01

4.8K 393 90
                                    

Tak ada yang tahu jalan takdir kedepannya semua seperti apa, kita itu hanya boneka yang di gerakan oleh sang pencipta.

Naruto, gadis itu terus mengamati setiap jalan yang ia lalui, alisnya mengkerut tanda ia tengah heran, kenapa ia berada di dunia yang berbeda dengan  dunianya.

"Melihat dari cara pakaian mereka, kok ini kaya di jaman kuno, jangan- jangan- aku sudah  mati dan di kirim kemari, ya tuhan aku belum nikah udah di panggil aja, "iner Naruto.

Lamunan Naruto buyar, saat ia melihat perkelahian di depannya.

Ia jadi tertarik dan ikut menonton dari celah- celah penonton.

Ia melihat seorang preman  pasar tengah, menghajar seorang laki-laki paruh baya, yang tak ingin bayar upeti padanya.

''cih, "Naruto mendecih. Dia masuk dan saat Si preman itu ingin memukul pria paruh baya itu, Naruto segera menendang laki-laki itu sehingga terjungkal.

"Kau, beraninya menggangguku, "teriak preman itu dan siap melayangkan tinjunya pada Naruto. Tapi Naruto, bisa menghindar. Dalam hati Naruto bersyukur karna kemampuan MMA nya gak ada yang berkurang, walau tubuhnya terlihat lebih ramping.

Naruto langsung menyerang  kemaluannya dengan keras, sehingga membuat laki-laki itu guling-gulingan.

Naruto  menginjak leher preman tersebut dan berkata.

"Sekali lagi kau menggangu orang-orangan lemah ini, kupastikan  kepalamu terpisah dengan lehermu, pergi sialan"teriak Naruto, sambil menendang pantat laki-laki itu, tak lupa juga tangan yang berkacak pinggang.

"Wah,kawai  Nona, Terimakasih karna menolong saya,"ujar laki-laki paruh baya itu  . Dia berniat bersujud pada Naruto, tapi Naruto terlebih dulu membantu nya bangkit.

"Tidak usah berlebihan tuan, aku hanya menunaikan kewajiban ku saja, kalau ada yang begini lagi, sebaiknya paman melapor pada pihak keamanan", ujar Naruto, yang tadinya mau ngomong polisi, tapi ia cepat sadar kalau sekarang ia bukan di dunianya.

"Kami tidak berani Nona, mereka hanya berjanji busuk saja dan tak pernah memantau ke adaan rakyatnya. Yang ada hanya penarikan upeti besar-besaran dan memperbudak kami, terutama wanita dan laki-laki yang masih berguna untuk kerajaan, "

"Ck, pemerintahan macam apa ini, tidak jauh berbeda dengan di dunia ku" gumam Naruto.

Gadis itu beranjak pergi, tapi ibu-ibu paruh baya, yang tak lain istri dari laki-laki paruh baya yang ia tolong tadi mencegatnya dan memberikan beberapa pakaian  dan perhiasan cantik.

"Ini untuk Nona, sebagai tanda terimakasih  dari kami, "ucap Wanita itu memberikan bungkusan pada Naruto.

"Tidak usah bibi, lebih baik pake oleh putri bibi, "ucap Naruto tidak enak.

"Tidak, aku tidak punya anak. Jadi kamu bisakan menerimanya untuk bibi, "ucap Wanita paruh baya itu.

Naruto jadi tak enak, dia lalu berkata.

"Kalau mau bibi, bisa anggap aku putri bibi. Kebetulan aku juga tak punya orang tua. "

Wanita paruh baya itu tersenyum, dia langsung memeluk Naruto erat.

"Bagaimana kalau kau ikut tinggal di kediaman pangeran ke  tujuh, "

Naruto mengangguk setuju dari pada ia jadi gelandangan, dan ia juga harus memikirkan  jalan pulangnya.

Naruto menatap bangunan indah di depannya, selama ini ia hanya melihat dari drama - drama.

"Ternyata aslinya lebih indah, " gumam Naruto, sambil membuntuti ibu angkatnya yang bernama senju Tsunade.

Keberadaannya  jadi tontonan  warga  dan para pelayan di sana.

"Siapa dia Tsunade- san, " tanya laki- laki  paruh baya, yang tak lain Shikaku dari klan Nara.

"Dia putri angkat ku, cantik bukan, "ucap Tsunade bangga.

"Kami kira dia seorang pria tadi, " ujar Yoshino istri shikaku, Naruto hanya tersenyum malu.

"Anaknya memang seperti  pria, bahkan tadi ia bisa menghajar bandit -bandit  di pasar"ucap Tsunade bangga.

Naruto  mengintip dari celah-celah jendela kamarnya, dia menyipitkan matanya saat melihat  beberapa  gerombolan pria yang tak asing.

Tsunade yang melihat itu hanya tersenyum, lalu dia menepuk  pantat Naruto  sehingga gadis itu terlonjak.

"Eh.. Sunggokong naik angkot, " latah Naruto  keluar  membuat  wanita paruh baya itu tertawa dan menarik perhatian dari orang- orang termasuk  para pangeran yang tengah berkunjung kekediaman pangeran ke tujuh.

"Astaga Kaasan, Naru kaget tahu. "Ucap Naruto, lalu dia berdiri dari persembunyiannya sehingga para pangeran itu dapat melihatnya dengan jelas.

"Makannya siapa suruh bertingkah mencurigakan seperti itu, ayo kita temui yang mulia permaisuri. "

"iya- iya baik, "  jawab Naruto, dengan pasrah, sesekali dia melirik ke arah para pangeran yang tengah memperhatikan dengan tajam.

"Astaga, jangan -jangan dia mengenaliku, "bati Naruto  takut-takut.

"Kau, "tunjuk salah satu pangeran pada Tsunade.

"Iya "tsunade menjawab tanpa melihat ke arah para pangeran tersebut membuat Naruto  muak.

"Apa dia putrimu? "Tunjuknya lagi pada Naruto, tsunade menatap Naruto,   dan melihat Naruto  geleng-geleng kepala.

"Iya dia putriku yang mulia, " jawab Tsunade membuat Naruto  ingin pinsan saja.

Para pangeran itu smirk, lalu mereka saling berpandangan dan berkata.

"Kami ingin dia tinggal di istana, "ucap pangeran ke lima, Uchiha Shisui.

Sebelum Tsunade menjawab Naruto  sudah berteriak, dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Tidak mau kaasan, Naru tidak mau hidup di kekang, "jawab Naruto, membuat Shisui tersenyum tipis, lalu dia berkata lagi.

"Ayolah, hidup di istana itu tidak semengerikan itu, "bujuk Shisui.

Naruto menghela nafas, lalu berkata.

"Ayo kita bertarung, jika kalian bisa mengalahkanku, akan ku kabulkan permintaaan kalian, "jawab Naruto dengan Smirk.

Tsunade hanya menghela nafas, para pangeran itu terlalu keras kepala dan tak bisa  di bantah.

"Ok, kami terima tantanganmu"

"Ok, kami terima tantanganmu"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Naruto)

(Itachi)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Itachi)

My prince Where stories live. Discover now