58

731 75 7
                                    

Brakkk,,,

"Jonah,,!" suara pintu yang di buka dengan kasar dan suara melengking seseorang membuat kelima pemuda itu terperanjat kaget.

Di ambang pintu tampak Letta ysng sudah berdiri dengan napas terengah-engah.

"Letta?"

Kedua hazelnya menangkap sosok yang sedang duduk bersandar di kepala bankar tersebut, tanpa di duga-duga ia menerjang tubuh Jonah dengan pelukannya.

Jonah meringis ketika merasakan tubuhnya akan remuk mendapat terjangan Letta.

Tapi itu semua di hiraukannya, tangannya terangkat untuk mengelus rambut Letta dengan lembut.

"Ada apa hmm?" tanya Jonah dengan lembut.

Letta menggelengkan kepalanya. "Kau sudah sadar" ucap Letta tanpa menjawab pertanyaan Jonah.

Jonah terkekeh kecil. "Tentu saja, kalau tidak bagaimana mungkin kau bisa memelukku" gurau Jonah.

Letta melepaskan pelukkannya dan menekuk wajahnya. "Kau masih bisa bercanda di saat aku mengkhawatirkanmu?!" kesal Letta.

"Baiklah, baiklah nona galak maafkan aku" Jonah mengangkat tangannya tanda menyerah.

"Sungguh romantis sekali, aku jadi ingin di peluk"

"Aku juga, peluk aku Jack" timpal Zach dan Jack, membuat kedua anak adam dan hawa yang berada di atas bankar mendengus melihat kekonyolan mereka.

Brakk,,,

Sebuah bantal sukses mendara di wajah keduanya. "Dasar manusia-manusia idiot! Bagaimana aku bisa mengenal kalian?" ucap Jonah menatap malas kedua sahabat absurd-nya itu.

"Kami tau kalau kau menyayangi kami" jawab Zach dengan tidak nyambung.

Jonah memutar bola matanya. "Terserah kalian saja" balasnya tidak mau ambil pusing dengan ketidak warasan keduanya.

Mereka berlima tampak berinteraksi seperti biasanya, seolah-olah kejadian kemarin tidak pernah terjadi.

Seharian kemarin mereka habiskan untuk saling berbagi cerita dan semua masalah di dalam hidup mereka, kecuali Corbyn tentu saja. Ia memutuskan untuk tidak menceritakan semuanya, ia khawatir akan keadaan Jonah yang belum stabil.

Meskipun telah menjalani operasi dan sekarang keadaan kepala Jonah sudah baik-baik saja, tetapi pemuda itu tidak menampakkan tanda-tanda jika ia sudah pulih dari amnesia-nya.

Hal itu membuat Corbyn ragu dan tidak mau mengambil resiko, biarlah dia mencari waktu syang pas untuk menceritakan ini kepada yang lainnya, tentu saja jika tidak ada Jonah.

"Suapai aku" pinta Jonah dengan manja-nya kepada Letta. membuat gadis itu bersemu, tapi tangannya tetap meraih mangkuk bubur yang berada di atas nakas dan mulai menyuapi pemuda tersebut.

"Pantas saja kau menolak untuk makan, ternyata ada tujuan terselubung" cibir Daniel.

"Hei nona pizza! Seharusnya kau berlaku adil, kami semua juga belum makan disini" sambungnya.

Jonah memutar bola matanya malas, ini dia, Daniel yang menyebalkan telah kembali.

"Iya Daniel benar, kau seharusnya menyuapi kami semua" ucap Zach.

"Aaaaa,,," akhirnya Jack, Zach dan Daniel membuka mulutnya lebar-lebar seperti hendak menerima suapan dari Letta.

Brakk,,,

Sekali lagi atraksi benda terbang tampak di dalam ruangan tersebut, kali ini jeruk yang berada di atas nakas menjadi korbannya.

"Aku lapar, jika kalian ingin makan sebaiknya kalian pergi cari di luar sana" ucap Jonah dengan kesal. Keempat kurcaci itu akan terus mengganggu waktunya bersama Letta jika tidak cepat-cepat di singkirkan.

why don't we? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang