07

2.8K 291 40
                                    

Suara siulan menghentikan aktivitas Itachi untuk mengerjai Naruto, dia masih belum puas melihat raut wajah kesal itu.

"Aniki kau tidak puas di atas ranjang,sekarang mau di atas rumput.Benar-benar agresif." ucap Sasuke dengan nada datarnya sesekali menyeringai nakal ke arah  Naruto yang membenarkan pakaiannya yang sempat terbuka .

Naruto hanya menatap garang Sasuke.Sasuke  hanya tertawa geli.

"Aniki ada sesuatu yang harus kita bahas,jadi bisakah aniki meninggalkan kakak ipar sebentar."

"Hn." hanya itu jawaban dari Itachi dia segera berjalan .

"Kakak ipar  maaf harus jadi janda sebentar."

"Pergi sana,sebelum ku penggal kepalamu." ucap Naruto kesal sambil menodongkan pedang ke arah mereka berdua.

Sasuke hanya tertawa geli,di luar  ia  terkenal sebagai pangeran yang arogan,hanya di hadapan kakaknya dan kakak iparnya ia bisa terbuka dan  bersikap hangat.

"Ok,kakak ipar jangan kangen padaku okay."

"Menyebalkan."gerutu Naruto,pangeran bernama Sasuke itu membuat Naruto bingung,jika di hadapan keluarga kerajaan yang lain dia selalu berwajah datar dan tanpa ekspresi.

Hah,Naruto menghela nafasnya yang lelah dan sedikit jengkel.

Tapi tak lama seorang dayang menghampirinya.

"Yang mulia ,yang mulia ratu datang berkunjung."ucap sang dayang.

Naruto membenarkan pakaiannya lalu dia berdehem.

"Dimana sekarang?"tanya Naruto yang mulai merubah  sikapnya .

"Diruang baca,mari saya antarkan yang mulia."

"Terimakasih."ucap Naruto sambil berjalan di belakang dayangnya.

Tak lama sampai di ruang baca,Naruto memberi hormat pada  Ratu Sima.

"Apa kabarmu Tuan putri?"tanya basa-basi.

Dengan santai tanpa tegang sedikitpun dia menatap mata yang tengah mengintimidasinya.

"Seperti yang mulia ketahui aku baik-baik saja."jawab Naruto.

"Wanita ini tukang jilat lidah." batin Naruto menilai ibu dari suaminya itu.

"Meskipun kau bukan anak seorang bangsawan ,untuk tatakramamu lumayan cukup,yah secara kau preman pasar dan putri seorang dayang."

"Lidah itu benar-benar tajam."

"Terimakasih atas kebaikan hatinya yang mulia ,karna lidah anda sangat berani memuji  preman seperti saya."jawaban dari Naruto itu membuat urat-urat di wajah sang ratu  sudah menegang.

"Hm sudah terbawa suasana rupanya?"

"Begitu!"Tapi aku mau kau tak mengecewakan keinginan yang mulia lagi aku berharap engkau bisa memberikan calon penerus yang sempurna dari pangeran ke enam."

"Maunya begitu yang mulia,tapi saya bukan tuhan yang bisa menentukan segalanya."

"Aku tidak mau kecewa lagi dengan menantu menantuku,semuanya tak becus menjadikan salah satu putraku menjadi raja,dan aku harap kau ada di pihakku?"ucap Sang ratu sedikit mengancam.

Naruto tanpa tegang sedikitpun menjawab,lalu dia berkata.

"Aku di pihak Netral ,meskipun suamiku  membela yang mulia,aku tak bisa membela yang mulia sebagai ibunya  dan sebagai mertua saya  atau membela pihak permaisuri aturan saya ,siapa yang benar dia kawan dan siapa yang salah dia lawan."jawab Naruto tegas dia menatap sang ratu  sekaligus ibu mertuanya dengan tatapan datar tanpa Exspresi.

My prince Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt