08

2.9K 288 65
                                    

Bunga Sakura berterbangan dengan indahnya,musim semi telah tiba,dan bunga - bungaan mulai mekar dengan indahnya.

Iya memainkan kelopak bunga- bunga yang berterbangan itu,tiba- tiba ia menghela nafas teringat ibunya itu,ibunya yang menyayanginya meskipun cerewet,Iya terus melamun sampai tak menyadari ada orang yang berjalan dan duduk di sampingnya.

"Apa yang kau lamunkan adik ipar."..

Naruto terhenyak dan kembali kedunia nyata,dia tersenyum tipis saat melihat siapa yang duduk di sampingnya.

" Aku hanya sedikit merindukan ibuku."jawab Naruto.

"Bukankah ibumu kepala dayang istana adik ipar" tanyanya lagi sambil menatap langit malam .

"Dia bukan ibuku,Yang mulia.Dia ibu angkatku yang mirip ibuku .''

" Aku juga sejak kecil tak tahu rupa ibuku bagaimana,aku terlahir dari selir,dan setelah aku berusia lima tahun,ibuku meninggal di hukum gantung,karna di pitnah meracun putra mahkota."

Naruto menatap Shisui tak percaya,ternyata ada yang lebih menyakitkan dari pada dirinya.

"Jangan mengasihiniku." ucapnya sambil menatap bulan di langit malam itu.

"Aku sudah tidak terkejut lagi,di istana pasti begitu penuh konflik dan konspirasi ,aku tidak heran pasti banyak yang akan berbuat begitu kedepannnya hanya untuk sebuah tahta." ujar Naruto yang di iyakan oleh Shisui,kemudian dia berdiri dan menepuk bahu Naruto .

"Tetaplah bersama Itachi apapun yang terjadi." ucap Shisui lalu segera pergi ,meninggalkan Naruto yang masih merenung di bawah cahaya bulan,tapi tak lama Itachi datang dan bertepuk tangan seolah habis menoton pertunjukan.

"Kenapa tidak di lanjut perselingkuhannya hem!" tanya Itachi dari belakang Naruto dan hembusan nafas itu membuat bulu kuduk Naruto terasa geli .

"Aku tidak selingkuh!" bantah Naruto sambil berbalik menatap ke arah Itachi.

"Aku akan percaya ,tapi jika yang lain lihat kau bisa di hukum karna tuduhan yang tidak -tidak." ucap Itachi dengan Ke khawatiran yang berusaha ia sembunyikan.

Naruto memeluk Itachi ,dan menyenderkan wajahnya pada dada Itachi.

"Aku tidak peduli Itachi,aku hanya ingin pulang dan memeluk ibuku,aku merindukannya." gumam Naruto.

Itachi hanya diam,apa yang di rasakan oleh Naruto sama dengan apa yang ia rasakan,bedanya dia dapat melihat tapi tak dapat menyentuh sedangkan Naruto hanya bisa memikirkannya tanpa bisa melihat atau menyentuh.

"Ayo kita temui ibumu." ajak Itachi.

"Dia tak ada disini,dia ada di dunia lain ." jawab Naruto ,dan Itachi hanya diam sambil berpikir jika ibunya Naruto sudah meninggal.

Dia memeluk Naruto dengan erat ,dan berkata.

"Sudah malam ,ayo masuk." ajak Itachi dan Naruto hanya mengangguk .

Naruto duduk di hadapan cermin, para pelayan membantunya membersihkan dan melepaskan riasannya.

Setelah para pelayan itu pergi, Naruto berjalan ke atas ranjangnya tapi tiba-tiba dia terjatuh saat pria yang berstatus suaminya itu mendorongnya.

"Aku akan pergi ke medan perang, "

"Pergilah dan aku pasti akan menunggumu pulang. "Ucap Naruto, Itachi menatapnya dengan dalam.

"Kau harus tahu, di istana tak ada yang boleh di jadikan teman untukmu? "

"Aku tahu suamiku. "

Pria itu hanya diam kemudian mencium Naruto dengan lembut.

Hari keberangkatan pun tiba, Naruto mengantar Itachi sampai ke gerbang Istana.

Entah kenapa perasaannya jadi berat, ia takut terjadi sesuatu pada suaminya itu.

"Yang mulia pangeran, berjanjilah padaku kembali dengan keadaan baik-baik saja. "Ucap Naruto di hadapan para prajurit dan kesatria kerajaan yang akan ikut ke medan perang.

Itachi menarik Tangannya Naruto kemudian memeluknya dan mengecup kepalanya pelan dan lembut, membuat orang -orang yan menontonya merasa takjub karna mereka dapat melihat wajah panglima perang mereka yang terlihat bahagia dan penuh semangat.

"Kau juga, jaga dirimu. Aku tinggalkan Yahiko untuk menjagamu. "Ucap Itachi sebelum pergi menunggangi kuda.

"Aku akan baik-baik saja, sedangkan kau banyak anak panah yang akan mengarah padamu, jangan sampai terluka. "

Pria itu hanya melambaikan tangannya, dan Naruto masih memandangi kepergian Itachi sampai tiba-tiba ia pingsan dan menggemparkan satu istana.

"Yang Mulia. "

Itachi baru saja sampai di peperangan, dia sudah mendapatkan kabar jika istrinya jatuh pingsan setelah mengantarnya pergi ke medan perang.

Ia sudah terlanjur di sini, tak mungkin dia kembali kesana. Dia hanya bisa mengirimkan sepucuk surat untuk Naruto.

"Perempuan itu membuatku khawatir saja. " Ucapnya yang masih terdengar oleh Asistennya Kisame.

"Yang mulia, apa anda tidak kepikiran jika yang mulia putri jatuh pingsan karna mengandung anakmu! "Ucapnya.

"Wanita itu mungkin hanya kelelahan karna kekeras kepalaanya, soal dia hamil atau tidaknya itu akan jadi peruntunganku sepulang dari sini. "

"Tapi yang mulia, jika tuan putri benar-benar mengandung, dia akan jadi sorotan dan incaran satu istana, apa lagi jika sampai dia melahirkan anak laki-laki. "

"Aku tahu,makannya aku meninggalkan Yahiko dan Konan di sana. "

Itachi menerawang kedepan wajahnya sedikit bersemu, dan Sasori serta Kisame tahu hati tuan mereka tengah berbunga-bunga.

"Kita harus segera menyelesaikan perang ini, dan harus kembali ke istana secepatnya. "Perintah Itachi mutlak.

Sementara itu di istana.

Naruto sadar dan ia melihat ibu angkatnya ada di sampingnya bersama seorang tabib kepercayaan pangeran ke tujuh, dari kejauhan Yahiko dan konan juga memperhatikannya.

"Yang mulia, akhirnya kau sadar,hampir seharian kau jatuh pingsan, "ucap ibu angkatnya yang sangat khawatir.

"Ibu, aku baik- baik saja, ibu jangan khawatir okay. ''Jawab Naruto dengan senyum menenangkannya.

"Yang mulia, selamat anda hamil, "ucap sang tabib.

Naruto terkejut bukan kepalang.

"Aku Hamil? "Tanyanya tak percaya.

"Iya yang mulia anda hamil. "

Antara percaya dan tidak antara mimpi dan kenyataan dia menatap perut ratanya. Dia tersenyum kecil penuh kebahagiaan.

"Ibu. "Aku akan menjadi ibu. "Dia menatap Tsunade penuh kebahagian meskipun terselip sedikit ke kakhawatiran di dalamnya.

Tsunade langsung memeluk Naruto bahagian dan penuh kebanggaan.

Kabar kehamilan Naruto menyebar cepat di istana. Ada yang ikut bahagia tapi ada juga yang memperlihatkan ke iriannya secara terang-terangan.

Di tempat lain di salah satu manshion.

"Pastikan, si brengsek itu tak bisa mendapatkan keturunan , habisi dia, Istrinya dan juga calon anaknya. "

"Baik yang mulia, kami akan lakukan perintah anda. "

Setelah para pengawalnya pergi pria dewasa itu menyeringai sambil meminum araknya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 24, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My prince Where stories live. Discover now