolehkan kepala dan mendapati Letta yang sedang berdiri di ambang pintu dapur masih dengan mata yang setengah terbuka.

"Oh, kau sudah bangun?" tanya Jonah.

Letta hanya menggumam dan kemudian mendudukkan bokongnya di kursi mini bar, ia menopang dagunya dengan kedua tangan.

Jonah tersenyum kecil melihat kelakuan Letta yang sangat menggemaskan di matanya tersebut.
"Kau ingin makan sesuatu?" tawar Jonah.

"Kau bisa memasak?" Letta menatap Jonah dengan menaikkan kedua alisnya, seakan meragukan kemampuan pemuda tersebut.

Jonah meringis pelan. "Hanya mie instan" Letta tergelak, tepat seperti yang dia duga.

"Baiklah, aku saja yang memasak" Letta bangkit dari duduknya sembari menguncir rambut coklatnya.

Ia mulai membuka kulkas dan terperangah melihat isi kulkas dua pintu tersebut. "Apa ini?" Letta menunjuk isi kulkas yang hanya terdapat beberapa kotak eskrim, snack, minuman bersoda, permen jelly dan sebagainya.

Jonah hanya menyengir dengan lebar dan menggaruk belakang kepalanya.
"Ya kau tau, kami sangat jarang berada di sini, dan biasanya kami lebih memilih makan di luar, lagi pula tidak ada di antara kami yang bisa memasak, jadi yeah .. " terang Jonah, ia mengangkat kedua bahunya.

Letta menggeleng-gelengkan kepala dan kembali mengaduk-aduk isi kulkas, kemudian gadis itu hanya menemukan beberapa lembar keju di dalamnya.

"Mungkin ini bisa dipakai?" tanya Jonah sembari menyodorkan sekotak pasta. "Ya, dan sepertinya ini juga bisa di pakai" ucap Letta dan menunjukkan lembaran keju yang dia temukan di dalam kulkas. Mereka berdua saling pandang dan kemudian tertawa bersama.

why don't we? (COMPLETE)Where stories live. Discover now